Princess Of 100 Talents

Selesai memberikan resep obat dan berjanji akan kembali minggu depan, Lin Yao dan Feng Ying meninggalkan rumah laki-laki itu, dan tentu dengan satu kantong uang yang di berikan oleh laki-laki tadi.

"Nona, hari ini anda sangat mengagumkan. Kita tidak lagi khawatir dengan uang makan kita selama satu hingga dua bulan ke depan." Ucap Feng Ying dengan bahagia.

"Feng Ying, meski sekarang kita memiliki banyak uang. Kita harus tetap hidup seperti biasa. Jika tidak, selir Qian dan ayahku yang baik hati itu, pasti akan melakukan sesuatu pada kita."

"Yang nona katakan benar."

Tidak jauh dari tempat Lin Yao dan Feng Ying berada, ada sebuah toko senjata yang di buat langsung oleh seorang pandai besi (Pembuat pisau, pedang, kapak, dll).

"Feng Ying, sepertinya di depan ada toko yang menjual senjata. Mari kita kesana." Ucap Lin Yao.

"No.... nona, anda sungguh ingin membuat senjata?"

"Benar, itu akan membantuku menjaga diri."

Lin Yao berjalan menuju toko senjata itu, di ikuti oleh Feng Ying di belakangnya.

Sampai di depan toko senjata itu, Lin Yao berhenti dan melihat-lihat apa saja yang ada di sana.

"Nona, apa yang nona cari disini?" Tanya pemilik toko senjata itu.

"Tuan, saya ingin membuat senjata kecil. Apakah tuan bisa membantu saja membuatnya?" Tanya Lin Yao pada pemilik toko.

"Jika anda memberikan saya lukisan senjata itu, saya akan berusaha membuatkannya untuk nona."

"Baik tuan, saya akan membuat lukisannya untuk tuan."

Pemilik toko mengangguk.

"Feng Ying, berikan aku kuas dan kertas." Ucap Lin Yao.

(Ingat ya, sejak awal Feng Ying sudah membawa kuas dan kertas yang dia simpan di dalam lengan pakaiannya😊).

Feng Ying segera memberikan kuas dan kertas yang Lin Yao inginkan.

"Ini nona." Ucap Feng Ying.

Lin Yao menerima kuas dan kertas itu, kemudian dia langsung menggambarkan sebuah belati kecil di atas kertas itu.

"Tuan, ini adalah senjata kecil yang saya inginkan. Saya menginginkan di kedua sisi senjata ini sama tajam." Ucap Lin Yao seraya memberikan kertas dengan gambar belati di atasnya.

Pemilik toko senjata itu melihat gambar yang Lin Yao berikan, dia sedikit terkejut melihat senjata yang ingin Lin Yao buat.

"Dia terlihat masih muda, tetapi mengerti tentang senjata yang bagus seperti ini."

Lin Yao melihat pemilik toko yang masih menatap gambar senjata yang dia buat.

"Bagaimana tuan, apakah tuan bisa membuatnya?" Tanya Lin Yao.

"Ah, tentu nona. Saya akan membuat senjata ini dengan bahan terbaik yang saya miliki."

"Bagus jika begitu, berapa lama tuan memerlukan waktu untuk membuatnya?"

"Senjata kecil ini tidak seperti senjata lain yang saya buat, kemungkinam sekitar dua minggu saya baru bisa menyelesaikannya nona."

"Baiklah tuan, kalau begitu saya akan kembali kesini dua minggu lagi."

"Baik nona."

"Feng Ying berikan aku 5 keping perak." Ucao Lin Yao pada Feng Ying.

Feng Ying segera mengambil 5 keping oerak yang Lin Yao inginkan dari dalam kantong uang.

"Ini nona." Ucao Feng Ying seraya memberikan 5 keping perak itu.

Lin Yao menerima uang itu lalu menatap pemilik toko senjata lagi.

"Tuan, ini adalah setengah dari bayaran senjata yang saya inginkan, sisanya setelah senjata itu selesai." Ucao Lin Yao sambil memberikan 5 keping perak oada pemilik toko senjata itu.

"Baik, terima kasih nona."

