Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.
Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.
Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Pernikahan sang Suami
FLASH BACK 5
Di sebuah cafe mewah akhirnya Satria bertemu dengan Rico . Tentu saja anak buah Satria yang membawa Rico sampai ke tempat ini. Mereka datang ke kantor Rico dan membawanya menemui Satria. Jangan ditanya bagaimana perasaan Rico saat ini. Tentu saja antara khawatir, cemas, dan ada perasaan takut kalau Satria akan berbuat buruk padanya bahkan memenjarakannya karena perbuatan Rico kepada Viviana.
Satria duduk berhadapan dengan Rico. Satria menatap tajam ke arah Rico, seperti harimau yang hendak memakan mangsanya. Iya, bisa terlihat di sana jika Satria menahan amarah kepada Rico. Kalau bukan karena sang adik yang sedang terkapar di rumah sakit, tentu saja Satria tidak sudi untuk bertemu lagi dengan Rico. Kalau perlu dia lenyapkan saja pria di hadapannya itu.
Mendapat tatapan tajam dari Satria, tentu saja nyali Rico menciut. Dia hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu sudah menghancurkan masa depan adik saya... Dan sekarang, karena kamu adik saya harus masuk rumah sakit. Kalau bukan karena adik saya yang cinta buta sama kamu, dari kemarin saya sudah membunuh kamu, b*j*ng*n..." ucap Satria dengan penuh penekanan.
"Maaf... Maafkan saya... Saya tidak bermaksud seperti itu. Ta... Tapi... Semua karena keadaan... Maafkan saya..." sahut Rico memohon pada Satria.
"Ta..tadi pak Satria bilang Viviana masuk rumah sakit...? Me...memangnya apa yang terjadi sama Viviana...?" tanya Rico.
"Dia melakukan percobaan bunuh diri..." jawab Satria.
"A...apa...?" Rico kaget.
"Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu..." ucap Satria dengan dingin.
"A...apa yang harus saya lakukan...?" tanya Rico memberanikan diri menatap Satria.
"Tentu saja menikahinya b*go...!" Satria menggebrak meja.
Tentu saja aksi Satria itu membuat beberapa pengunjung cafe menoleh padanya. Namun Satria tetap cuek dan tidak perduli dengan tatapan orang- orang di sekelilingnya. Hatinya masih di selimuti rasa marah namun dia tetap harus bisa mengendalikan dirinya.
"Ba...baik... Ta..tapi pak Satria tahu kan kalau saya sudah punya istri...?" Satria hanya melirik tajam sekilas ke arah Rico.
"Mak..maksudnya saya siap mempertanggung jawabkan perbuatan saya dengan menikahi Viviana. Ta..tapi saya tidak mau istri saya tahu soal ini. Saya tidak mau menyakiti hatinya. Tolong rahasiakan semua ini dari istri saya..." ucap Rico.
Mendengar ucapan Rico, Satria tersenyum sinis. Bagaimana tidak, Rico bilang dia tidak ingin menyakiti istrinya, namun dia mau tidur dengan perempuan lain.
"Saya tidak perduli dengan istrimu. Saya hanya perduli dengan adik saya. Adik saya mau kamu menikahinya. Tapi asal kamu tahu, saya tidak sudi menikahkan kamu dengan adik saya, tapi adik saja memilih menyakiti dirinya sendiri karena tidak dinikahkan denganmu. Kamu sudah membaut adik saya buta karena cinta. .." ucap Satria.
"Saya melakukan ini demi adik saya. Temui dia di rumah sakit. Dan secepatnya kalian menikah. Saya tidak mau hal buruk terjadi lagi dengan adik saya...." sambung Satria.
"Ba...bik..." jawab Rico.
Iya, bibir Rico dengan mudah mengatakan dia bersedia menikah dengan Viviana. Karena dia sadar, dialah yang sudah merusak masa depannya. Namun di sisi lain ada rasa bersalah yang begitu besar pada sang istri. Sofia, istri yang sudah menemaninya selama enam tahun tapi tanpa sepengetahuannya dia mengkhianatinya.
