NovelToon NovelToon
Baktiku

Baktiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Mengubah Takdir
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Imam Setianto

seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Setelah menentukan menentukan desain kandang bebek sena mengajak bapaknya untuk berbelanja material.

"Mak, aku sama bapak mau belanja material buat kandang bebek, ini ada buat mamak belanja sembako sama sayuran!" Ucap sena berpamitan pada mamaknya dan memberi mamaknya uang belanja 3 juta.

"Ini banyak banget le!" Kata mamak.

"Pokoknya ini buat mamak belanja dan mau buat apa saja juga terserah mamak, kalau kurang apa apa mamak bilang sama sena, karena sena anak mamak, insya Allah kita semua akan lebih baik dari sebelumnya!" Jawab sena.

"Iya le, terimakasih ya, jujur tadi mamak mau pergi ngutang sayuran di warung, tapi Alhamdulillah mamak malah di kasih uang sama kamu!" Ucap mamak dengan raut sedih.

"Sekarang mamak punya hutang di warung apa engga?" Tanya sena.

"Kalau sekarang engga le, baru saja mau ngutang, soalnya uang hasil kerja babak pas habis kemarin!" Jawab mamak.

"Alhamdulillah kalau gitu mak, ya wis sekarang mamak belanja, sena mau belanja material, galih ikut mamas apa mamak?" Ucap sena pada mamak dan galih.

"Ikut mamas!" Ucap galih lalu berdiri mengikuti sena.

Sena keluar rumah menuju kebon di mana bapaknya masih membersihkan rumput.

"Pak, kita ke toko material yuk!" Ucap sena mengajak bapaknya.

Bapak menghentikan kegiatanya lalu ikut sena ke toko material dengan menaiki vespa dengan galih berdiri di dek depan.

Sampai di toko material sena, bapak dan galih langsung masuk, pelayan toko langsung menghampiri mereka.

"Lho pak dayat, mau pesen apa pak, udah kerja lagi di tempat baru!?" Tanya pelayan toko yang memang kenal sama bapak, sebab bapak sering disuruh oleh mandor atau orang yang rumahnya sedang di kerjakan untuk belanja material.

"Ini anakku yang mau belanja kir, bisa langsung kirim kan?" Jawab bapak.

"Lah anaknya pak dayat setahuku kan cuma tiga, kok ini ada lagi pak?" Tanya sukir pelayan toko yang memang rumahnya masih satu desa.

"Ini anakku yang pertama, baru pulang mondok kir, dia mondok dari kecil, sekarang baru pulang, ya pantas kamu ga kenal, wong pas dia pergi mondok kamu baru lahir!" Jawab bapak.

"He he he.... iya ya pak, kenalin mas saya sukir tetangga satu desa, dulu sebelum kerja di sini sering ikut pak dayat kerja jadi kenek!" Ucap sukir memperkenalkan diri.

"Saya sena mas sukir, anak pertamanya pak dayat!" Jawab sena menerima uluran tangan sukir.

"Jangan panggil mas lah, kan lebih tua sampean!" Kata sukir protes dirinya di panggil mas oleh sena.

"He he he... ya wis aku panggil nama saja, aku pesan batu bata 1000, semenya 10, pasirnya 1 truck, besinya 10 batang yang ukuran 12, genteng metal pasirnya 150 lembar, sama usuk baja ringan 40 batang dan rengnya 35 batang, sekalian paku rivetnya ya kir!" Ucap sena langsung memesan material yang dibutuhkan.

"Siap mas, sudah saya catat sebentar saya total dulu harganya!" Jawab sukir.

Setelah mengitung total harga material yang di pesan sena, sukir menunjukan nota pembelian pada sena.

"Ini mas totalnya 10 juta 25 ribu!" Kata sukir.

"Aku bayar pakai kartu bisa ga kir?" Tanya sena.

"Bisa mas, langsung aja ke bos, mari aku antar!" Jawab sukir lalu mengantar sena ke meja kasir dimana bosnya duduk.

"Ini notanya bos, bayar pake ATM!" Ucap sukir pada bosnya sambil menyerahkan nota belanjaan sena.

Si bos langsung memeriksa nota yang di berikan sukir.

"Totalnya10 juta 25 ribu, bayar pakai kartu ya mas..............!" Kata kata si bos terhenti, kaget dan heran saat melihat sosok pemuda di hadapanya.

