Khansa, seorang gadis kampung yang terlahir dari keluarga miskin, menjalin hubungan asmara dengan seorang pria dari keluarga kaya bernama Wandy...namun Khansa harus menelan pilihan pahit saat tau calom suaminya yang sudah beberapa tahun menjalin hubungan kandas..karena Wandy memilih menikah dengan wanita lain...Wandy dan keluarganya bersekongkol untuk membohongi Khansa dan keluarganya...Khansa merasa hancur dan memilih pergi menyendiri di tengah hutan....namun dalam kehancurannya diisi dengan kehadiran seseorang yang membalut lukanya dan mengubah hidup Khansa dari miskin menjadi orang terkaya di kampungnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Ternyata malam itu adalah perdebatan terakhir pak Asraf bersama anak dan istrinya...karena tidak ada uang dan tak ada seorangpun tetangga yang mau meminjamkan uang untuk bu Tika membawa pak Asraf ke rumah sakit...
bekas gigitan binatang mirip lebah itu ternyata pecah dan mengeluarkan bau yang tak sedap...pak Asraf juga ikut demam karena efek dari luka itu...dia sepanjang malam tidak bisa memejamkan matanya hingga pagi keluarga Khansa di kejutkan dengan kepergian pak Asraf secara mendadak...
Keesokan harinya....
"Arumi, nak bangunin bapakmu, suruh masuk kedalam biar ibu buatkan teh sisa gula sedikit.. sudah sakit betah sekali tidur di luar" kata bu Tika menyuruh anaknya membangunkan pak Asraf..
"Biarin aja bu..nanti bapak marah lagi sama aku...!!" kata Arumi cuek tidak mau bangunin pak Asraf...
"Ya udah bu biar Khansa saja yang bangunin bapak..." gegas Khansa keluar menghampiri pak Asraf yang terbaring di depan rumah repot itu...
Khansa gadis yang memiliki hati selembut sultra...sekejam apapun pak Asraf kepadanya dia tidak sedikit pun menyimpan dendam pada ayahnya itu...
"Pah...bangun masuk kedalam si luar sangat dingin..." kata Khansa namun pak Asraf bergeming nggak ada sahutan sama sekali dari beliau...Khansa memberanikan diri untuk menyentuh tubuh pak Asraf...saat Khansa menyentuh tangan pak Asraf tubuhnya dingin baikan es dan agak sedikit kaku Khansa terkejut...
"Astagfirullah..tubuh bapak kok dingin banget...!!" Khansa kembali mengundang tubuh pak Asraf tapi sudah tidak bergerak...
"Bu...ibu...bapak bu.. bapak nggak bergerak..." panggil Khansa panik sambil Mengguncang tubuh pak Asraf berharap bersuara tapi sayang tidak ada jawaban..
Teriakan Khansa tentu saja membuat bu Tika panik begitu juga dengan Arumi dan Chana...mereka segera berlari keluar untuk memastikan keadaan Asraf...tangan luka gigitan binatang itu tiba-tiba mengering dan langsung kempes padahal awalnya sangat besar dan keluar bau tak sedap..
"Bapak kenapa kak...??" tanya Chana..
"Pah...bangun pah...jangan bercanda gini tidak lucu..." bu Tika menguncang tubuh suaminya namun sayang nggak ada respon..
Berulang kali bu Tika dan ketiga anaknya memanggil nama Asraf tapi tetap saja tidak ada respon dan pergerakan...nafas pak Asraf sudah tidak ada, nadi pak Asraf juga tidak berdenyut lagi menandakan jika pak Asraf sudah meninggal dunia...
Seandainya mereka punya uang pasti sudah dibawa ke rumah sakit...tapi bagaimana mereka bisa kerumah sakit makan aja susah...
Tangis bu Tika dan ketiga anaknya pecah...biar di masa hidup pak Asraf begitu kejam..tapi namanya seorang anak kasih sayang itu tetap ada pada orang tuanya...
"Bapak....!!" panggil Chana memeluk jasad pak Asraf yang sudah kaku sepertinya tanpa pengetahuan bu Tika dan ketiga anaknya pak Asraf sudah meninggal dari jam 3 dini hari..
"Berarti semalam itu bukan mimpi tapi kenyataan...namun siapa yang memberitahu ku itu soal kematian bapak...!!" batin Khansa.
Tadi malam saat semua orang tertidur Khansa di datangi oleh pria yang selama ini menjaganya...ia diberitahu jika pak Asraf sudah meninggal tapi Khansa mengira ia hanya mimpi...
"Ibu apa yang harus kita lakukan...!!" tanya Khansa menatap bu Tika...
"Ya kita ikhlaskan kepergian ayah kalian...mungkin sudah takdirnya begini..."