"Maaf pak Satria, tapi saya harus membicarakannya dengan mama saya. Biar bagaimana pun beliau harus tahu soal ini..." ucap Rico.
"Baik, setelah kamu memberitahu orang tuamu, cepatlah temui Viviana di rumah sakit..." sahut Satria.
"Tapi ingat, jika kamu berbohong dan tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatanmu sama Viviana, kamu akan tahu akibatnya. Saya tahu perusahaan kamu. Dan saya bisa membuat perusahaanmu bangkrut dalam sekejap, dan saya bisa saja melenyapkanmu tanpa jejak.Kamu mengerti...?" ucap Satria tidak main- main.
"I...iya...pak Satria tenang saja, saya tidak akan mungkin membohongi pak Satria..." jawab Rico dengan terbata.
Setelah bertemu dengan Satria, Rico pun langsung pulang ke rumah. Dia harus memberitahu sang mama soal Viviana.
"Lho mas, kok tumben masih siang sudah pulang...?" tanya Sofia begitu sang suami masuk ke ruang tengah. Sedangkan jam di dinding baru menunjukkan pukul dua siang.
"Iya, aku mau ngambil berkas yang ketinggalan. Nanti kembali ke kantor..." jawab Rico.
"Oh..."
"Oya mama mana...?" tanya Rico.
"Ada di kamarnya..." jawab Sofia.
"Aku mau ketemu sama mama dulu..." ucap Rico.
Rico bergegas masuk ke kamar mamanya. Sampai di kamar sang mama, Rico langsung menceritakan permasalahan yang sedang dia hadapi.
"Hah....? Viviana anak dari tuan Wardhana...?" bu Irma kaget mendengar cerita Rico.
"Iya mah..."
"Kamu bagaimana sih Rico, bisa- bisanya kamu membuat masalah dengan keluarga mereka. Keluarg Wardhana itu sangat berpengaruh. Kamu bisa celaka Rico..." bu Irma kesal.
"Nggak mah, justru pak Satria minta Rico untuk tanggung jawab dan Rico harus menikahi Viviana secepatnya...!" sahut Rico.
"Apa...? Me..menikah...? Kamu di minta menikahi anak dari keluarga Wardhana...? Yang benar Rico...?" bu Irma terlihat senang.
"Iya mah..."
"Ya bagus itu, harusnya kamu senang Rico, mama juga bangga kalau bisa menjadi bagian keluarga Wardhana..." sahut bu Irma.
"Tapi Mah, bagaimana dengan Sofia...? Rico tidak tega mengkhianati dia mah, perasaannya pasti hancur kalau tahu akan hal ini..." Rico merasa khawatir.
"Halah sudah lah, semua sudah terjadi. Kamu memang sudah mengkhianati istrimu, karena kamu sudah tidur dengan putri keluarga Wardhana. Yang penting sekarang kamu persiapkan saja pernikahan kamu sama Viviana..." sahut bu Irma.
"Mah,tapi Rico mohon jangan kasih tahu Sofia soal ini. Kasihan dia mah..." ucap Rico.
"Iya kamu tenang saja..."
"Tapi mah, Rico benar- benar merasa bersalah pada Sofia mah..." ucap Rico tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.
"Halah sudahlah... Jangan pikirkan Sofia. Laki- laki itu tidak ada salahnya mempunyai istri lebih dari satu. Lagi pula istrimu itu kan mandul. Sudah enam tahun menikah, tapi belum hamil juga. Mama berharap istri keduamu nanti yang akan segera memberi mama cucu. Mama sudah tidak sabar ingin menimang cucu..." sahut bu Irma dengan muka sumringah membayangkan punya cucu keturunan keluarga Wardhana.
"Sudah sana , kamu temui Viviana, dan tanyakan pada keluarganya kapan kalian akan menikah..." ucap bu Irma.
Setelah berbicara dengan sang mama, Rico lalu pergi ke rumah sakit untuk menemui Viviana. Sebelumnya Viviana juga sudah diberitahu oleh Satria jika dia sudah merestui hubungannya dengan Rico.