Lin Yao mengangguk, dia lalu berjalan meninggalkan toko senjata itu.

Lin Yao dan Feng Ying berjalan ke toko lain, karena mereka masih harus membeli sesuatu.

Setelah Lin Yao pergi dari toko senjata, Xiao Bo mendekati toko senjata itu.

"Tuan, apakah anda mencari senjata?" Tanya pemilik toko.

"Tidak, tetapi saya ingin bertanya. Apa yang di lakukan oleh dua nona yang datang kesini tadi?"

"Oh dua nona tadi, salah satu nona yang cantik meminta saya untuk membuatkan senjata kecil untuknya."

"Bisa kau tunjukan seperti apa senjata itu?"

"Tentu tuan."

Pemilik toko lalu menunjukan lukisan senjata yang Lin Yao berikan padanya.

"Ini tuan."

Xiao Bo melihat lukisan itu, dia tertegun melihat senjata kecil yang begitu indah namun terlihat sangat tajam dan kuat itu.

"Berapa lama kau bisa membuat senjata ini?" Tanya Xiao Bo.

"Sekitar dua minggu tuan."

"Baik, kau buat dua senjata ini. Setelah itu, kau tidak boleh lagi membuat senjata yang ada di gambar ini, jika kau tetap membuatnya. Maka kau akan kehilangan semuanya."

"Ba.... baik tuan, saya akan melakukan apa yang.... tuan katakan."

"Bagus, kalau begitu ini untuk mu, pakailah bahan-bahan terbaik untuk membuat dua senjata kecil itu."

Xiao Bo memberikan satu kantong uang pada pemilik toko itu.

"Baik tuan, saya pasti akan melakukannya."

"Iya."

Setelah memberikan uang pada pemilik toko, Xiao Bo meninggalkan toko senjata itu untuk mengikuti kemana Lin Yao pergi.

...----------------...

Saat ini di kediaman menteri Liu sedang kedatangan tamu istimewa, yaitu keluarga perdana menteri Xu yang datang untuk menentukan hari pernikahan Fang Yin dan Xu Jin Sheng.

Karena beberapa hari yang lalu Fang Yin tidak enak badan, jadi hari ini mereka datang lagi untuk menentukannya.

Nyonya Xu menatap Fang Yin, dia melihat bagaimana penampilan Fang Yin. Karena rumor yang beredar di masyarakat jika Fang Yin yang lahir dari selir perdana menteri Liu berpenampilam jauh berbeda dengan Lin Yao, anak istri sah keluarga Liu.

"Baiklah, jadi setelah rumor itu beredar nona kedua Liu berpenampilan lebih baik dari sebelumnya."

Sebenarnya setelah mendengar rumor yang beredar di masyarakat, nyonya Xu ingin membatalkan pernikahan putranya dengan anak selir Qian itu.

Tetapi karena Xu Jin Sheng bersikeras untuk tetap menikah dengannya, jadi nyonya Xu terpaksa melanjutkannya.

"Sudah lama kami tidak melihat nyonya Qian, nyonya terlihat semakin cantik." Ucap selir Qian memuji calon besannya.

"Terima kasih atas pujian anda."

Selir Qian tersenyum canggung, karena nyonya Xu tidak lagi memanggilnya dengan sebutan nyonya Liu, seperti beberapa hari sebelum rumor tentang mereka beredar di masyarakat.

"S*alan, ini pasti karena berita yang Lin Yao si anak tidak berguna itu sebarkan. Nyonya Xu bahkan tidak memanggilku dengan sebutan nyonya Liu lagi."

Perjamuan dan pembicaraan tentang pernikahan Fang Yin dan Jin Sheng berjalan dengan lancar, mereka pun telah memutuskan kapan pernikahan mereka akan di adakan.

"Baiklah, jika begitu maka satu bulan lagi pernikahan Jin Sheng dan nona kedua Liu akan di lakukan." Ucap perdana menteri Xu memberi keputusan.

"Tuan Xu benar, sebentar lagi kita akan menjadi satu keluarga." Ucap perdana menteri Liu.

Kedua perdana menteri dan selir Qian tertawa dengan bahagia. Sementara Fang Yin dan Jin Sheng saling menatap dengan malu-malu.