Bagaimana jika kamu memasuki novel yang baru saja kamu baca dan menjadi tokoh utama wanita dalam novel itu.
Rachel Jeshly gadis ini terjebak dalam novel dan ber transmigrasi ke tubuh Ashley istri seorang CEO terkenal.
Bagaimana cerita kehidupan Rachel saat memasuki dunia novel, yuk simak ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebelas
Setelah sampai di mansion Louis memutuskan untuk menunggu mereka di sofa sedangkan Ashley dengan napas berat nya memandang kedua anak nya
Ia membantu anak anaknya memasukan semua kebutuhan mereka di sekolah baru mereka nanti,ia memutuskan untuk membantu Keelya lebih dulu membantu putri nya bersiap.
"sayang kamu benar mau pergi ninggalin mommy?"tanya Ashley terdengar lirih sambil menatap Keelya yang sedang memasukkan pensilnya di dalam kotak pensil.
"hiks hiks hiks, mommy key ngak mau tapi Key harus mau mommy"tangisnya pecah seketika mungkin anak itu sudah menahan nya dari tadi
"kenapa harus mau sayang, kamu bisa nolak"ujar Ashley memeluk Keelya erat
"mommy jangan nangis aku janji nanti kalo libur aku pulang mommy "ujar Keelya membalas pelukan Ashley
"tapi asrama mu jauh dari kakak mu key, itu yang buat mommy khawatir kamu anak gadis mommy"ujar Ashley
"mommy aku bisa kok, sampai di sana aku kan pasti punya teman banyak kakak pasti akan menemui ku setiap hari "ujar Keelya
"kamu kecil key umur mu masih 6 tahun walaupun kau tinggi, mommy takut "ujar Ashley menggelengkan kepalanya cepat.
"mommy lihat aku tak ingin menangis, aku akan berpamitan dengan para maid dulu" ujar Keelya melepaskan pelukannya
Ashley memandang Keelya dengan mata yang berkaca-kaca, masih memeluk erat putri kecilnya.
"Baiklah, sayang. Tapi jangan lupa, mommy akan selalu ada di sini untukmu. Jika kamu butuh apa-apa, jangan ragu untuk menghubungi mommy," katanya dengan suara yang terguncang.
Keelya mengangguk, lalu melepaskan pelukan Ashley. Dia mengambil napas dalam-dalam, mencoba menahan air matanya.
"Aku akan berpamitan dengan para maid dulu, mommy," ulangnya, sambil memberikan senyum kecil.
Ashley mengangguk, lalu melepaskan Keelya. "Baiklah, sayang. Berpamitan lah. Mommy akan menunggu di kamar kakak" katanya, sambil menatap Keelya yang berjalan menjauh.
"key berhenti lah, mommy memotret mu dulu !!"teriak Ashley sebelum Keelya menuruni tangga
"cantik sekali anak mommy, sekarang pergi lah tunggu mommy di bawah, turun lewat lift jangan lewat tangga "ujar Ashley memperingati anak nya
"okey mommy " jawab Keelya ceria mengancungkan jempol nya sambil menganggukkan kepalanya mengiyakan
Ashley berjalan menuju kamar milik Keenan, memasuki kamar putranya terlihat Keenan sudah selesai ber beres
"sudah semua kah sayang?, butuh bantuan mommy tidak?"tanya Ashley mendekat ke arah Keenan
"sudah mommy aku tinggal berpamitan dengan maid saja"Jawab Keenan
"kamu benar-benar mau pergi Ken?"tanya Ashley kepada anak pertama" mommy takut sayang umur mu masih 6 tahun mommy takut "ujar Ashley
"aku bisa jaga diri mommy "jawab Keenan" tadinya aku ingin menolak tapi jika di pikir pikir lebih baik Daddy menyekolahkan kami di luar negeri " lanjut Keenan
Ashley menatap Keenan dengan mata yang berkaca-kaca, masih khawatir tentang keputusan untuk menyekolahkan anak-anaknya di luar negeri.
"Tapi, Ken, kamu masih sangat kecil. Mommy takut kamu akan merasa kesepian di sana," katanya dengan suara yang lembut.
Keenan tersenyum, lalu memeluk Ashley erat. "Mommy, aku bisa jaga diri. Aku akan selalu ingat pesan mommy dan akan menjaga Keelya" katanya dengan suara yang penuh keyakinan.
Ashley memeluk Keenan erat, lalu memberikan ciuman pada dahi Keenan.
"Aku cinta kamu, sayang. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan belajar dengan giat," katanya, sambil melepaskan Keenan.
