NovelToon NovelToon
Legenda Hua Mulan

Legenda Hua Mulan

Status: tamat
Genre:Mengubah sejarah / Romansa / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Cerita ini tidak melibatkan sejarah manapun karena ini hanya cerita fiktif belaka.

Di sebuah kerajaan Tiongkok kuno yang megah namun diliputi tirani, hidup seorang gadis berusia enam belas tahun bernama Hua Mulan, putri dari Jenderal Besar Hua Ren, pangeran ketiga yang memilih pedang daripada mahkota. Mulan tumbuh dengan darah campuran bangsawan dan suku nomaden, membuatnya cerdas, kuat, sekaligus liar.

Saat sang kaisar pamannya sendiri menindas rakyat dan berusaha menghancurkan pengaruh ayahnya, Mulan tak lagi bisa diam. Ia memutuskan melawan kekuasaan kejam itu dengan membentuk pasukan rahasia peninggalan ayahnya. Bersama para sahabat barunya — Zhuge sang ahli strategi, Zhao sang pendekar pedang, Luan sang tabib, dan Ling sang pencuri licik — Mulan menyalakan api pemberontakan.

Namun takdir membawanya bertemu Kaisar Han Xin dari negeri tetangga, yang awalnya adalah musuhnya. Bersama, mereka melawan tirani dan menemukan cinta di tengah peperangan.
Dari seorang gadis terbuang menja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 — Bayangan dari Utara

Kabut semakin tebal ketika Mulan dan Han Xin melangkah meninggalkan hutan pinus yang sunyi. Langit berwarna abu keperakan, dan embun dingin menetes dari daun seperti air mata bumi. Setelah pertempuran singkat yang baru mereka menangkan, udara terasa semakin berat seolah seluruh alam tahu bahwa ancaman baru telah bangkit.

Mulan menatap ke arah utara, ke balik deretan gunung yang menjulang hitam di kejauhan. “Xianbei…” gumamnya lirih. “Mereka bangsa yang keras kepala, terlahir untuk berperang. Jika mereka benar-benar punya kaisar baru, ini bisa jadi awal dari bencana.”

Han Xin berjalan di sampingnya, langkahnya tenang tapi matanya penuh kewaspadaan. “Aku pernah mendengar kabar samar tentang mereka. Bangsa pengendara kuda dari padang salju. Tapi selama ini mereka tak pernah menyeberang ke wilayah Han maupun Timur. Jika mereka bergerak sekarang, pasti ada alasan besar di baliknya.”

“Dan alasan itu…” Mulan menatap pedangnya yang masih berlumur darah, “…mungkin aku.”

Han Xin menoleh tajam. “Kau?”

Mulan menarik napas dalam. “Ibuku berasal dari suku utara. Setengah darahku adalah darah Xianbei. Ada kemungkinan mereka tahu tentangku, dan jika mereka menganggapku pewaris sah dari garis darah suci… maka mereka akan berusaha menarikku ke pihak mereka.”

Han Xin terdiam lama, lalu akhirnya berkata pelan, “Atau mereka akan mencoba membunuhmu sebelum kau sempat menguat.”

Mulan menatap lurus ke depan. “Maka aku harus menemui mereka lebih dulu.”

Han Xin langsung menghentikan langkahnya. “Tidak. Kita baru saja selesai dengan perang yang menghancurkan dua negeri. Aku tak akan membiarkanmu menjerumuskan dirimu ke perang lain sebelum kita tahu pasti apa yang terjadi.”

“Tapi waktu kita tak banyak.” Mulan berbalik menatapnya, mata hitamnya menyala seperti bara. “Jika rumor tentang kaisar baru itu benar, dia akan bergerak cepat. Dan begitu Xianbei menurunkan pasukan berkuda mereka, Han akan menjadi sasaran pertama.”

Han Xin menghela napas berat, lalu berkata tegas, “Baik. Tapi kita tidak akan gegabah. Kita kembali ke istana dulu. Dari sana, kita bisa kumpulkan informasi.”

Mulan ingin membantah, tapi akhirnya mengangguk. “Baik. Kita kembali ke Han.”

---

Tiga hari kemudian, mereka tiba di gerbang selatan ibu kota Han Chang’an. Dari kejauhan, menara-menara tinggi menjulang di balik kabut pagi. Bendera kerajaan berkibar di udara, tapi di mata Mulan, semua itu tampak berbeda dari biasanya. Di balik keindahan kota, ada sesuatu yang ganjil… terlalu tenang.

“Tak ada musik kemenangan,” gumamnya. “Padahal perang sudah berakhir.”

Han Xin mengerutkan kening. “Kau benar.”