"Gus sena!" Ucap bos toko bangunan.

"Bukan gus pak, saya sena!" Jawab sena.

"Ah, betul ini gus sena, Alhamdulillah bisa ketemu di sini, saya sering sowan ke abah yai, satu minggu lalu saya juga kesana dan ketemu sama njenengan gus!" Kata bos toko bangunan lagi.

"Bukan gus pak, tapi sena!" Ucap sena lagi.

"Iya mas sena, saya tahu njenengan memang ga suka kalau di panggil gus, he he he he...... duduk dulu mas kita ngobrol sebentar, pindah ke sofa saja, ayo pak sini duduk, adek sini duduk, namanya siapa!?" Jawab bos toko bangunan, lalu meminta sena dan bapaknya serta galih untuk duduk di sofa untuk mengobrol sebentar.

"Ternyata bapak aslinya sini, kirain dari kota P bagian mana!" Ucap sena akhrirnya yang sekarang sudah duduk di sofa bersama bapaknya dan galih.

"Iya mas saya aslinya sini, mas sena belanja banyak banget mau mbangun apa di sini mas?" Tanya bos toko bangunan.

"Saya juga asli sini pak, saya mau bikin kandang bebek di samping rumah!" Jawab sena.

"Asli sini, kok bisa, bukanya mas sena asli kota S!?" Tanya bos toko penasaran.

Akhirnya sena menceritakan yang sebenarnya kepada bos toko nangunan dari awal hingga kini ia ada di sini, berkumpul kembali dengan orang tua kandungnya.

"Begitu ceritanya pak, makanya saya ga suka kalau di panggil gus!" Ucap sena.

"Oooh begitu, tapi apa pun itu tetap saja saya hormat pada mas sena, bagaimana pun berkat bimbingan njenengan dan abah usaha saya sekarang tambah maju, saya masih ingat betul pas pertama kali datang ke pesantren dengan keadaan tidak punya apa apa, sebab usaha saya bangkrut karena di tipu sama teman saya, abah yai dan panjenengan lah yang selalu mendampingi saya, selama saya tirakat 40 hari di pondok!" Ucap bos toko yang bernama pak budi.

"Itukan karena kesungguhan panjenengan pak, saya sama abah hanya mendampingi dan menemani!" Jawab sena.

"Apa pun itu, saya tetap berterimakasih pada panjenengan mas, sekarang Alhamdulillah usaha saya sudah maju kembali!" Ucap pak budi.

"Alhamdulillah pak budi, sekarang saya mau bayar pesanan saya, tolong segera di kirim ya, sekalian saya pamit, kasihan adik saya galih sudah kelihatan bosan, he he he....!" Kata sena lalu menyerahkan kartu ATM nya dan sekalian pamit.

"Buat mas sena bayar separonya saja, itung itung sebagai rasa terimakasih saya pada mas sena!" Ucap pak budi menerima kartu ATM dan di bawanya ke meja kasir untuk di gesek.

"Ga bisa begitu pak budi, saya mau bayar full, kalau engga mending saya ga jadi pesan!" Ucap sena tegas.

"Oke, baiklah mas sena, pak dayat, anak bapak ini memang terkenal kaya gitu di pesantren, tegas dan suka menolong!" Ucap pak budi.

"Alhamdulillah kalau anak saya begitu pak budi," jawab bapak.

"Kapan kapan boleh saya main ke rumah njenengan ya mas!" Ucap pak budi sambil mengembalikan kartu milik sena.

"Main saja pak, rumah kami selalu terbuka buat siapa saja!" Ucap sena lalu berpamitan pada pak budi dengan mengucap salam.

1
Jamrawati Onon
lanjutkan ke selanjutnya LG seru
Aa Mobui
lanjut kang ...bab d perbanyak 🙏🙏🙏🙏🙏
Ilham
lanjut BG aku suka cerita nya bg
Ilham
lanjut BG aku Suko cerita yang beninian bg
Ilham
bg lanjut aku Suko cerita nya bg..lanjut bg
ginevra
ceritanya seru
ginevra
👍👍👍👍👍
Hoa xương rồng
Membuatku terhanyut.
Necesito dormir(눈‸눈)
Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!
Poplar Taneshima
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!