Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Delon dan Gino kelabakan karena Renata sudah tidak lagi di tempatnya.Delon menghubungi ponsel Renata,tapi Renata tidak menjawab panggilannya.
" Kita kelamaan ngobrolnya sih,kabur deh dia" kata Delon.
" Cek GPSnya,nanti aku ke sana" saran Gino.
" Aku baru tahu tadi nomor ponsel dia,GPSnya belum aku aktifkan" kata Delon dengan lesu.
" Kenapa bisa cerobah gitu sih" geram Gino.
Delon menelpon beberapa orang suruhannya,lalu mengirim foto Renata melalu pesan singkat.
" Kita tunggu kabar dari mereka" kata Delon lalu duduk di kursi teras.
" Kamu yakin salah satu dari mereka tidak ada yang berkhianat? Bagaimana kalo diantara mereka ada orang-orangnya Sita?" tanya Gino.
Delon tersentak,seolah baru terbangun dari tidur yang panjang.
" Kenapa aku gak kepikiran ya" gumam Delon.
" Aku akan mencarinya di mall terdekat,kamu di rumah saja.Tunggu dia pulang dan tunggu juga kabar dariku" ujar Gino lalu pergi menggunakan mobilnya.
Disaat semua orang panik mencarinya,Renata malah asyik berbelanja di pasar tradisional.Renata membeli beberapa macam sayuran,daging,ikan,dan juga bumbu-bumbunya.
Tidak ada yang mengenali Renata,karena Renata menutupi wajahnya pakai masker.Renata sudah mempersiapkan semuanya.Selesai berbelanja bahan makanan,Renata masuk ke toko pakaian yang ada di dalam pasar.Renata mengambil beberapa helai daster lalu membayarnya.
" Sudah siang,aku harus cepat pulang" gumam Renata.
Renata menyetop taksi yang lewat,lalu pulang ke rumahnya.
Delon sedang mondar-mandir di teras rumahnya saat taksi yang di tumpangi oleh Renata tiba di rumah itu.
" Sayang" Delon langsung memeluk tubuh Renata.
" Syukurlah kamu kembali dengan selamat" ucap Delon.
" Emangnya ada apa Mas?" tanya Renata bingung.
" Mas takut terjadi sesuatu sama kamu,lain kali jangan pergi sendirian.Bahaya!" kata Delon.
" Ya ampun Mas,Renata kan cuma pergi belanja di pasar depan.Gak usah panik gitu ah" ujar Renata sambil membawa barang belanjaannya masuk ke dalam rumah.
" Ke pasar depan? Bukan ke mall?" tanya Delon.
" Aku lebih suka belanja ke pasar Mas,harganya lebih murah" jawab Renata sambil menata sayuran ke dalam kulkas.
Delon membuka kantong plastik yang Renata letakkan di atas meja.
" Kamu beli daster,sayang?" tanya Delon.
" Iya Mas,baju itu enak dipake pas kerja.Bahannya juga adem,harganya murah" jawab Renata.
" Kan gak harus daster sayang" ujar Delon.
" Kalo mas gak suka lihat Renata pake daster,Renata akan memakai daster itu saat mas tidak di rumah" kata Renata.
Renata mulai mengolah bahan makanan yang akan dijadikan santapan makan siangnya.
" Bukan gak suka sayang,jangankan daster kamu pake karung beras juga mas suka.Lebih suka lagi kalo kamu gak pake apa-apa" ujar Delon yang langsung memeluk Renata dari arah belakang.
" Setau mas daster itu dipake sewaktu hamil" sambungnya.
" Nenek Renata gak hamil,tapi pake daster.Tuh ibu depan gak hamil,tapi dia juga pake daster.Mas tau gak kalo daster itu pakaian kebangsaan para istri.Daster itu pakaian serba guna" tutur Renata.
" Terserah kamu saja sayang" pasrah Delon.
" Mas Gino sudah pulang ya mas?" tanya Renata.
" Ya Ampun mas ampe lupa" seru Delon sambil menepuk keningnya.
Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu menghubungi Gino dan mengatakan kalo Renata sudah pulang.
...****************...
Gino berjalan dengan lesu lalu menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah rumah Delon.Renata mengerutkan keningnya melihat tingkah Gino.
" Kusut amat tu muka,gak punya setrikaan ya?" canda Renata sambil mengunyah cemilah di mulutnya.
" Gimana gak kusut,gara-gara suamimu tu bikin ulah jadi aku yang kena batunya" oceh Gino.
