Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Satu kamar yang sama,bukan sama dengan apa yang Yudha pernah lihat sebelum nya.Ini bahkan lebih besar,satu box bayi sudah berada di samping ranjang dimana Yesha tidur.
Tidak langsung duduk di tepian nya, Yudha bahkan sungkan untuk mengenal lebih kamar itu.
Ceklek!
Suara pintu membuat nya menoleh ke belakang,dengan hati-hati pria itu meletakan bayi nya di box lalu mendekati Yesha yang membawa tas dan alat pumping.
Beberapa bawaan berpindah di tangan Yudha,ia meletakan di meja yang cukup jauh dari ranjang.
"Terimakasih". Ucap Yesha.
Wanita itu pikir Yudha akan melangkah ke pintu lalu pergi.
"Kenapa masih disini?". Tanya Yesha.
"Aku akan memastikan istri dan anak ku tertidur lelap lalu aku bisa pergi Yesha,lagi pula aku tidak akan macam-macam.Kamu jangan merasa takut".
Masih lembut dan tentu saja Yudha sangat hati-hati bicara dengan Yesha istrinya saat ini.
Yesha berdecak,bukan Yudha namanya jika tidak keras kepala.Meninggalkan Yudha sendiri di sebelah box bayi,Yesha melangkah ke kamar mandi untuk cuci muka dan mengganti pakaian nya.
"Aaaaa!!!..."
Teriakan itu membuat bayi mereka terkejut,tapi Yudha menempel kan telapak tangan nya di dada hingga ia tenang kembali.Ia pun mendekati pintu kamar mandi.
Tok
Tok
"Yesha kamu tidak apa-apa?". Tanya Yudha.
Yesha membuka pintu lalu menunjuk ke arah saluran air.Yudha pun langsung masuk,dan menemukan sesuatu seperti ulat kaki seribu.
"Bukan kah ini lantai dua,kenapa ada yang seperti ini disini?". Gumam Yudha.
Kamar mandi dengan desain yang sangat modern,kaca nya bahkan bisa dibuka dan bisa melihat pemandangan di luar sana.Seketika otak Yudha traveling tak karuan.
Membuang hewan kecil itu lewat jendela, Yudha menoleh pada Yesha yang sudah memakai piyama.Padahal saat dia masuk Yesha masih memakai handuk.
"Sudah". Ucap Yudha dan hanya dijawab deheman oleh Yesha.
.
.
.
Bertiga dengan bayi yang sudah tertidur sedari tadi, sementara Yesha sudah mengantuk namun masih mempertahankan mata nya untuk terpejam.Ia takut jika Yudha melakukan suatu hal tanpa terduga karena mereka sudah berstatus suami istri.
Jam di dinding menunjukan pukul satu dini hari,televisi masih menyala,sesekali Yudha tersenyum melihat tayangan di sana.Yesha tahu itu.
Detik demi detik hingga jam berikut nya mata Yesha sudah mulai terpejam,Yudha beranjak dari sofa mendekati istri dan anak nya.Bayi itu begitu penurut dan patuh,sesekali menggerakkan tangan,kaki,atau kelopak mata.Kulit yang begitu halus dan lembut.Yudha menyentuhnya sekali lagi dan tersenyum.
"Terimakasih,karena kamu sudah membuat dia kembali kepada ku.Terimakasih sudah menyatukan kami".
Mencium,tidak.Meski gemas Yudha mengurungkan niat nya mencium,ia tahu jika itu terjadi bayi nya akan menangis.
Membenarkan selimut Yesha,ia duduk di tepian ranjang.
Sebentar,hanya sebentar.
Gumam nya dalam hati,ia ingin melihat wajah yang hampir satu tahun tak ia jumpai di belahan dunia manapun.Wajah nya berhasil membuat Yudha tidak bisa berpaling,walau hanya sekedar berkenalan lebih dalam lagi dengan wanita lain.
Rekan kerja yang menjalani kasih bersama nya selama satu tahun lebih dan gagal saat sehari sebelum pernikahan.Yesha Kamania,anak bungsu dari Hafi Brahmana.Siapa sangka wanita ini yang mampu membuat Yudha bertekuk lutut di dalam rasa yang pernah mereka jalani,satu keadaan yang pernah mereka lewati,dan beberapa jam yang pernah ia lewati bersama hingga menciptakan bayi mungil nan cantik ke dunia.
