Andara Aprilia kerap sekali mendapatkan perlakuan kasar dari Andika paradipta, bahkan berulang kali dia dikhianati suaminya.Akhirnya dia memutuskan untuk menggugat cerai suaminya, akan kah permintaan nya di kabul kan dan hak asuh anak jatuh ke tanganny?dengan semua bukti yang ada.
Dalam perjalanan hidupnya wanita itu bertemu dengan Alan ,Dia adalah seorang lelaki dewasa yang sedikit arogan tetapi selalu membuat Andara merasa tenang untuk berbagi semua keluh kesahnya
Hingga pada suatu hari terbongkar lah sebuah kebenaran.
Akankah kisah Andara berakhir bahagia atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gentra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Setelah beberapa saat Dara sudah berada di depan ruangan Pak Tony, dia mengetuk pintu. Tidak lama kemudian Dara di persilahkan untuk masuk, bukan nya di persilahkan untuk duduk. Malah langsung mendengar perkataan yang kurang enak di dengar
"Dasar lelet! " kata orang tersebut dengan nada suara yang penuh penekanan.
"Maaf Pak! " ucap Dara sambil menundukkan kepala.
"Oh yah Dara... mulai hari ini kamu sudah resmi jadi sekretaris Pak Alan! " Pak Tony memberi tahu Dara bahwa dia sudah di pindahkan, sudah tidak di bagian keuangan lagi.
"Eh, tunggu! kapan saya bilang setuju? " tanya Dara.
"Tidak perlu persetujuan dari kamu sebab semua keputusan di perusahaan ini ada di tangan saya" kata Alan dengan sombongnya.
"Tidak bisa begitu Pak! kan saya yang bekerja jadi semuanya harus atas dasar keputusan bersama! "ucap Dara lagi.
" Ya sudah jika tidak mau, berarti kamu lebih memilih berhenti dari perusahaan ini. Baiklah saya tunggu surat pengunduran dirinya "kata Alan sambil bangkit dari duduknya.
" Tunggu dulu Pak, tidak seperti itu juga!"ucap Dara sambil menundukkan pandangan nya, sungguh dia tidak bisa membayangkan jika harus berhenti bekerja dan tidak mempunyai penghasilan. Bisa jadi tujuan nya untuk menggugat cerai Dika gagal.
" Ya sudah jangan banyak omong, ikut dengan saya! "kata Alan dengan nada bicara penuh penekanan.
Dia bangkit dari duduknya dan akan segera pergi ke ruangan nya.
Akhirnya Dara pun mengikuti langkah Alan dari belakang, Dara merasakan kesulitan mengimbangi gerak langkah Alan yang sangat lebar itu.
Setelah beberapa saat mereka sudah sampai di depan ruangan CEO, Dara merasa bingung dengan pekerjaan yang akan dia kerjakan.
Alan menempelkan kartu akses untuk masuk ke ruangan nya.
Mereka berdua sudah berada di ruangan yang sama, Dara pun melihat ke setiap sudut ruangan.Sungguh untuk pertama kalinya Dara masuk ke ruangan CEO.
Alan langsung menuju kursi kebesaran nya,dan langsung duduk di Sanah.
Alan tidak mempersilahkan Dara untuk duduk, hingga pada akhirnya Dara memberanikan diri untuk bertanya.
"Maaf Pak, kalau boleh tahu apa yang harus saya kerjakan?"tanya dara terhadap sang bos besar.
"Hampir lupa, ternyata ada kamu di sini!tugas pertama untuk kamu yaitu,tolong buatkan kopi untuk saya tetapi harus racikan sendiri!"Alan memberi perintah terhadap Dara.
"Pak Maaf sebelumnya, bukan nya saya di tugaskan untuk menjadi sekretaris bukan office girl?"tanya Dara terhadap sang bos.
"Di sini saya bos nya jadi suka-suka saya mau menyuruh kamu apa!"kata Alan dengan penuh penekanan.
"Ya sudah terserah bapak,yang waras ngalah "ucap dara dengan nada bicara yang super pelan tetapi masih terdengar jelas di telinga Alan
"Maksudnya apa kamu bicara seperti itu?"tanya Alan.