Mereka melangkah masuk ke dalam kota. Warga masih beraktivitas, tapi wajah-wajah mereka tampak cemas. Beberapa menutup pintu saat rombongan kecil itu lewat. Seolah ada rahasia besar yang sedang dijaga oleh semua orang.

Zhao Ren datang menyusul dari arah barat. “Yang Mulia,” katanya dengan nada rendah. “Laporan dari penjaga gerbang: istana menolak membuka aula utama. Dewan Agung mengadakan sidang tertutup sejak dua hari lalu.”

“Dua hari?” Han Xin menyipitkan mata. “Itu bahkan sebelum berita kemenangan sampai.”

Mulan menatap Han Xin dengan waspada. “Ada yang tidak beres.”

Han Xin tak menjawab. Ia melangkah cepat ke arah istana.

Gerbang istana terbuka perlahan. Di baliknya, tampak barisan penjaga istana mengenakan baju besi penuh bukan pakaian upacara biasa. Mulan langsung tahu bahwa suasananya bukan penyambutan kemenangan, melainkan kesiapsiagaan perang.

Seorang pejabat tua muncul dari balik pilar batu, menunduk dalam-dalam. “Yang Mulia Kaisar Han Xin,” katanya datar. “Kami... tidak menyangka Anda kembali secepat ini.”

“Dan seharusnya kalian bersyukur aku kembali,” balas Han Xin dingin. “Di mana Ketua Dewan?”

Pejabat itu menelan ludah. “Beliau... sedang di aula timur bersama para penasihat.”

Han Xin berjalan melewatinya tanpa izin. Mulan mengikutinya dari belakang, langkahnya ringan namun tajam seperti bayangan.

Mereka tiba di aula timur tempat biasanya digunakan untuk sidang perang. Pintu-pintu besar terbuka. Di dalam, puluhan pejabat berdiri kaku di sekitar meja batu besar. Di ujungnya, seorang pria berumur sekitar lima puluh tahun duduk dengan pakaian kebesaran biru Lord Yuan, Ketua Dewan Agung.

“Yang Mulia,” sapa Lord Yuan dengan suara datar. “Selamat atas kemenangan Anda di Sungai Hitam. Namun, kami menerima kabar... yang sedikit berbeda.”

Han Xin menatapnya tajam. “Kabar apa?”

Lord Yuan meletakkan gulungan surat di atas meja. “Kabar bahwa pasukan Timur tidak benar-benar kalah. Bahwa mereka telah bersekutu dengan kekuatan utara. Dan bahwa Putri Hua Mulan mungkin menjadi perantara persekutuan itu.”

Ruangan mendadak senyap. Semua mata menatap Mulan.

Mulan tidak terkejut, hanya tersenyum miring. “Cepat sekali kabar palsu menyebar.”

Lord Yuan menatapnya tajam. “Kami tidak menuduh tanpa bukti, Nona Hua. Kami menemukan pembunuh berpakaian hitam di perbatasan Han, membawa simbol naga hitam dan surat yang ditujukan kepada ‘Putri Naga’. Surat itu memuat perintah untuk ‘menyatukan Hua dan Xianbei di bawah satu mahkota’.”

Han Xin mengepalkan tangan. “Itu perangkap. Kami sendiri yang membunuh utusan itu tiga hari lalu di hutan pinus.”

“Namun surat itu nyata, Yang Mulia.” Lord Yuan menatap lurus ke arah Mulan. “Dan hanya seseorang dari garis darah Xianbei yang disebut ‘Putri Naga’.”

Mulan melangkah maju. “Jadi kalian lebih percaya selembar surat daripada saksi hidup yang menyelamatkan negeri ini?”

Lord Yuan menatapnya dengan dingin. “Aku percaya pada ketertiban kerajaan, bukan pada darah campuran yang bisa menimbulkan perang baru.”

Suara besi beradu terdengar ketika beberapa penjaga istana maju, menodongkan tombak ke arah Mulan.

“Cukup!” seru Han Xin, berdiri dari kursinya. “Siapa pun yang menyentuhnya, berarti menantang kekuasaan Kaisar!”

Ruangan membeku. Semua menunduk, kecuali Lord Yuan. “Yang Mulia, saya hanya menjalankan kewajiban menjaga Han dari pengkhianatan.”

Han Xin menatapnya dengan dingin. “Dan aku menjaga Han dari kebodohan.”

Mulan menyentuh lengannya pelan. “Biarkan aku bicara.”

Ia menatap semua pejabat di ruangan itu satu per satu. “Kalian tahu siapa yang pertama kali melatih pasukan Timur? Aku. Dan kalian tahu siapa yang menghancurkannya? Aku juga. Jika aku ingin menguasai Han, aku tidak akan berdiri di sini berlumur darah musuh.”

