Dokter Sherly Sakitnya Diselingkuhi

Jefry sudah mengetahui siapa semalam yang berencana mau mencelakai Sherly. Ternyata mobil yang dipakai adalah mobil rental dan yang rental adalah Leny Marlina. Timo menghubungi Leny untuk bertemu.

"Kenapa beb, kangen sama mantan istrimu?" Timo hanya terdiam sambil memandang ke arahnya. Jefry berada di meja berbeda.

"Berhenti melaksanakan niat jahat kamu kepada Sherly. Semua bukti sudah mengarah kepadamu."

"Apa pedulimu?"

"Saya tidak peduli sama kamu. Yang saya peduli mami dari anak saya."

Leny tertawa besar, sehingga semua orang yang sedang makan matanya tertuju pada mereka.

"Aku hanya ingatkan. Terserah kalau kamu tidak mau mendengar. Yang jelas kamu target utama."

Timo langsung keluar bersama Jefry meninggalkan Leny yang kembali tertawa seorang diri.

Kebencian di diri Leny sudah memuncak sampai mama dan papa bahkan unclenya tidak bisa mengarahkannya. Dia tidak bisa mengingat kebaikan Sherly waktu kuliah dulu, bagaimana Sherly selalu membantunya dalam setiap mata kuliah, bahkan teknik mengingat mata kuliah juga dibagikan agar sahabatnya bisa sukses, berkawan dengan Sherly hidupnya berubah. Sangat disayangkan mereka mencinta satu orang yang sama. Dan di antara mereka tidak ada yang tahu menahu.

Kali ini Leny membayar orang untuk mencelakai Sherly. Karena mobilnya sedang servis, Sherly yang baru selesai dari almamater kampusnya, membawakan seminar terpaksa pulang dengan mobil online. Kecelakaan naas tidak bisa terhindar, semua petinggi kampus dan dosen sangat kaget karena mereka yang memesan mobil buat dokter Sherly, sehingga pihak kampus. Waktu dekan dan beberapa dosen tiba ditempat kejadian Sherly yang mengalami luka sedang menolong supir mobil online yang mengantarkannya.

"Dokter Sherly??? Kamu terluka."

"Saya tidak masalah dokter kasihan supir ini. Mobil ambulans tiba langsung dibawa ke runah sakit. Sedangkan pelaku penabrak sudah ketangkap dalam keadaan luka dibawa ke kantor polisi, karena penabrak dan temannya hanya luka di kaki. Dan sedikit lecet dimuka.

Dokter Sherly sudah di rumah sakit siloam. Timo sudah berada di IGD langsung menagani luka Sherly.

"Aku baik - baik mas."

"Baik apa yang luka seperti ini. Lihat diri kamu baru orang lain."

"Supir itu parah mas."

"Sudah di tangani sama dokter bedah. Sekarang kamu harus sembuh, kasihan anakku kalau maminya sakit pasti dia sedih."

"Mas, jangan kamu gegabah ya. Sekarang Noah tahu kamu uncle."

"Iya aku tahu diri."

"Good dokter Timo."

"Siapa yang tabrak kamu?"

"Dua orang laki - laki."

Leny sudah mulai gelisah, apakah dua orang bayarannya sukses tidak. Waktu dia menonton berita, sekilas berita tabrakan dan dia melihat orang bayarannya sudah dibawa ke polisi. Leny langsung cepat - cepat mengepak barangnya dan kebandara. Namun gerakkannya terlambat karena Polisi sudah menunggu dia dilobi aparteman.

Leny Marlina adalah tersangka utama dialah yang membayar orang yang ditangkap untuk melakukan aksi bejatnya. Leny ketangkap dan dibawa ke kantor polisi. Sherly sudah diwakili oleh pengacara. Leny sudah tidak bisa mengelak lagi. Karena semua barang bukti mengarah kepada dia. Dan sekarang dia sementara berada di dalam tahanan polisi. Kedua orang tuanya datang bersama pengacara yang akan membantu dia.

"Jangan tanyakan kenapa? Sudah terjadi."

"Papa datang kesini bersama mamamu bukan kasihan kepadamu. Hanya prihatin. Ini yang kamu pilih sebagai jalan hidupmu. Nikmatilah!!!"

"Pa, jangan begitu ini anak kita satu - satunya."

"Dia sudah dewasa, biarlah dia bertanggung jawab atas perbuatannya." Papanya langsung meninggalkan Leny bersama mamanya yang masih menangisi anak perempuannya. Papanya langsung menemui pengacara yang disiapkan untuk anaknya.

"Bagaimana pak Seto?"

