kisah yang dibuat dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata dan bisa dikatakan sebagai Fiksi tapi jadi kenyataan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasanah Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai terbuka dan menerima
Setelah tangisnya reda Maya segera melepaskan pelukan Irwan dan tersenyum kearah Irwan dengan tatapan yang tak bisa ia artikan juga yang jelas dia sangat bahagia bisa bertemu Irwan seperti ada setitik cahaya yang terang untuk masa depannya.
Lalu ia pun berbalik kearah ayah bundanya yang sedang memperhatikan dirinya dan
Sang guru dengan tatapan mata yang tak percaya seakan-akan yang mereka lihat adalah sebuah mimpi yang begitu saja lewat
tanpa permisi.
"Pak, Bu saya minta maaf atas sikap saya kepada kakaknya Maya yang mungkin sudah terlalu jauh..." Ucap Irwan dengan nada yang sangat halus dan tulus meminta maaf secara gentle dan mengakui atas kelancangannya terhadap Ayu tanpa dia sadari mungkin sudah melukainya.
Dengan sikap sopan santun yang diperlihatkan oleh Irwan kepada Baskoro dan Henny juga Maya sudah menjadi point' ples untuk mereka apa lagi Baskoro dan Henny mereka sangat hati hati dalam menilai seseorang yang akan menjadi pasangan hidup anaknya begitupun Maya ia pun turut menilai satu persatu orang yang ia temui baik pria maupun wanita dia akan memilah dan memilih siapa yang cocok untuk menjadi temannya ataupun menjadi pasangan hidupnya sendiri karena memang begitu seharusnya yang kita lakukan, Saat kita menilai seseorang bukan hanya sekedar melihat ketampanannya atau hartanya tapi kita juga harus melihat dan menilai sikap dan perilakunya bagaimana dan apa kebiasaannya apakah dia punya sopan santun kepada orang tua maupun anaknya, apakah ia dewasa dan bisa membimbing keluarganya nanti lalu apakah dia juga sudah mapan atau belum itu yang harus kita perhatikan dari seorang pria yang menginginkan anak gadis kita dan tidak asal memilih ya para ortu.
"Tak mengapa nak Irwan saya selaku orang tua juga sama kadangkala tak sadar seringkali memarahi dan berlaku kasar
terhadap mereka jangan kan saya terkadang ibunya sendiripun suka tak sadar ketika
memarahi anak-anaknya,bukan karena dia tak sayang kepada mereka tapi justru karena ia sayang dan tak mau jika anak-anaknya nanti berbuat kesalahan yang sama yang mungkin entah kapan akan terjadi, Bukankah begitu nak Irwan..?!!" Ungkap ayah sambil tersenyum kearah Irwan yang tertunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan saat itu pula ia merasakan ada usapan lembut dipunggungnya lalu ia menoleh kesamping tempat duduknya dan terlihat jelas Maya yang sedang mencoba menenangkan hatinya dengan usapan tangan lembutnya itu.
" Iya pak sangat betul sekali, terkadang tak hanya anaknya saja yang beliau marahi atau beliau tegur tapi suaminya pųn sama pak.." jawab Irwan sambil tersenyum kearah Baskoro.
"Iya bener tuh bener banget..haha... kita juga jadi sasaran kekesalan kaum wanita tatkala mereka lelah dan kesal kepada temannya ataupun kita sendiri sebagai pria terkadang kalah dengan wanita yang galak nya bisa melebihi galaknya beruang hahah..." Ucap Baskoro sambil tertawa terbahak bahak dan itupun disambut oleh Irwan yang ikut tertawa juga.
"Uuhh.dasarrr.. laki-laki memang suka begitu, kadang. 'kadang sok bener tapi banyak salahnya kan?!!.." Potong Henny disela-sela tawa Irwan dan Baskoro dengan nada judes.
"Hahahaha...kamu tuh Bun, Bun selalu bener aja sih..." Jawab sang suami dengan tawanya yang tambah nyaring
karena baru kali ini mereka
berdebat tentang kelakuan mereka sendiri.
"Lah iya donggg... wanita . itu gak pernah salah...iya gak Bun...!!" Seru Maya sambil menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum kearah Bundanya dan bunda nya pun tersenyum 'sambil mengangkat kedua tangannya lalu mereka pun bertos dengan senyum yang merekah.
Irwan dan pak Baskoro hanya terkekeh melihat hal itu, tak lama Maya pergi kedapur untuk mengambil gorengan yang tadi dibuatnya untuk Irwan dan ayah bundanya, lalu setelahnya ia pun kembali
sambil membawa piring yang berisi gorengan dan ditaruhnya dimeja.
"Ayo..dimakan gorengannya keburu dingin tuh gorengannya tapi ga papalah ya 'masih sedikit hangat kok..." Ucap Maya pada Irwan, sekilas ia bisa melihat bahwa sejak tadi ia datang dari dapur ternyata Irwan memperhatikan dirinya sampai sudah duduk pun masih saja terus memperhatikan dirinya herannn rasanya.
"kok bisa ya..ada wanita secantik ini.. ngidamnya apa sih... ckckck!!" Gumam Irwan sambil terus menatap wajah Maya yang mulai bersemu merah seperti kepiting rebus.