Keheningan kembali.

Tiba-tiba, dari luar aula terdengar teriakan keras. “Musuh! Bendera hitam di utara!”

Semua menoleh. Seorang prajurit berlari masuk, berlutut. “Pasukan tak dikenal telah melintasi Pegunungan Zhaoling! Mereka menurunkan lambang Xianbei!”

Han Xin menatap Mulan mata mereka bertemu. Tak perlu kata-kata.

“Bayangan dari utara…” gumamnya.

Lord Yuan memucat. “Mereka datang lebih cepat dari perkiraan…”

Han Xin berbalik ke arah jenderal-jenderalnya. “Siapkan barisan penjaga. Tutup semua gerbang kota. Dan panggil semua prajurit yang masih bisa berdiri.”

“Bagaimana dengan rakyat?” tanya Mulan cepat.

“Mereka harus dievakuasi ke selatan,” jawab Han Xin. “Kita tidak akan membiarkan sejarah Sungai Hitam terulang di sini.”

Mulan menatapnya dalam. “Aku akan ke utara, menahan mereka di perbatasan. Jika mereka benar-benar datang mencariku, maka biarkan aku yang menghadapi mereka.”

Han Xin langsung menolak. “Kau tidak akan pergi sendirian.”

“Aku harus.” Mulan menatapnya dengan ketegasan yang tidak bisa dibantah. “Jika aku di sini, mereka akan menganggap Han menyembunyikan pewaris Xianbei. Itu akan jadi alasan perang bagi mereka.”

Han Xin menggenggam pergelangan tangannya. “Kau ingin mengorbankan dirimu lagi?”

Mulan tersenyum samar. “Bukan pengorbanan… hanya pilihan.”

Suasana di antara mereka menegang seperti dua jiwa yang tahu bahwa jalan mereka akan berpisah lagi.

Akhirnya Han Xin berkata pelan, suaranya nyaris bergetar, “Kalau begitu… jangan mati sebelum aku datang menjemputmu.”

Mulan menatapnya lama, lalu menunduk sedikit. “Janji itu… jangan kau langgar, Kaisar Han.”

Ia berbalik, melangkah keluar aula dengan langkah mantap, jubah hitamnya berkibar di bawah cahaya redup. Di luar, kabut mulai turun lagi, menutupi langit ibu kota.

Han Xin berdiri di ambang pintu, memandang punggungnya yang perlahan menjauh. Di antara kabut itu, ia bisa melihat siluet seorang wanita muda yang berjalan sendirian menuju utara menuju badai yang menunggu.

“Putri Naga…” bisiknya lirih. “Kau bukan hanya legenda. Kau adalah nyala yang menantang langit.”

Dan jauh di utara, di balik gunung bersalju, seorang pria bertopeng duduk di atas takhta batu, menatap peta besar yang menampilkan seluruh daratan Tiongkok.

“Dia sudah bergerak,” katanya dengan suara rendah. “Hua Mulan... darah naga akan kembali ke sarangnya.”

Kabut tebal menyelimuti istana utara. Seruling perang kembali terdengar panjang, dingin, dan menandakan bahwa dunia… baru saja memasuki babak baru dari pertempuran takhta.

Bersambung

1
Ilfa Yarni
huhuhuhu aku nangis lo bacanya cinta mereka abadi sampe seribu tahun
Ilfa Yarni
wah ternyata han Xin hidup lg mereka skrudah bersama lg trus han Xian jg ada ya
Wulan Sari
ceritanya sangat menarik trimakasih Thor semangat 💪👍 salam sukses selalu ya ❤️🙂🙏
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
yah han Xin ga hidup lg kyk mulan
Ilfa Yarni
apakah mereka akan ketemu lg kok aku deg degan ya
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
trus apakah han Xin msh ada jadian dong mulan sendiri hidup didunia
inda Permatasari: tentu saja masih karena Han Xin juga bukan manusia biasa tapi tidak seperti Hua Mulan yang spesial
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aaaa sedih mulan pergi apakah mulan bisa kembali
Ilfa Yarni
ceritanya seru walupun aku kurang memgerti
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
aku ga ngerti tentang naga yg aku ngerti cinta mereka ditengah peperangan hehe
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
si mulan ini manusia apa naga sih thor? sy kurang paham dg istilah keturunan naga🤔🤔
Ilfa Yarni
berarti han naga jg ya
Ilfa Yarni
apakah mereka mati bersama asuh penasaran banget
Ilfa Yarni
ceritanya menegangkan
Ilfa Yarni
ternyata pamannya msh hidup kurang ajar skali tp aku salut sama mulan dia hebat dan berani
Ilfa Yarni
seru thor lamjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!