Tentu saja Viviana terlihat gembira sekali mendengar kabar itu. Dia pun kembali bersemangat lagi, dan sekarang dia sedang menunggu kedatangan Rico.
Tak lama kemudian Rico pun datang menemui Viviana. Senyum bahagia pun terlihat di bibir Viviana karena bisa bertemu lagi dengan laki- laki yang begitu dia cintai. Viviana langsung memeluk Rico dengan erat. Iya, Viviana memeluknya lama sekali ,seperti enggan untuk dipisahkan kembali dengan Rico.
🐓🐓🐓🐓🐓
Satu minggu kemudian acara pernikahan Rico dan Viviana pun dilangsungkan. Pernikahan dilakukan di sebuah hotel mewah dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan teman- teman Viviana saja. Sementara dari pihak Rico hanya ada Rico,bu Irma dan paman Rico yang tinggal di Singa Pura.
Rico sengaja tidak mengundang keluarga besarnya karena khawatir mereka akan memberitahu Sofia. Rico pun beralasan pada Sofia jika dia akan pergi mengurus cabang perusahaannya di Surabaya yang sedang ada sedikit kendala. Sementara bu Irama pamit pada Sofia akan menginap di rumah saudara.
Sofia pun percaya saja dengan ucapan keduanya. Dia hanya tinggal berdua dengan bi Iyam di rumah.
Walaupun acara pernikahan hanya dihadiri oleh kuarga dekat dan teman- teman Vivi saja, namun pernikahan itu terlihat sangat mewah. Iya tentu saja, keluarga Wardhana tidak mungkin hanya mengadakan pesta kecil. Harta mereka melimpah, mereka sudah terbiasa dengan kemewahan.
Jangankan mengadakan pesta pernikahan, pesta ulang tahun saja mereka selalu merayakannya di hotel berbintang. Rico dan Viviana terlihat tampan dan anggun berbalut gaun pengantin super mewah rancangan desainer ternama.
Dalam akad nikah, Satria berperan sebagai wali nikah untuk Viviana. Rico memberikan mas kawin sebuah apartemen mewah untuk Viviana.
Setelah akad nikah selesai, malam harinya langsung diadakan resepsi. Rico dan Viviana bak raja dan ratu yang duduk di singgasana. Para tamu menyalami mereka satu per satu. Senyum pun terus terukir dari bibir kedua mempelai yang sedang dimabuk cinta.
Tak hanya Rico dan Viviana yang tersenyum sepanjang acara resepsi ,namun senyuman pun terus terlihat dari bibir bu Irma. Bagaimana dia tidak bangga bisa berbesanan dengan keluarga Wardhana.
Satria dan nyonya Merry pun turut merasa bahagia melihat kebahagiaan Viviana. Walaupun sebenarnya buka Rico yang mereka harapkan untuk menjadi menantu di keluarga Wardhana. Di samping Rico tidak sepadan dengan mereka, Rico juga sudah mempunyai seorang istri.
Bagaimana mungkin putri keluarga Wardhana hanya dijadikan sebagai istri kedua. Padahal dengan kecantikan yang Vivi punya, dia bisa mendapatkan laki- laki yang masih single dan jauh lebih baik dari Rico. Tapi mau bagaimana lagi itu semua sudah menjadi kemauan Viviana untuk memilih Rico.
Satria dan nyonya Merry tidak bisa berbuat apa- apa selain menuruti apa kata Viviana. Yang terpenting bagi mereka adalah melihat kebahagiaan Viviana.
Seperti malam ini, Satria dan nyonya Merry ikut bahagia melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh Viviana.
Dua jam kemudian acara resepsi pun selesai. Satria dan nyonya Merry pulang ke rumah. Sedangkan bu Irma dan sang adik menginap di hotel. Sementara itu kedua pengantin baru yaitu Rico dan Viviana juga menginap di hotel yang sama dengan hotel yang digunakan untuk acara resepsi. Tentu saja kamar pengantin mewah sudah dipersiapkan oleh mereka berdua.