"Tidak,Pak mungkin salah dengar kali"jawab Dara langsung keluar dari ruangan tersebut,dia akan segera membuat kan kopi pesan bos besar.
Setelah sampai di luar Dara pun menghela nafas kasar sambil mengelus dada.
Dara pun segera pergi ke lantai di mana harus membuat kopi,entah enak atau tidak nantinya yang penting dia sudah menjalankan tugas sesuai permintaan sang bos.
Dara pun sudah sampai di pantry dia akan segera membuat kopi.
"Ibu butuh sesuatu?"tanya office girl yang ada di Sanah.
"Saya akan membuat kopi!"jawab Dara.
"Ibu tunggu di situ nanti saya yang membuat nya"kata orang itu.
"Nggak perlu! biar saya yang membuat nya sendiri"Jawab Dara.
Setelah beberapa saat Dara pun sudah selesai,lalu dia kembali ke ruangan sang bos sambil membawa kopi racikan nya sendiri
"Silahkan di minum kopi nya pak,!"Dara mempersilahkan agar Alan meminumnya.
"Coba kamu dulu yang minum!"kata Alan dengan nada bicaranya yang santai.
"Maksudnya ?"tanya Dara
"Masa begitu saja tidak mengerti,yah kamu minum dulu itu kopi sebelum saya yang minum takutnya kamu kasih sianida tuh kopi"kata Alan dengan penuh penekanan.
"Apa muka saya terlihat seperti kriminal sehingga bapak bisa berfikir seperti itu?"
"Sudah jangan banyak omong! tinggal lakukan apa yang di perintahkan!"kata Alan dengan nada bicara penuh penekanan.
Akhirnya meskipun ragu-ragu Dara pun meminum sedikit kopi buatan nya.
Setelah sekitar lima menit jeda waktu Dara minum kopi, akhirnya Alan pun meminum kopi tersebut.
"Enak juga kopi buatan nya, rasanya mengalahkan kopi buatan barista ternama"ucap Alan dalam batin,jadi Dara tidak mengetahui bahwa bos besar nya itu menyukai kopi buatan dirinya.
Dara yang melihat Alan diam sejenak setelah minum kopi,dia merasa khawatir takut terjadi sesuatu.
"Apa baik-baik saja?"tanya Dara.
"Kopi apaan ini tidak enak!"kata Alan.
Dara pun mengerutkan keningnya,"Bilangnya tidak enak tapi kenapa itu kopi habis"kata Dara, tetapi kata itu hanya mampu di ucapkan dalam batin.
Hari ini Dara bekerja hanya di suruh membuat kopi,dia bingung harus berbuat apa.
Sedang kan bos nya sibuk sambil menatap layar komputer terus.Entah apa yang di kerjakan nya,Dara hanya diam sambil memperhatikan bos nya bekerja.
Waktu sudah menunjukkan waktu istirahat kantor ,ini saat nya seluruh karyawan akan mengistirahatkan tubuhnya dan mengisi tenaga.
"Ini sudah waktu istirahat,dan di kita akan bertemu klien di kafe sambil makan siang!"ucap Alan sambil menatap Dara.
"Saya juga ikut"kata Dara sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya ikutlah...kamu kan sekretaris saya!"kata Alan.
Alan dan Dara pun akan pergi ke kafe di mana akan bertemu klien.
Mereka berangkat dengan menggunakan mobil yang sama, setelah beberapa saat akhirnya sudah sampai di tempat yang di tuju
Dara dan Alan pun segera masuk ke dalam kafe di mana mereka akan bertemu klien.
Setelah sampai di dalam, ternyata orang tersebut sudah menunggu nya di dalam.
"Maaf sedikit terlambat!"kata Alan terhadap orang itu.
Bukan nya menjawab orang itu,dia malah terfokus ke wanita yang berdiri di samping Alan
"Kamu sedang apa di sini?"tanya orang itu sambil menatap Dara dengan penuh Amarah.
kenapa ngga bertindak dr dulu,terlalu drama loe🤧
loe diemin kayak gitu juga ngerusak mental anak loe,ngeliat mak dipukuli bpknya terus2an.
udah sih rezeki mah ada aja takut banget sih,trus y'Allah sumpah mak sampe istighfar ae dr bab 1😏