"Hihi...ngidamnya kopi sama singkong goreng nak Irwan terus makannya dipinggir jalan sambil ngeliat orang lewat, ngidamnya Maya dulu." Celetuk pak Baskoro sambil memakan gorengan yang dimeja.
Seketika Maya menganga bundanya pun hanya tertawa melihat reaksi Maya terkejut ketika mendengar perkataan sang ayah tatkala ibunya mengandungnya dulu dia sampe ngidam kayak gitu, orang-orang mah ngidam teh buah ngora ini mah malah kopi item sama singkong goreng aya-aya wae.
"Piraku ah..ayah we eta mah anu ngidamna bukan kakak, mau juga ngidam teh buah ngora atau rujak gitu ieu mah malah kopi item sama singkong goreng ah maenya ahh, ayah eta mah.." Ucap Maya dengan bahasa sundanya yang capetang walaupun campur dengan bahasa Indo tapi ya gapapa namanya juga budaya.
"Itu teh kamu yang mau terus bunda yang ngejalanin ya bunda yang lebih tau soal itu kenapa jadi nyalahin ayah...sih" jawab Baskoro dengan nada yang sedikit kekanak-kanakan sambil melihat istri nya yang mesem melihat kelakuan nya.
"Udah ah.jangan pada ribut terus hanya soal ngidam sampe ribut gini sih.. udah ah malu itu diliatin sama nak Irwan, tuh liat dari tadi senyam senyum aja ngeliatin kamu kak..."' Lerai Bu Henny dengan cara yang santai tapi ya.. memang terkadang ia rindu dengan canda tawa dari sang suami juga anaknya itu yang selalu terlihat kompak.
"Oh ya kak dibelakang rumah ini ada taman sama 'kebun loh mau liat yuk sama aku bareng..." Ucap Maya sambil bangkit dari duduknya lalu ia menarik tangan Irwan dengan penuh semangat.
Irwan diajak pergi bersama Maya merasa sangat senang jadi mereka bisa berduaan dan bisa saling mengungkapkan perasaan mereka masing masing semoga saja berhasil.
Sesampainya di area belakang rumah Maya langsung duduk di gazebo yang memang sengaja dibuat disana dengan pemandangan yang sangat asri dibalik rumah yang sangat padat penduduk namun memiliki keindahan nya masing-masing yang sengaja disembunyikan dari dunia luar.
" Dek!" Panggil Irwan sambil menoleh ke arah Maya dengan tatapan mata yang mengharapkan sesuatu dari Maya.
"Iya bang..! Ada apa kok mukanya serius banget. kenapa?! apa Abang lagi ada masalah kah..?!" Tanya Maya sambil menatap mata hitam nan tajam itu.
" Gak ada apa-apa dek..! Cuma aku mau ngomong sesuatu sama kamu..." Ungkap Irwan sambil berusaha tenang.
"Memangnya Abang mau ngomong apa sama aku?!" Tanya Maya sambil mengerutkan alisnya.
" Sebenernya Abang tuh mau ngasih tau kamu, kalo sebenarnya Abang ngajar disekolah itu cuma sebentar dan
mungkin entah esok atau lusa Abang akan pindah lagi ke Jakarta untuk balik lagi kerja
disana tapi itu entah kapan, yang penting Abang udah biląng 'sama kamu takutnya tiba-tiba Abang gak ngajar lagi jangan heran ya...". Jelas irwan panjang kali lebar.
Maya terdiam lalu tak lama kemudian, Maya langsung memeluk tubuh kekar Irwan yang ada disampingnya, Irwan tak terkejut ia sudah tau pasti akan membuat Maya sedih.
" Tapi sebelum Abang balik lagi ke Jakarta Abang minta tolong jawab dulu pertanyaan Abang ini, jawab sejujur jujurnya ok.." ucap Irwan sambil mengelus-elus rambut Maya.
Maya hanya mengangguk lalu melepas pelukannya dan menghadap lurus kearah Irwan dengan perasaan yang berdebar-debar.
" Apa kamu mau jadi pendamping hidup Abang....!"
Apa kamu siap membuka hatimu untuk Abang jujur aja ya jangan terlalu dipaksakan.." ungkap Irwan lagi.
Sejenak Maya terdiam lalu tak lama kemudian ia pun menjawab dengan anggukan kepala.
" lya aku mau jadi pendamping hidup Abang dan aku sudah siap membuka hatiku untuk Abang tapi..ada satu Syarat dari aku.." Jawab Maya dengan wajah penuh keyakinan.
Irwan seakan tak percaya dengan jawaban dari Maya yang begitu mengharukan.
Apa syarat nya dek..apa Abang haru jungkir balik atau gimana..?!!" Saking senangnya
Irwan.
"Hihi..syaratnya Abang harus merahasiakan hubungan kita ini dari lingkungan sekolah dan Abang harus bersikap seperti tidak ada apa-apa diantara kita bisa...?!" Jawab Maya.
Akhirnya untuk beberapa saat Irwan terdiam mempertimbangkan syarat dari Maya tadi, akhirnya Irwan pun mengangguk dan tanpa bisa dilarang oleh Maya satu kecupan manis mendarat di bibirnya dengan cepat, saking senangnya Irwan sampai segitunya.
terusin donk!!!