Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

Mansion Roderick.

Setelah makan malam selesai, Arsy terus menatap ke area sekitar. Sejak kedatangan nya, sosok Galaxy tidak terlihat dimana pun. Ingin bertanya langsung, tapi takut Killian curiga. Sesekali ia menghela nafas, begitu sesak merindukan anaknya.

"Kabarnya, Anda bertunangan dengan Tuan Arsenio keluarga Graham. Kapan pernikahan akan diadakan?" Killian membuka suara bertanya pada Arsy yang mengisi tubuh Pamela, kini mereka semua berada di ruang tamu.

"Ya, tunggu saja kabar baiknya." Jawab Arsy asal.

"Ngomong-ngomong, bukankah Tuan Killian dan Nyonya Arsy sudah mempunyai anak. Kenapa sejak tadi tidak terlihat?" Arsy tak bisa bersabar lagi, ia menaikkan dagu sedikit terlihat angkuh hasil dari Zayn yang mengajarinya siang tadi meskipun sebentar tapi lumayan ia bisa menguasainya.

"Oh, anak kami. Namanya Galaxy, kebetulan jam segini sudah tidur. Sejak kecelakaan, putraku jarang keluar kamar. Ngomong-ngomong, tubuh Anda baik-baik saja?" Killian sengaja balik bertanya agar tak membahas tentang Galaxy lagi.

"Lumayan baik, memang beberapa waktu saya tidak bisa bicara dan kesulitan berjalan tapi hanya sebentar. Istri Anda, apa baik-baik saja? Saya yang mengakibatkan kecelakaan itu, saya merasa menyesal." Arsy menatap wajahnya sendiri yang diisi Pamela.

Pamela membalas tatapan Arsy dengan penuh arti. "Saya baik-baik saja, tenanglah Nona Pamela. Saya bukan pribadi lemah yang akan sakit hanya karena kecelakaan, apalagi merasa sakit oleh kekejaman seseorang."

Killian langsung melotot ke arah Pamela, gadis bar-bar itu hanya mengangkat bahu.

"Tolong maklumi ucapan istri saya, dia masih trauma dengan kecelakaan kemarin." Killian angkat bicara tak ingin ucapan dari sang istri salah ditafsirkan.

Sejenak suasana hening, lalu sebuah teriakan mengagetkan semua orang.

"Honey, aku datang!" Sandra dengan penampilan super sexy, begitu saja mendekat dan langsung mengecup pipi Killian.

Urat di kening Killian terlihat menonjol, sepertinya lelaki itu menahan marah. Sungguh pemandangan yang memalukan disaat ada tamu penting, bukan?

"Kalian jangan salah paham, dia adalah keponakan saya. Sandra, jaga kelakuanmu. Disini ada tamu penting, jangan seenaknya." Tegur Nyonya Camila mendelik ke arah Sandra yang berdiri di samping Killian, terlihat tangannya sudah berada di pundak Killian namun ditepis oleh lelaki itu.

"Sandra! Jaga sikapmu!" desis Killian.

"Tamu penting?" Sandra tak memperdulikan peringatan Nyonya Camila dan Killian, dia mengedarkan tatapannya. "OMG! Kau disini, Pamela! Aku dengar kau baru keluar dari rumah sakit!" dengan semangat Sandra mendekati Pamela yang berisi jiwa Arsy, wanita mur4han itu benar-benar tak menghiraukan etika.

"Siapa?" Arsy memang mengenal Sandra, karena wanita itu sering keluar-masuk Mansion Roderick sebagai kekasih Killian. Kadang menginap dan sangat akrab dengan Nyonya Camila dan juga Cassie sudah seperti menantu di keluarga Roderick.

"Ah! Aku dengar juga kau hilang ingatan, sama seperti Arsy! Jadi itu benar, pantas saja sekarang kau nggak kenal aku. Kita sahabat dekat, bahkan kau bilang aku sudah seperti saudarimu." Ujar Sandra dengan tak tahu malu.

Pamela asli menipiskan bibir, merasa lucu mendengar pengakuan Sandra. Mereka hanyalah sebatas teman bermain dikala bosan, setelah rutinitas pekerjaan yang padat Pamela akan pergi hang out dengan teman-teman di kampusnya dulu. Sandra dekat dengannya pun karena Pamela tak pernah pelit jika berbagi uang, bahkan Pamela pernah memberikan sebuah mobil pada salah satu teman nongkrongnya tapi bukan Sandra.

"Ohiya, kapan kita shopping lagi. Hang out bareng, anak-anak udah sering nanyain kamu." Ujar Sandra lagi terus berbicara meskipun Arsy yang ditubuh Pamela diam saja.

"Wah bagus itu, ternyata kalian sahabatan. Kalau mau pergi shopping nanti ajak Tante ya, Nona Pamela." Nyonya Camila ikut nimbrung, wajahnya berbinar.

"Asik kayaknya tuh, kapan kita bisa pergi?" Cassie ikutan.

Arsy tersenyum dengan wajah tenang, "Maaf Nyonya-Nyonya dan Anda Nona Sandra. Sejak saya kecelakaan, kebiasaan saya sudah berubah. Saya tak suka berbelanja jika tak sedang membutuhkan sesuatu, saya juga tak suka menghambur-hamburkan uang. Kini saya suka memasak dan diam di rumah, seperti Nyonya Arsy."

"Nyonya Arsy, maukah kamu berteman denganku?" menoleh pada Pamela, Arsy mengabaikan Sandra.

"Tentu saja, Nona Pamela. Dengan senang hati," Pamela tersenyum pada Arsy.

"Apa Tuan Killian mengizinkan saya berteman dengan istri Anda?" kini Arsy bertanya pada Killian.

Killian terdiam, lama menjawab akhirnya ia jengah karena semua mata menatap padanya seolah jawaban darinya adalah hal yang sangat penting.

"Silahkan, jika teman istri saya wanita sukses seperti Anda. Tentu saja saya senang," jawab Killian.

"Baik, saya akan sering menelepon Nyonya Arsy kalau begitu. Nanti saat saya mengajak Anda datang ke Mansion saya, Anda harus mau. Ya?" Ujar Arsy pada Pamela, aneh sekali terus bicara pada Pamela tapi memandang wajah sendiri.

"Oke." Jawab Pamela, tentu saja hatinya gembira karena sebentar lagi dia bisa keluar dan datang ke Mansion nya sendiri.

Sedangkan Sandra, Nyonya Camila dan Cassie mencebikkan bibir mereka karena tak suka melihat keakraban Pamela dan Arsy.

"Sudah malam, kami harus pergi." Zayn bangkit dari duduknya.

Semua orang ikut bangkit, Veronica yang sejak tadi hanya diam berjalan ke arah Zayn. "Kak, kapan-kapan main lagi kesini ya."

"Lihat nanti." Jawab singkat Zayn, tak ingin terlalu dekat dengan Veronica.

.

.

Mansion Osmond.

Setelah pulang dari keluarga Roderick, di kediaman keluarga Osmond seseorang sedang menunggu kedatangan Zayn dan Arsy.

"Tuan muda, ada yang menunggu Nona Pamela."

Di perjalanan tadi Zayn sudah diberitahu jika Arsenio datang ke rumah, entah apa yang di inginkan lelaki dingin itu.

"Dimana dia?"

"Di ruang tamu."

Zayn menoleh pada Arsy, "Bersikap lah menjadi dirimu sendiri, Arsenio bukan orang penting untuk Pamela. Jadi, nggak perlu bersikap sok dekat dan ingin terlihat seperti Pamela. Mengerti?"

Arsy mengangguk, " Oke."