Rico dan Viviana memasuki kamar pengantin. Rico membopong Viviana lalu membaringkannya di tempat tidur. Setelah keduanya membersikan diri mereka pun langsung melakukan ritual malam pertama. Iya, walaupun ritual seperti itu sudah mereka lalukan sebelumnya waktu di hotel minggu lalu.
Namun walaupun begitu tidak mengurangi keindahan dan keromantisan yang mereka lalui di malam itu. Mereka begitu bergairah melakukan malam pengantin di atas tempat tidur hotel berbintang. Iya ,malam ini adalah malam milik mereka berdua.
Hingga pagi menjelang mereka terus melakukannya hingga benar- benar puas. Walaupun ini baru ketiga kalinya buat Vivi melakukan hubungan suami istri, tapi dia begitu pandai memuaskan Rico. Hingga Rico melupakan bahwa di rumahnya ada seorang istri yang sedang merindukannya. Seorang istri yang tidur seorang diri tanpa dekapannya.
Iya, dua minggu lamanya Rico meninggalkan Sofia dengan alasan mengurus perusahaan di Surabaya. Padahal Rico masih ada di sekitaran kota Jakarta menginap di hotel bersama istri mudanya. Rico pun sengaja tidak mengaktifkan ponselnya karena tidak ingin ada yang mengganggu bulan madunya bersama Viviana. Dia hanya mengabari Sofia lewat pesan singkat untuk menanyakan kabarnya. Setelah Sofia membalas pesannya dan mengatakan dia baik- baik saja Rico kembali mematikan ponselnya dan kembali bermesraan dengan istri mudanya.
Dua minggu kemudian Rico kembali pulang ke rumah menemui sang istri. Tentu saja Sofia begitu bahagia sang suami sudah kembali. Dua minggu berpisah dengannya, tentu saja Sofia merasakan rindu yang luar biasa. Iya, tentu saja, karena ini pertama kalinya Rico meninggalkannya sampai berminggu- minggu.
Malam harinya pun mereka tidur bersama. Karena kangen, Sofia meminta haknya sebagai istri. Iya, selama dua minggu ini Sofia sudah bersusah payah menahan hasratnya. Dan setelah sang suami pulang tentu saja dia ingin menumpahkan segala kerinduan dan hasrat terpendamnya.
Namun Rico seperti tidak bersemangat. Dia terlihat lesu dan mengatakan jika dia sedang capek akibat perjalanan jauh.
"Sayang, besok malam saja ya, hari ini aku capek banget..." ucap Rico.
Mendengar ucapan sang suami yang menolak keinginannya secara halus, Sofia pun sedikit kecewa. Namun dia berusaha untuk mengerti kondisi sang suami yang memang terlihat letih.
Sofia pun memilih tidur memunggungi sang suami. Melihat sang istri ngambek Rico pun merasa tidak enak hati. Rico paham, dua minggu dia telah meninggalkannya seorang diri. Tentu saja Sofia begitu menginginkannya.
Rico pun tak tega, dan akhirnya Rico memenuhi permintaan sang istri walaupun dia sendiri begitu lelah. Bagaiman tidak lelah sebelum dia pulang ke rumah menemui sang istri, dia sudah diberi bekal oleh istri ke duanya.
Iya, sebelum Rico pulang dia dan Viviana main beberapa ronde terlebih dulu hingga Rico puas. Dan ketika sampai rumah tentu saja tenaga sudah habis. Tapi demi Sofia dia rela melakukannya lagi walaupun dengan sisa tenaga yang hanya tinggal berapa persen saja.
Dan pada akhirnya ketika melakukannya bersama dengan Sofia, miliknya tidak bertahan lama. Belum ada lima menit sudah loyo. Dan Sofia pun kembali kecewa.
FLASH BACK OFF
Bersambung.....
smuanya trbongkar.... viviana sndiri yg menggurkn kndungannya...
& tak ada lgi ksempatan buat rico kmbali dgn sofia...
ya g pp wes.... klo utuk mnjemput bahagia yg akn datang.... hrus lewat pnderitaan hidup dgn rico trlbh dahulu....
pdahal viviana hbis minum obat penggugur janin.... sengaja cari ribut dgn sofia...