Keenan mengangguk, lalu berjalan ke arah pintu. "Aku akan berpamitan dengan para maid dulu, mommy. Lalu aku akan menunggu di bawah," katanya, sambil melambaikan tangan ke arah Ashley.
Ashley melambaikan tangan kembali, sambil memberikan senyum lebar. "mommy akan menyusul"
"jadi gini perasaan mommy saat aku pergi, mommy Rachel kangen" Bantin Ashley mengusap air matanya
Ia Manarik napas panjang, kemudian berjalan menuju lift Ashley menunggu beberapa saat sebelum turun ke lantai dasar dengan lift. Saat pintu lift terbuka, dia melihat Keenan dan Keelya sudah menunggu di sofa bersama Louis. Yang terlihat mengacuhkan mereka.
"Kau tetap lah di mansion,jet ku sudah ku siapkan mereka akan berangkat sendiri"ujar Louis datar
"apa kau gila, kau tak berpikir bagimana jika mereka pergi di sana mereka masih kecil tuan Louis Morgan!!"teriak Ashley tak terima
"mereka sudah 6 tahun, jadi kau jangan terlalu dramatis " ujar Louis
"kalo begitu aku tak mengizinkan mereka pergi!!"ujar Ashley menarik tangan kedua anak nya
"Apa maksudmu tak mengizinkan? Mereka sudah diputuskan untuk bersekolah di luar negeri " kata Louis dengan nada yang tetap datar, tanpa menoleh ke arah Ashley.
"Tapi itu tak adil! Mereka masih terlalu kecil untuk pergi sendirian ke luar negeri. Apa yang akan terjadi jika mereka membutuhkan bantuan?" Ashley berteriak lagi, kesal dengan sikap Louis yang tidak peduli.
"Keenan dan Keelya sudah cukup dewasa untuk mengurus diri mereka sendiri. Mereka tak akan sendirian, ada orang orang ku yang akan mengawasi mereka," kata Louis dengan nada yang masih sama, tanpa menunjukkan tanda-tanda khawatir.
"Tapi itu tak sama dengan memiliki orang tua di samping mereka! Apa yang akan terjadi jika mereka merasa kesepian atau takut?" Ashley memprotes lagi, merasa bahwa Louis tidak memahami kekhawatirannya.
Louis akhirnya menoleh ke arah Ashley, dengan mata yang dingin. "Ashley, keputusan sudah dibuat. Tak ada gunanya membicarakan hal ini lagi," katanya dengan nada yang tegas.
Ashley merasa frustrasi dengan sikap Louis yang tidak mau mendengarkan kekhawatirannya. "Aku tak peduli dengan keputusanmu! Aku hanya ingin melindungi anak-anakku," katanya dengan suara yang keras.
"kau, jangan buat aku berlaku kasar pada mu"geram Louis emosi
"kau ayah mereka setidaknya kau tau bagimana bahaya di luar sana "ujar Ashley berteriak
"orang orang ku sudah ku utuskan untuk menjaga Mereka Ashley!!"teriak Louis kini emosi nya sudah melup
"mommy sudah lah,kami bisa pergi sendirian"ujar Keenan pada akhirnya
"Apa?! Tidak, Keenan! Mommy tak ingin kamu pergi sendirian! Kamu masih terlalu kecil!" Ashley berteriak, kesal dengan keputusan Louis yang tidak mempedulikan kekhawatirannya.
Keenan berjalan mendekati Ashley, dengan senyum yang menenangkan. "Mommy, kami sudah besar. Kami bisa mengurus diri kami sendiri. Jangan khawatir, kami akan baik-baik saja," katanya dengan suara yang lembut.
Ashley memandang Keenan dengan mata yang berkaca-kaca, masih khawatir tentang keputusan Louis.
"Tapi, Keenan... mommy hanya ingin melindungi kamu dan adikmu. Kamu masih terlalu kecil untuk pergi sendirian ke luar negeri," katanya dengan suara yang terguncang.
Keenan memeluk Ashley erat, mencoba menenangkannya. "Mommy, kami akan baik-baik saja. Kami akan selalu menghubungi mommy jika ada apa-apa. Jangan khawatir, kami akan selalu ingat pesan mommy," katanya dengan suara yang lembut.
Louis memandang pemandangan itu dengan mata yang dingin, tidak terpengaruh oleh kekhawatiran Ashley.
"Cukup, Ashley. Keputusan sudah dibuat. Mereka akan pergi ke luar negeri dan bersekolah di sana," katanya dengan nada yang tegas.
Ashley memandang Louis dengan mata yang kesal, merasa bahwa Louis tidak mempedulikan kekhawatirannya..
