NovelToon NovelToon
Gadis Dari Utara

Gadis Dari Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Pengawal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: moonlightna

SEASON 1!

Di balik luasnya wilayah utara, setelah kematian Duke Xander. Desa Valters hampir punah dan hancur.

Desa Valters desa yang tidak mengetahui titisan Xander...

Daren... seorang gadis berambut perak, di buang dan dibesarkan sebagai prajurit di barak utara yang ilegal. Tanpa identitas ia tidak tahu siapa dirinya, hanya tahu bahwa hidupnya adalah tentang bertahan.

Namun, saat pasukan Kekaisaran menyerbu barak utara. Ada nama yang dibisikkan. Xander Estelle. Ada mata-mata yang mulai memperhatikannya. Dan di ujung dunia, dari reruntuhan wilayah Utara yang dibekukan oleh sejarah, sesuatu yang mengerikan mulai bergerak.

Hidupnya mulai bergerak menuju takdir yang tak pernah ia minta. Tapi mungkinkah hidupnya juga akan berubah… menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar bertahan?

Di tengah perubahan hidup dan pengakuan darahnya, adakah sosok yang membuatnya semakin kuat? seseorang yang menantangnya untuk berdiri, meski dunia ingin menjatuhkannya?

Happy reading 🌷🌷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonlightna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WARISAN YANG TERPOTONG

Langit di utara bukan biru yang tenang. Ia selalu kelabu, membawa awan berat yang menggantung seperti firasat buruk yang tak pernah selesai. Angin menggigit, dan salju turun lebih dini dari biasanya, menyelimuti puncak-puncak rumah di Desa valters , perbatasan utara Kekaisaran Balderans.

Di dalam benteng tua yang megah namun tak bernyawa, seorang pria bertubuh tinggi dan berseragam kesatria agung berdiri membelakangi jendela besar. Di luar, ribuan pasukan di bawah panjinya telah kembali dari medan perang yang tak adil, perang saudara kecil yang seharusnya tak terjadi. Perang yang ia menangkan, tetapi ia tahu, bukan kemenangan yang membuatnya kembali hari itu. Ada sesuatu yang lebih gelap menyusup dalam kabut.

Duke Xander Estelle, sang Penjaga Utara, pemilik lambang singa bersayap di atas medan salju, terbatuk keras... darah segar menyembur dari bibirnya. Tubuhnya yang dahulu digerakkan oleh kehormatan kini mulai tunduk pada racun yang lambat, tak kentara namun mematikan. Ia sudah tahu. Ia tak akan bertahan malam ini.

“Daren…” gumamnya, suaranya berat, ditelan oleh lorong-lorong batu yang membatu.

Di ruangan sebelah, seorang bayi perempuan terbaring dalam kain wol, menangis sepelan salju yang jatuh. Ibunya, Duchess sintya Estelle, perempuan bangsawan dari selatan yang memilih cinta ketimbang gelar. Ia telah menghembuskan napas terakhir, beberapa jam setelah melahirkannya. Wajahnya masih pucat, membeku dalam keheningan, dan ruangan itu kini sunyi, kecuali suara tangis bayi yang kehilangan segalanya sebelum mengerti arti kehilangan.

Duke Xander berjalan terhuyung, mendekati adiknya. Lord Marien, satu-satunya kerabat darah yang tersisa. Wajahnya tegas, tapi matanya menyimpan keraguan.

"Kakak izinkan aku membawanya ke ibu kota. Tidak mungkin ia hidup disini, diantara reruntuhan dan perang yang tak henti,"

Xander menggeleng lemah.

"Tidak Marien. Daren... dia adalah darah utara. Ia akan tumbuh disini, ditanah yang sudah ku jaga. Jaga dia untukku, aku yakin dia akan menjadi seseorang yang dapat memakmurkan desa ini."

Marien menunduk, menyembunyikan kilatan ambisi di balik kesetiaan pura-pura.

"Baik. Aku akan menjaganya... Seperti yang kakak inginkan."

Beberapa hari kemudian.

Kabut turun lebih tebal. Peti mati Xander dibakar menurut adat leluhur. Tidak ada lagu duka, tidak ada rombongan dari ibu kota. Hanya ada penduduk desa, dengan pakaian lusuh dan mata yang kering, sudah terlalu banyak kematian di desa itu. Dan sekarang petinggi desa. Xander yang sudah lama menjaga desa Valters telah gugur dalam peperangan.

Ia menghembuskan napas terakhirnya di medan perang.

Sejak kehilangan istrinya, kondisinya tak pernah benar-benar membaik. Semangatnya seakan menguap bersama kepergian wanita yang paling dicintainya dna melihat anak semata wayangnya tanpa belaian kasih sayang. Ia hidup, tapi kosong. Ia berdiri, tapi tak lagi memiliki tujuan.

Namun hari itu, perang besar tak terelakkan. Sebuah pertempuran yang tak bisa ia hindari, sebuah medan yang memaksa dirinya... Duke utara, untuk turun tangan.

