NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Marcel berangkat lebih dulu karena ia ada jadwal pagi. Gisella berniat ingin pergi ke sekolah naik taksi atau ojek namun dengan tegas papa Rizal menolak.

"Kamu berangkat sama papa aja dek. Papa ada waktu senggang kok masih bisa anter kamu sekolah."ujar papa Rizal. "Nggak usah pa aku bisa kok berangkat sendiri aku kan bukan anak kecil lagi."

"Nggak boleh kamu harus berangkat sama papa atau kalau nggak sama kakak. Atau mungkin kamu mau dijemput sama Revan biar papa telepon."

"Jaaangaannn..."

"Kenapa? kalian harus sering bertemu dan pergi bareng agar kalian bisa lebih dekat."tutur Rizal.

"Nggak usah pa, aku berangkat bareng papa aja,"ucapnya lirih. Mana mungkin pergi dengan Revan sedangkan mereka saja tidak pernah akur.

Usai sarapan Gisella pun berangkat sekolah di antar oleh papa Rizal yang juga akan berangkat ke kantor.

Saat di dalam mobil mereka selalu berbincang.

"Gimana acara kamu kemarin seru.."tanya papa Rizal. "Seru dong pa, aku seneng banget bisa main sama Kania dan Selly. Kita nonton terus makan terus jalan - jalan keliling mall."ujar Gisella antusias.

"Bagus dong, papa seneng kalau kamu seneng karna kamu putri kesayangan papa."ucapnya mengelus puncak kepala Gisella. Gadis itu tampak berpikir sejenak,mungkin kah ia harus menceritakan kegelisahannya kemarin. Tapi ia tidak ingin membuat papa nya khawatir karena itu hanya perasaannya dan belum tentu benar terjadi.

Papa Rizal menoleh menatap putrinya yang tengah melamun. "Sayang ada apa? Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?" Kulik papa Rizal.

"Hmm..nggak papa kok pa, Gisel nggak papa. Aku cuma lagi ingat aja acara kemarin,seru."

Beberapa saat kemudian mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

"Terima kasih pa, aku turun dulu."pamit Gisella lalu mencium punggung tangan papa Rizal. "Papa hati - hati."sambungnya lagi.

"Iya sayang..belajar yang bener jangan bikin ulah terus."nasihatnya pada Gisel.

"Siap bos.."Gisella mengangkat tangan memberi hormat kepada papanya.

Papa Rizal tersenyum hangat. Setelah memastikan Gisel masuk gerbang dengan aman,mobil pun melaju meninggalkan sekolah menuju ke kantornya.

"Pagi besti.."sapa Selly semangat 45.

"Pagi juga..tumben elo duluan yang dateng biasanya Kania yang lebih dulu sampe."tutur Gisella.

"Iya nggak tahu tuh anak tumben belum dateng, Biasanya suara cemprengnya yang lebih dulu terdengar di telinga kita "heran Selly pula.

Mereka berdua berjalan santai melewati koridor sekolah. Saat hampir masuk kelas terdengar teriakan yang memekikkan telinga mereka berdua.

"Gisella, Selly tega banget kalian nggak nungguin gue." Teriak Kania dari arah belakang.

Sontak Gisel dan Selly menghentikan langkahnya seraya menutup kedua telinga mereka terasa berdengung keras.

Gisel menoleh dengan tatapan tajam yang siap menelan orang hidup - hidup.

Kania melihat itu dan hanya mampu meringis ngeri melihat wajah sahabatnya yang siap memangsa lawannya.

"Heee...sayangku maafkan aku yang terlalu semangat."ucapnya dengan memeluk sahabatnya itu dengan kuat agar bisa lebih tenang."

"Elo bisa nggak sih nggak teriak - teriak telinga gue panas denger teriakan elo itu."amuk Gisella seraya melepas pelukan Kania. Lagi lagi Kania hanya meringis.."heee maaf yaakkk,yuk masuk tar keburu guru datang."ujarnya menarik tangan kedua sahabatnya untuk masuk.

Tak lama geng Revan memasuki kelas dan seperti biasa para siswa heboh dengan kemunculan tiga cowok yang di sebut dengan pangeran sekolah itu.

Gisell menatapnya dengan tajam sama halnya dengan Revan yang menatap tajam pula ke arahnya. Dengan angkuh Revan berjalan melewati meja Gisella karena memang ia duduk di kursi belakang Gisella.

"Gila aura Revan makin hari makin menyala ya.."bisik Selly yang duduk di sampingnya sedangkan Kania duduk di kursi depan mereka.

"Aura gelap maksut lo..?" Sinis Gisella.

"Ck..jangan terlalu benci tar lama - lama elo jatuh cinta.."tambah Selly mengingatkan.

Gisella melotot menatap sahabatnya itu.