"Kamu tak peduli dengan keselamatan anak-anakmu?! Kamu hanya memikirkan kepentinganmu sendiri!" katanya dengan suara yang keras.
Louis tidak menjawab, hanya memandang Ashley dengan mata yang dingin. Keenan dan Keelya memandang kedua orang dewasa itu dengan mata yang khawatir, tidak ingin melihat pertengkaran antara ibu dan ayah mereka.
Louis berbalik dan berjalan menuju pintu keluar, tanpa menoleh ke arah Ashley. "Kita berangkat sekarang," katanya dengan nada yang tegas.
Keenan dan Keelya memandang Ashley dengan mata yang khawatir, lalu mengangguk dan mengikuti Louis. Ashley memandang anak-anaknya dengan mata yang berkaca-kaca, merasa sedih karena harus berpisah dengan mereka.
"Tunggu, Louis! Jangan pergi dulu!" Ashley berteriak, mencoba menghentikan Louis. Tapi Louis tidak menoleh, terus berjalan menuju pintu keluar.
Keenan dan Keelya memeluk Ashley erat, mencoba menenangkannya. "Mommy, kami akan baik-baik saja. Kami akan selalu menghubungi mommy jika ada apa-apa," kata Keenan dengan suara yang lembut.
Ashley memeluk anak-anaknya erat, merasa sedih karena harus berpisah dengan mereka. "mommy mencintai kalian anak-anakku. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan belajar dengan giat," katanya dengan suara yang terguncang.
Keenan dan Keelya mengangguk, lalu melepaskan pelukan Ashley dan mengikuti Louis keluar dari rumah. Ashley memandang mereka dengan mata yang berkaca-kaca, merasa sedih karena harus berpisah dengan anak-anaknya.
belum sampai brapa jam Louis pergi mobil lain memasuki mansion dan siapa yang keluar Sophia Latjuba kekasih gelap suaminya dengan gaya LC nya
Ashley melipat kedua tangannya, kemudian menutup pintu mansion dengan cepat
"Ashley sialan buka sekarang juga !!"teriak Sophia berlagak seperti nyonya di mansion ini
"siapa oh, si kekasih gelap ngapin ke sini cari suami saya yah?"tanya Ashley santai mengintip sedikit di balik pintu kemudian membuka pintu itu
"jaga ucapan mu !!"bentak Sophia
Ashley membuka pintu dengan senyum sinis di wajahnya. "Oh, Sophia. Apa yang ku lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang dingin.
Sophia mendorong Ashley ke samping dan masuk ke dalam mansion.
"Aku tak perlu memberitahu mu apa yang aku lakukan di sini. Aku ingin tahu di mana Louis," katanya dengan nada yang tegas.
Ashley menutup pintu dan memandang Sophia dengan mata yang kesal. "Louis sudah pergi. Dan aku tak tahu kapan dia akan kembali," katanya dengan nada yang santai.
Sophia memandang Ashley dengan mata yang marah. "Kau berbohong! Aku tahu Louis masih di dalam mansion ini. Aku ingin melihatnya sekarang juga!" teriaknya dengan nada yang tinggi.
Ashley tidak terpengaruh oleh amarah Sophia. "Aku sudah bilang Louis tak ada di sini. Jika kau tak percaya, kau bisa menunggu di ruang tamu," katanya dengan nada yang dingin.
Sophia tersenyum sinis dan berjalan menuju tangga. "Aku tak perlu permisi dari mu untuk beristirahat di kamar Louis. Aku tahu mana kamar yang biasa digunakan Louis," katanya dengan nada yang dingin.
"pelayan!!, seret perempuan gila ini !!"geram Ashley
Para pelayan yang berada di sekitar mansion langsung bergegas mendekati Ashley dan Sophia. "Ya, Nyonya Ashley?" tanya salah satu pelayan dengan sopan.
"Usir dia! Keluarkan dia dari sini!" perintah Ashley dengan nada yang tegas, sambil menunjuk Sophia.
Sophia tersenyum sinis dan tidak menunjukkan rasa takut. "Coba saja! Aku tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Louis!" katanya dengan nada yang tinggi.
Para pelayan memandang Ashley untuk meminta konfirmasi, dan Ashley mengangguk. "Ya, keluarkan dia!" perintah Ashley lagi.
Para pelayan kemudian mendekati Sophia dan meminta dia untuk meninggalkan mansion. Sophia menolak dan berusaha melawan, tapi para pelayan tetap bersikeras untuk mengeluarkan dia dari mansion.
"BERHENTI!!"teriak seseorang