" Emang mas Delon ngapain?" tanya Renata.
" Dia ngirim foto kamu ke orang suruhannya tadi dan orang itu curiga.Benar dugaanku,kalo diantara mereka ada orang suruhan Sita.Untung aku bisa mengatasi dan mengatakan kalo kamu hilang dan aku meminta bantuan Delon untuk mencarimu,kalo tidak semua bisa kacau" jawab Gino panjang lebar.
" Kenapa harus dicari,Renatakan sudah mengirim pesan singkat pada kalian berdua kalo aku bosan menunggu kalian ngerumpi trus aku bilang juga aku pergi ke pasar sebrang komplek" tutur Renata.
Gino kaget lalu membuka ponselnya untuk mengecek pesan yang masuk,dan di sana dengan jelas tertera nama Renata.
" Makanya,sebelum bertindak pikir dulu,cek dulu.Jangan langsung heboh" cerocos Renata.
" Trus sekarang Delonnya mana?" tanya Gino.
" Udah pulang ke rumah orang tuanya" jawab Renata santai,namun di dalam hatinya terasa sakit.
" Kamu yang sabar ya,semoga permasalahan ini cepat selesai" kata Gino dan Renata mengangguk.
" Oya,besok mas ada tugas penting yang tidak bisa mas tinggalkan.Kemungkinan untuk beberapa hari mas tidak bisa menemui juga menemanimu.Tapi,kamu gak usah khawatir,mas sudah suruh seseorang untuk menemanimu di sini.Mungkin sebentar lagi dia datang" tutur Gino.
" Gak perlu repot-repot mas,Renata berani kok sendiri" kata Renata.
Renata masuk ke kamarnya,sedangkan Gino mengistirahatkan tubuhnya di sofa.Dalam sekejap matanya sudah terpejam dengan sempurna.
Ting tong...suara bel di rumah Renata.
" Permisi" seru seseorang dari pintu depan.
Renata keluar dari kamarnya lalu berjalan menuju pintu depan.
" Maaf kak,Mas Ginonya ada?" tanya seorang gadis pada Renata.Jika dilihat dari wajahnya,gadis itu sepertinya sebaya dengan Renata.
" Ada,tunggu sebentar ya" jawab Renata yang langsung masuk ke rumahnya dan membangunkan Gino yang sedang tidur di sofa.
" Mas bangun...ada yang nyariin tuh" kata Renata sambil mengguncangkan tubuh Gino.
" Apa sih,ganggu aja" Gino menggeliat lalu mendudukan tubuhnya.
" Tu di depan ada yang nyariin" kata Renata lagi.
" Mey,masuklah" teriak Gino.Gadis yang di luar pun masuk dan menghampiri Gino.
" Ini Meylan,adiknya Mas.Selama Mas dan Delon pergi,dia yang akan menemanimu" terang Gino.
" Adiknya cantik,kok abangnya ancur ya" seloroh Renata.
" Mey bener kan Mas,kalo Mey cantik dan Mas jelek" ledek Meylan.
" Duh...botol pun sudah ketemu tutup.Klop deh" kata Gino sambil menepuk keningnya,Renata dan Meylan pun tertawa bersamaan.
" Selama mas pergi kalian gak boleh macam-macam,dan kamu Mey ingat pesan Mas kalo orang bertanya siapa Renata" Gino mengingatkan.
" Iya masku sayang,Renata adalah sepupu Mey yang cantik" ujar Meylan sambil menempelkan kedua telapak tangannya di dagu.
" Ya sudah kalo gitu,mas pergi.Ingat,jangan jambak-jambakan" tegas Gino.
" Hei Kristian Giorgio alias Gino,Giorgio nonong.Untuk apa kami jambak-jambakan,kami akan jadi teman yang baik" seru Meylan.
" Gak perlu diperjelas juga kali Mey nonongnya" kata Gino.
Mey membuka telapak tangannya lalu mengulurkannya pada Gino.
" Apaan ni maksudnya?" tanya Gino.
" Hey Tuan Tua,di dunia ini gak ada yang gratis.Ada kelja ada duit wooo" jawab Meylan.
" Sial banget sih hidup aku,punya adek satu tapi tukang palak.Kalah preman terminal" gerutu Gino lalu mengeluarkan kartu miliknya dan memberikannya pada Meylan,setelah itu dia baru pergi.
👏👏👏👏👏