"Amit - amit jabang bayi,"ucapnya mengetuk meja lalu mengetuk kepalanya sendiri. "Mending jomblo seumur hidup gue daripada sama cowok model Revan gitu."tambahnya lagi malas.

"Hati - hati kemakan omongan sendiri baru tahu rasa lo."imbuh Selly.

"Nggak akan."jawab Gisel tegas.

Kania menoleh ke belakang lalu bertanya "kalian ngomongin apa sih dari tadi bisik - bisik mulu.?"Tanya nya penasaran.

"Ngomongin anak tetangga yang pup di celana."jawab Gisella asal. Kania mengerutkan keningnya. "Lah bukanya udah biasa anak kecil pup dicelana masalahnya apa?" Tanya nya lagi. Sebelum Gisella dan Selly kembali menjawab seorang guru masuk dan mereka akhirnya menghela napas lega.

"Pagi anak - anak.." sapa bu Lena.

"Pagi buu..." jawab semua siswa serempak.

"Hari ini kita ulangan jadi siapkan bolpen dan tutup buku kalian." Serunya lagi membuat semua siswa tercengang. "Kok mendadak sih bu tahu gitu tadi saya belajar dulu."sahut Rio dari belakang.

Gisella menoleh dan menyahut "emang elo pernah belajar? Gue yakin elo nggak pernah buka buku,kalau pun buka buku pasti bukan buku pelajaran yang elo buka tapi majalah dewasa." Semua orang tertawa termasuk Rio sendiri. "Kok elo paham banget sih Sel? Udah cocok nih gue jadiin pacar gue." Celetuknya lagi yang sukses membuat Gisella merasa mual. "Cih..ogah banget gue jadi pacar elo bisa - bisa tiap hari kena sawan gue."jawab Gisella lagi.

Lagi lagi tawa memenuhi kelas pagi ini. Bu Lena menggelengkan kepala pelan " sudah sudah...kembali fokus sama pelajaran kita hari ini.

Simpan buku kalian masing - masing ibu nggak mau ada yang menyontek."perintahnya lebih tegas.

Suasana kelas pun hening dan semua fokus kepada soal yang di berikan oleh bu Lena. Bagi siswa yang pintar seperti Revan atau Gisella ulangan mendadak seperti ini tidak masalah bagi mereka.

"Van, ini jawaban nomor 3 apa? Bingung gue soalnya bikin mata perih. Kepala gue udah pusing lihat angka - angka begini."bisik Rio yang duduk di samping Revan. Tanpa banyak kata Revan menggeser kertas ulangannya yang sudah mampu mengerjakan 10 soal padahal baru 15 menit ulangan di mulai. Hanya tinggal mengerjakan 10 soal lagi ia sudah selesai dan bisa keluar kelas. Sama halnya dengan Gisella. Gadis itu telah berhasil mengerjakan 8 soal. Mereka terlihat tidak kesulitan sama sekali.

Sejak kelas satu Gisella memang selalu mendapat  peringkat 2 sedangkan Revan selalu peringat 1.

20 menit kemudian mereka telah selesai mengerjakan namun mereka memilih tetap di kelas menunggu para sahabatnya selesai.

Krrrriiiinnngggg krriiinngg..

Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa di minta mengumpulkan ulangannya di meja guru seraya keluar dari kelas untuk istirahat. Gisella dan kedua sahabatnya memilih membeli cemilan dan minuman lalu duduk di kursi taman yang terletak di bawah pohon rindang hingga membuat mereka nyaman dan segar karena terkena angin. "Gila tadi soalnya susah - susah banget sampai pusing gue hapalin rumus."keluh Kania.

"Iya makanya belajar yang bener kalau guru jelasin di simak bukanya malah sibuk sendiri."sindir Selly.

"Iya mau gimana lagi orang kepala gue mentok banget. Mau di asah gimana juga udah susah.Elo mah enak ada soal yang nggak ngerti tinggal nengok punya Gisel. Nah gue duduk sama orang yang sama - sama cetek otaknya."keluhnya lagi.

Gisella dan Selly tertawa terbahak - bahak.

"Eh tahu nggak besok ada pertandingan basket di sekolah kita. Kalau nggak salah ngelawan sekolah Pelita Jaya deh."ujar Selly.

"Oya wah bakal seru dong, siapa tahu cowoknya ganteng - ganteng dan ada yang bisa di gebet."celetuk Kania.

"Pikiran elo tuh cuma cowok aja, pikirin tuh nilai ulangan elo."timpal Gisella yang sukses membuat Kania merengut kesal. Selly tertawa puas melohat wajah sahabatnya yang cemberut dengan bibir maju beberpa senti ke depan.Mereka asyik mengobrol hingga tak sadar ada seseorang yang berjalan ke arah mereka.

"Hai Gisella.."

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!