Suara dengkuran halus terdengar dari Yesha begitu pula suara bayi yang seakan mulai menangis.
Yudha cekatan dan langsung mengangkat menggendong menjauhi Yesha yang sudah tertidur pulas.
.
.
.
Pagi hari.
"Yesha bangun Yesha,subuh hampir habis!" ucap Mita,wanita itu membuka tirai dan jendela kamar Yesha.
Merentangkan tubuhnya perlahan,memicingkan mata karena silau. Yesha menoleh ke box anak nya yang tak jauh di sebelah.
"Bayi ku mana Bund?".
"Sudah dibawah bersama Yudha".
Seketika Yesha menyibak selimut tebal nya,menahan sakit di area kewanitaan nya ia pun beranjak dari ranjang dan akan melangkah ke pintu.Setakut itu Yesha mendengar bayi nya bersama Yudha yang sudah jelas ayah biologis nya,tak ada alasan apapun dan hanya lelaki itulah yang berani menyentuh nya hingga kini.
Melihat ke gugupan Yesha yang akan keluar dari kamar Mita pun menggeleng.
"Biarkan saja,lagi pula Yudha ayah nya.Ia membawa bayi mu ke rumah nya pun tidak masalah.Barang kali Kakek dan Nenek nya juga ingin merawat". Ucap Mita serius,terlihat di ambang pintu wajah Yesha yang cemberut dan tidak suka.
"Mungkin barang kali Yudha dan bayi mu belum bangun,mereka keluar pukul empat pagi.Bayi mu menangis dan Yudha lah yang menggendong sepanjang malam,berjaga demi anak nya itu hal yang wajar untuk seorang ayah". Imbuh Mita dan itu sukses membuat wajah Yesha semakin cemberut.
Yesha tanpa berucap apapun membuka pintu dan keluar dari sana.Mita yang tahu itu membiarkan saja anak nya bersikap demikian,hal seperti itu wajar terjadi.Terlebih masalah kedua anak nya hingga sekarang masih bertengkar berbisik,entah kapan akan bertemu titik terang dan siapa yang akan mengalah.
.
.
.
Di rumah yang tak begitu jauh dari kediaman Ara.
Pagi ini cuaca benar-benar sangat sejuk,gelap masih terasa meski sebentar lagi matahari terlihat.Embun pagi menelisik hidung,tubuh Yesha menerjang kabut yang tersisa.
Dingin,kulitnya bahkan merasakan itu namun ia tahan demi bayi yang di bawa oleh Yudha sang Ayah baru.
"Permisi!". Ucap nya lantang,mata nya melirik bel di sudut pintu.Ia tak tahu tadi.
Memencet bel tak cukup sekali,pintu pun terbuka.
Mata Yesha sendu,ia tidak berani marah pada seorang wanita di depan nya.
"Tante...".
"Ibu,panggil saya Ibu Yesha". Ucap Leta,namun Yesha tak langsung berucap,ia hanya memandang dengan harapan segera di persilahkan masuk karena di luar dingin.
"Yudha ada di kamar nya,mereka baru tidur setengah jam lalu.Naik lah!..." ucap Leta.
Anggukan Yesha membuat Leta bergeser dan memberikan jalan untuk nya masuk.
Yesha sama sekali tidak tahu kamar Yudha di sebelah mana,ia hanya mendengar ibu mertua nya untuk naik.
Perlahan menaiki menyusuri anak tangga hingga ia berada di depan kamar yang tertutup dan untung saja di daun pintunya terdapat tulisan.
Yudhasoka.
Ragu,tapi Yesha menepis nya demi bayi mereka.
Ceklek!
Hanya kamar dengan ukuran yang tak luas,ranjang yang cukup untuk berdua mungkin.Di sana Yudha mengelilingi ranjang nya dengan bantal besar dan guling,ia tidur di bagian sisi lain,sementara bayi mereka berada di tengah dengan tangan kekar Yudha yang melingkar di area selimut bayi.
.
.
.
To be continue