Pria itu, dengan sorot mata tajam, tak punya pilihan lain. Ia menatap Daren yang tertidur di ranjang kecilnya, masih bayi, masih polos, tapi sudah menyimpan luka yang tak bisa dilihat siapa pun.

Sebelum pergi melangkah, Xander menunduk, mendekat, lalu membisikkan kata-kata lembut di telinga anaknya yang tertidur.

“Maafkan Ayah...”

Lalu ia mencium kening Daren.

Sebuah sentuhan penuh kehangatan, namun sarat perpisahan.

Dari jauh, seekor burung gagak hitam melintas di langit. Tanda tua perubahan nasib. dan malam itu, Daren yang baru beberapa hari melihat dunia kini harus hidup dari pengkhianatan pamanya.

Marien memandangi bayi itu, tangannya gemetar saat menyentuh kepala bayi yang belum tahu bahwa dunianya baru saja runtuh. Tapi ambisi adalah sesuatu yang tumbuh dari rasa kecil, dan Marien selalu merasa kecil, tidak dipandang penting. Ia merasa dirinya hanya ada di balik bayang-bayang Xander.

"Daren... Kau adalah halangan bagiku," brisiknya lirih.

"Xander bodoh karena mempercayakan segalanya padaku,"

Dengan diam-diam, tanpa seizin dan sepengetahuan Kaisar, Marien membawa Daren kecil ke barak militer yang berada di utara. Tapi bukan ke ruang utama ketua barak, atau pengadilan barak. Ia menyerahkan Daren pada bagian bawah barak militer, tempat pelatih budak, dan calon prajurit kelas rendah.

Ia menyuap, menyembunyikan identitas Daren. Daren bukan sebagai putri bangsawan, tapi seorang anak "tidak sah" yang di buang.

"Anak itu akan sangat kuat jika kalian melatihnya," ucap Merian. Berlalu meninggalkan barak dan berlalu pergi.

Desa Valters, desa yang selalu Dibanjiri darah kematian. Marien duduk di kursi Duke, tawanya menggema di ruangan yang penuh dengan mutiara, emas dan berlian. Harta yang dititipkan Xander untuk anaknya, kini di pakai untuk menyenangkan hidup Marien.

Sementara itu, di salah satu sudut paling terlupakan dari kompleks pelatihan militer, seorang bayi perempuan menangis.

Tangisnya tidak kencang. Tidak nyaring. Tapi lirih dan panjang, seperti suara luka yang tidak pernah dihibur. Bayi itu, dengan rambut perak pucat dan mata hijau yang belum bisa benar-benar terbuka, tergeletak di atas alas jerami tipis di sebuah ruangan kosong yang bahkan tidak layak disebut kamar.

Namanya Daren.

Dan sejak hari ia di buang ke barak militer. , hidupnya dimulai bukan dengan pelukan, tapi dengan penolakan.

Makanan yang diberikan padanya adalah bubur dingin yang hampir basi. Namun terkadang salah satu pelayan yang merasa iba, menyelinap masuk utnuk memberikan Daren susu.

Bagi Daren, teriakan jadi pengganti nyanyian tidur.

Usapan menjadi dorongan kasar.

Dan cinta... adalah hal asing yang tak pernah diajarkan.

Setiap malam, suara tangisan Daren menyelinap di antara suara serangga dan rantai latihan. Tapi tak ada yang datang membujuk. Tak ada yang menyelimuti.

Tapi, tubuh kecil itu terus hidup.

Terus bertahan.

Hari demi hari, napasnya menjadi kuat. Tangisnya mulai jarang terdengar, bukan karena tidak ingin menangis, tapi karena ia tahu tak ada gunanya.

Dia belajar berjalan bukan karena diajar. Tapi karena jika ia tidak bangkit, ia akan diinjak oleh waktu.

Banyak desa mulai bertanya-tanya, kemana perginya Duke Xander?

Sosok pemimpin yang dulu berdiri paling depan dalam badai, kini lenyap tanpa jejak. Tak ada pengumuman resmi. Tak ada upacara keberangkatan. Hanya keheningan yang menyelimuti nama besarnya dan istanya. Beberapa rakyat percaya ia dikirim untuk misi rahasia kerajaan. Beberapa lainnya berbisik bahwa ia telah gugur dalam tugas, namun tubuhnya tidak pernah kembali. Ada pula yang berani bersumpah telah melihatnya terakhir kali di perbatasan utara, berjalan sendirian ke dalam kabut.

Namun, satu hal yang pasti: kepergian Xander diselimuti kabut misteri yang tak terjelaskan. Bahkan kaisar pun tidak mengetahuinya.

Hanya segelintir orang tahu kebenarannya. Dan mereka memilih diam, karena Marien adiknya telah membungkam mereka. Bahkan para pelayan yang sudah lama bekerja di kediaman Duke Xander.

1
Hatus
Kasihan banget Daren, masih bayi tapi cobaan hidupnya berat banget😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!