"Sepertinya berat, apa yang diperbuat non Leny sangat berat. Polisi akan limpahkan ke kejaksaan, sebelum sampai ke Jaksaan kita harus bicara dengan korban, agar bisa di tangguhkan. Masalahnya ada nyawa yang kritis di rumah sakit."

"Oooo Tuhan, ampunilah hamba."

Sherly di antar pulang oleh Timo, setelah membantu supir taksi online yang mengalami kecelakaan maut. Dengan luka di tangan dan pelipisnya akibat benturan dan kena pecahan kaca.

"Mami.........kenapa???"

"Baik baik - baik saja. Mas boleh pulang."

"uncle mami kenapa??"

"Kita masuk dulu ya anak hebat, nanti uncle cerita."

Sus Tini sudah membantu Sherly ke kamarnya. Noah sementara di tenangkan oleh Timo. Setelah diberi penjelasan, Noah mulai tenang. Dia pun langsung ke kamar maminya di ikuti oleh Timo.

"Biarkan sus, tidak papa. Kita jaga disini saja. Siapa tahu ibu butuh sesuatu."

"Iya." Sus Tini ditarik Roy waktu mau masuk kamar, Roy sengaja membiarkan tuannya bersama Noah dan Timo suaminya. Karena status mereka adalah suami dan istri sah.

"Kasihan mami???"

"Kenapa kasihan, mami Noah orang hebat. Uncle saja bangga sama mami Noah."

"Kalau papi disini, mami pasti tidak terluka." Noah dadanya seperti tertusuk panah, sakit sekali. Tanpa sadar air matanya jatuh. "Uncle sayang ya sama mami Noah?"

"Iya sangat sayang."

"Sayangnya, mami juga sangat sayang sama papi Noah, jadi uncle ngak bisa sayang sama mami."

Timo terkejut, anak usia lima tahun tidak mungkin berkata bohong. Sementara Sherly yang pura - pura tidur mendengar apa yang dibicarakan Noah dengan Timo papinya. Seketika dia batuk - batuk. Timo tersenyum, dia sadar bahwa Sherly tidak tidur dia mendengar apa yang dibicarakan Noah dengannya. Dia mengambil air segelas dan air di serahkan ke Noah dan dia berusaha membangunkan Sherly.

"Minum dulu."

"Iya mami minum dulu." Selesai Minum Noah menaruh gelas di dapur. Sedangkan Timo merapikan posisi duduk Sherly.

"Makanya jangan suka nguping pembicaraan orang lain."

"Jangan percaya dengan perkataan Noah."

"Perkataan yang mana??? Cey anak sepintar Noah tidak mungkin berbohong. Bukan kah kamu mengajarkan yang baik kepadanya." Timo tersenyum.

"Terserah kamu. Jangan lupa pulang."

"Ijinkan saya tidur dengan Noah hari ini? Biar saya bisa juga melihat kamu. Besok kan weekend? Di mobilku ada baju ganti lengkap."

"Uncle mau bobo temani Noah asik, boleh ya mami? Pleaseee???" Noah memohon kepada maminya. Akhirnya maminya mengijinkan. Timo langsung mengendong Noah keluar dari kamar maminya.

"Uncle ambil baju ganti di mobil dulu ya?"

"Noah temani." Sus Tini dan Roy hanya memperhatikan kedekatan bapak dan anak ini.

"Mukanya mirip ya bang Roy?"

"Sangat mirip."

Noah dan Timo sedang berada di dapur. Timo sedang memasak makanan buat Noah. Karena Noah yang minta. Dan dia makan habis.

"Biar sus yang bersihkan pak."

"Terima kasih.

"Terima kasih sus yang cantik, tetapi mami Noah yang lebih cantik."

"Sama - sama Noah. Sudah tahu kalau mami Noah sangat cantik."

Noah dan Timo sikat gigi bersama dan langsung menemaninya tidur. Timo sedang membaca buku bagi Noah. Tiba - tiba suara panggilan masuk telepon dari papanya. Mereka.Vidio call. Papa dan Mama Timo sangat senang, melihat Timo bersama anaknya. Selesai Noah tidur, Timo melihat Sherly sebentar, takut dia demam. Dan benar, Sherly demam. Maka Timo membangunkan sus agar membantunya. Selesai menganti bajunya Timo memasang infus ditangan Sherly setelah diberi resep Roy membeli di apotek. Kemudian menyuntik obat demam yang sudah ada anti nyerinya. Sherly mulai turun demamnya. Semalam Timo tidak tidur dia menjaga Sherly.

"Terima kasih uncle sudah rawat mami."

Noah sudah bangun, dia kaget melihat infus di kamar maminya. Pukul tujuh, mama dan papa Timo datang melihat Sherly yang sakit sudah membawa sarapan dan buah.