Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PEMAKSAAN
"Ini hukuman karena kamu sudah berani membangkang suami."
Mas Arya mengambil selimut dan bantal dari lemari dan menyerahkannya padaku
Mas Arya meninggalkanku yang masih tercengang karenanya. Aku tak habis pikir dengan sikapnya.
"Seandainya tak memikirkan kondisi Abah di kampung, sudah lama aku menuntut cerai darimu mas." Batinku.
Aku memilih masuk ke kamar mandi untuk menumpahkan segala gundah di hati. Istri mana yang tak sakit hati di perlakukan seperti ini. Aku menangis tersedu-sedu meratapi hidupku. Ingin rasanya aku berteriak karena tak tahan dengan gejolak di dadaku. Setelah puas menangis aku mencuci wajahku. Saat hatiku sedikit lebih tenang aku keluar dari kamar mandi.
Aku melihat mas Arya sudah terlelap. Ku duduk di sampingnya. Memandangi wajah suamiku. Dia terlihat manis saat tertidur. Tak terasa tangan ini membelai wajahnya. Aku menghentikan tanganku saat menyadari aku bukan siapa siapa baginya.
Aku beranjak dari ranjang mas Arya. Tiba tiba pergelangan tanganku di cekal. Aku berusaha melepaskan tangannya tapi dia malah menarikku hingga aku jatuh dalam pelukannya.
Aku berusaha melepaskan diri tapi mas Arya mengeratkan pelukannya. Aku terdiam sejenak.
"Jadi seperti ini rasanya di peluk suami." Tiba tiba air mataku menetes. Kenapa aku jadi selemah ini. Wajarkan aku menangis.
"Jangan, jangan, Ci, Suci. Jangan pergi Suci."
"Deg." Hatiku benar benar nyilu. Sakit, benar benar sakit. Lagi lagi karena Suci. Aku tidak ada artinya bagi Suamiku. Dia memelukku karena mengira aku ini Suci. Aku menangis lebih kencang dan memukul dada mas Arya agar melepaskan pelukannya. Mas Arya pun terbangun dan beringsut memundurkan tubuhnya karena kaget.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Ujar mas Arya dengan ketus. Dan aku menyapu air mataku.
"Jangan memarahiku. Kau yang menarikku dalam pelukanmu." Mas Arya menatapku yang sedang menghapus air mataku. Ketika aku beranjak dari tidurku, mas Arya menarik tanganku.
" Alyn tidurlah di sampingku." Sepertinya dia mengasihaniku ku.
"Tidak usah mengasihaniku mas. Aku bisa tidur di lantai."Ucapku.
"Menurut lah pada suamimu Alyn. Berhenti menangis. Aku tidak ingin matamu bengkak karena menangis." Ucap mas Arya.
"jika kau memang ingin tidur denganku katakan. Aku sama sekali tidak keberatan." Ucap mas Arya.
"Aku tidak sudi tidur dengan suami seperti dirimu mas."
"Apa kau bilang?..." Mas Arya marah. Dia menarik tanganku dengan kasar dan secepat mungkin menindihku. Membuatku panik, apa lagi tangannya menahan tanganku di kedua sisi kanan kiri.
"Kamu mau apa mas?..." Tanyaku yang sudah gelisah.
"Menjalankan kewajibanku sebagai seorang suami." Jawab mas Arya membuatku ketakutan.
"Aku nggak mau mas."Aku berusaha sekuat tenaga melawan mas Arya tapi tenagaku kalah jauh dari mas Arya.
"Jangan teriak. Nanti Abi dan Umi dengar kita sedang bercinta."
Aku menggeleng gelengkan kepala. Tapi mas Arya memegang wajahku dengan kuat dan menbungkam bibirku dengan paksa, awalnya kasar, lama kelamaan menjadi lembut. Aku berusaha menahan air mataku agar tak jatuh. Aku tidak mau terlihat lemah di depannya.
Bukannya aku tidak mau melakukan tugasku sebagai seorang istri. Tapi mengingat perlakuan mas Arya padaku membuatku risih dan ingin menolaknya. Apalagi jika membayangkan dia melakukannya dengan Suci, Wanita simpanan suamiku. Bagaimana jika aku hamil dan dia meninggalkanku. Bagaimana jika dia membawa madu untukku.
Aku hanya pasrah mendapatkan perlakuan seperti ini. Melawan pun ku tak mampu.
Dia melepaskanku, Ciuman pertamaku dia ambil paksa. Aku tak terima. Tapi aku juga tak berdaya.
"Menurut lah, jika tidak ingin aku melakukan hal yang lebih dari ini."
Lebih baik aku menurut, dari pada mas Arya benar benar meminta haknya.