Berita meninggalnya pak Asraf dengan cepat menyebar ke penjuru kampung, tapi hanya beberapa orang saja yang masih memiliki hati mulia untuk datang membantu...mengurus pemakaman pak Asraf baik tetangga maupun keluarga Wandy bahkan keluarga Nova tidak ada yang datang...hanya karena pak Asraf adalah satu-satunya orang miskin di kampung itu di tambah lagi dengan masalah Khansa...
Tak lama kemudian datang pak RT dan beberapa orang...mereka langsung mengangkat jasad pak Asraf yang masih tergeletak di luar dan mereka memandikan agar segera di makamkan...rencana akan di makamkan di samping Gali putra-nya...
"Pak Malik tolong bantu mandikan jenazah dan langsung kafani aja..." kata pak Rt..
"Baik pak Rt..!!" karena tak ada orang yang datang bahkan keluarga dari pak Asraf pun nggak datang setelah selesai di mandikan langsung di makamkan...
Baru 2 minggu yang lalu Gali meninggal dan sekarang pak Asraf nyusul kesedihan hati Khansa dan keluarganya semakin menumpuk...
Keluarga Khansa merasakan kesedihan yang mendalam karena dari kedua keluarganya yang meninggal para tetangga seolah menutup mata dan telinga...sama sekali tidak ada simpati untuk datang meringankan beban duka mereka...
"Percuma tinggal di kampung ini...lebih baik tinggal di hutan bergaul dengan iblis atau jin dari pada tinggal di tengah-tengah makluk berwujud manusia tapi berhati iblis...akan ku balas semua hinaan ini suatu saat nanti jika aku sukses...inilah sumpahku...!!" tiba-tiba kilat menyambar dari langit seolah ikut menyahut perkataan Khansa...
Seperti sebelumnya tidak ada acara tahlilan di rumah...karena tidak ada orang yang datang...
Sekarang tinggal bu Tika bersama ketiga anaknya di rumah reot kecil itu...
Sore harinya tiba-tiba saja Nova datang kerumah Khansa...dengan membawa beras 5kg dan uang...tidak ada perasaan iba sedikit pun dalam hatinya...padahal yang meninggal adalah pamannya..
"Brukkkkk..ini ya ada beras dari mertuaku ya hitung-hitung cukup lah kalian makan satu bulan...dari pada kelaparan nggak bisa makan..mertuaku masih punya hati nurani mengirim beras untuk kalian..walaupun sebenarnya berasal ini sudah lama biasa di kasih makan ayam..." Nova meletakan beras dengan kasar di lantai tanah sehingga agak sedikit tumpah keluar...nampak jelas beras yang sudah tidak layak di makan..Nova tersenyum ngejek menatap Khansa..
Baik bu Tika maupun Khansa belum ada yang buka suara mereka membiarkan Nova berbicara sampai selesai..
"Dan ini ada uang dariku...ya maklum lah ada sisa uang belanjaku yang di berikan mas Wandy..cukuplah untuk beli ayah 1kg secarakan selama ini kalian tidak perna makan daging ayam...aku memang sudah menjadi nyonya Wandy tapi aku masih ingat kok kalau kamu masih saudaraku..." sama seperti beras tadi tanpa memiliki sopan santun dan belas kasihan Nova melempar sebuah amplop kewajah Khansa...
"Brakkkkk..." Arumi mengambil amplop itu dan melempar ke wajah Nova dengan kasar..." Dasar manusia sombong...ingat karma itu ada...bawa pulang uang dan beras mu kita tidak butuh..." kata Arumi..
"Kau....!!" kata Nova dengan penuh amarah...
"Apa..mau mukul, dasar pelakor...!!" hardik Chana...sebagai adik masih sakit hati dengan Nova dan keluarganya..
"Ya benar kata Amira ambil uang ini dan berasmu karena kami tidak butuh..tanpa uang dan beras busuk ini kami tetap hidup...sekarang aku minta kamu pergi dari sini...!!" kata Khansa menatap Nova dengan tatapan tajam.
"Oalah miskin aja sombong banget..!! sudah merasa kaya kamu? rumah aja reot bentar lagi roboh sok menolak pemberian orang...masih bagus aku punya hati untuk mau membantu malah di tolak dasar tidak tau diri..." sahut Nova.
"Begitu tinggi kesombongan mu sampai kau tidak bisa menghargai orang yang sedang berduka...semoga kamu tidak merasakan hal yang sama..apa gunanya kamu kuliah sampai sarjana tapi tidak ada sopan santun mu sama sekali...ingat Nova orang yang meninggal itu adalah paman kamu bukan orang lain.." ucap bu Tika yang sudah tidak tahan lagi
"Cuiiiii...maaf ya aku nggak punya ikatan keluarga dengan orang miskin seperti kalian...jijik...!!" Nova membuang ludah tepat di depan mata bu Tika dia cengengesan memanda rendah bu Tika, Khansa menatap tajam ke arah Wandy yang sejak tadi hanya diam saja...tatapan Khansa penuh dendam dan kebencian...
Bersambung...