NovelToon NovelToon
Regret By Mendayu Aksara

Regret By Mendayu Aksara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Janda / Cerai / Percintaan Konglomerat / Obsesi
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mendayu Aksara

‎"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas" seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar Wanitanya.

‎Devan menoleh pada Sang Istri yang sedang hamil

"Dia pacarku kinara, dialah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kau mengerti. Aku harus mengejar cintaku, ak tidak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."

‎"Mas kamu ga boleh kejar dia, aku ini istri mu, aku mengandung anakmu. Apakah kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" tanya Ibu hamil itu tersendat

"‎Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun."

"Tapi mas..."

Devan segera melepas paksa tangan Kinara, tak sengaja sang istri yang sedang hamil pun terjatuh.

"Ahhh perutku sakit..." Ringis Kinara kesakitan

"Maaf kinara, aku tak mau kehilangan Nesa" Ucap devan kemudian pergi

‎Kinara menatap kepergian suaminya, dan lama kelamaan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mendayu Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuh Hati

Ketiga teman Dimas masih menatapnya penuh tanya,

Suasana masih hening, tampak Dimas berpikir seolah sedang mengingat sesuatu.

Dibeberapa detik kemudian akhirnya pemuda yang berkulit putih dan tampan tersebut membuka suara.

"Aku ingat, waktu itu pernah hampir menabrak seorang bocah laki-laki dijalan perkebunan teh bapak ku, untungnya aku mengerem dan tak sampai menabraknya. Dan aku ingat betul, wanita itu segera berlari menghampiri kami dengan wajah yang begitu panik. Bukan kah bocah laki-laki yang dia gendong itu anaknya?"

Jawab Dimas panjang lebar sembari memberi pertanyaan di akhir penjelasannya.

Arman, Rio dan Ari saling melirik satu sama lain. Nampak diam dan kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Ya Tuhan, aku kira kamu benar-benar tau kalo Kinara itu istri orang"

Cetus Arman di sela gelagat tawanya.

"Bocah itu yusuf, anak Bu Mina. Itu, wanita paruh baya yang berjalan di samping Kinara."

Tambah Rio sambil menunjuk samar ke arah ketiga wanita yang sedang berjalan santai mengarah ke pondok mereka.

Ari tak henti-hentinya tertawa sambil sesekali menyeka air mata yang turut turun akibat gelagat tawa yang berlebihan.

"Aduh perut ku sakit akibat terlalu banyak tertawa"

Ucap Ari kemudian memegangi perutnya dengan tekuk bibir yang masih sama.

"Udah-udah berhenti, mereka sudah makin dekat. Ndak enak di dengar mereka kalo kita tertawa terbahak-bahak gini."

Ucap Arman kemudian, setelah ia sadari ketiga wanita tadi sudah semakin dekat dengan posisi mereka sekarang.

Perlahan, tawa yang begitu pecah tadi meredam.

Dibeberapa menit kemudian, Kinara, Lastri dan Bu Mina telah berada di jalanan depan pondok pemuda-pemuda tersebut.

Dengan ramah Bu Mina menyapa

"Permisi Aden Aden"

Tegurnya sembari menganggukan kepala sebentar dengan begitu sopan.

Sedangkan Lastri dan Kinara hanya tersenyum hangat sembari turut menganggukan kepala ringan, tanda memberi salam pada sekelompok orang yang kini mereka jumpai di perjalanan.

Ketiga pemuda tadi membalas dengan senyum yang tak kalah hangat. Sembari menoleh, mengekor langkah kaki ketiga wanita yang jalan berlalu. Kecuali Dimas yang hanya membalas dengan senyum seadanya.

"Lihatkan Dim Kinara begitu cantik"

Cetus Arman ketika dirasa ketiga wanita tadi telah berjalan jauh dari pondok mereka.

"Lembut pula"

Timbal Rio singkat yang tak mengubah posisi mata tetap menatap punggung Kinara yang kini berjalan menjauh.

Dimas menarik nafas kasar dan menghembuskannya kuat.

"Huufft, ternyata selama ini aku salah ya"

Gerutu Dimas pelan sembari sedikit menunduk.

"Emang salah"

Serobot Arman cepat sembari menepuk kuat pundak Dimas.

"Dim Dim, gimana toh. Ndak bisa bedain mana yang gadis sama istri orang"

Tambah Rio. Kemudian ketiga pemuda tadi kembali tertawa ringan mentertawakan ucapan Dimas, yang bodohnya sempat membuat mereka percaya dan bertanya-tanya.

"Nah gimana menurut mu Dim, dia benar-benar cantik kan? Siapa yang nolak jadikan dia istri"

Lanjut Arman bertanya.

Dimas yang tadinya menunduk, perlahan mengangkat kepalanya. Menatap sekilas Arman dan kemudian menoleh ke arah Kinara yang kini sudah berjalan semakin jauh dari pondok mereka.

Dimas menatap punggung itu lekat, sembari berkata pelan

" Ya, dia memang cantik"

Dengan posisi kepala tak ubah tetap seperti semula setelah beberapa menit dia berucap.

Rio menatap heran, turut mengarahkan pandangannya searah dengan pandangan Dimas yang menatap lama Kinara.

"Dim, jangan bilang kamu juga sudah mulai jatuh hati"

Cetus Rio selidik atas prilaku Dimas tersebut.

"Ha jangan bilang kau beneran udah jatuh hati, wah tambah berat saingan kami"

Bubuh Arman protes.

...............///////////////////////////////////.................

Mentari kini mulai lelah, perlahan menurun meredupkan cahayanya yang terang berganti oranye.

Briyan menghempaskan tubuhnya kuat, diatas kasur single bed sebuah kamar yang bernuansa putih gading.

Ia menatap lekat langit di luar jendela yang menampilkan lukisan senja dengan begitu indah.

"Huufft, sudah seminggu dan tak ada hasil" Gumam Briyan lelah.

Sudah satu pekan dari hari kedatangannya untuk mencari istri sahabatnya ke desa ini, namun sampai hari ini tak pula ia temui hasilnya.

NIHIL.

Itulah yang dapat di gambarkan pada usahanya kini.

Selama sepekan, tak ada celah untuk ia berhenti mencari wanita tersebut walau hanya menanyakan namanya.

Sudah seperempat desa ia kelilingi sendiri dengan berjalan kaki, bertanya pada setiap warga yang ia temui.

Briyan berkeliling desa tanpa mobil sewaannya dan sang sopir. Kali ini Briyan memutuskan berjalan kaki demi mencari seseorang karena ia tak ingin melewatkan satu incipun dari tempat ini.

Bukan tak pintar dalam hal mencari, sebelumnya Briyan sudah ada rencana bertanya pada staf kelurahan di desa ini tentang kedatangan seorang wanita yang ber-migrasi dan menetap sejak dua tahun lalu.

Tapi Briyan juga tau, itu akan menyalahi aturan dan dianggap mengganggu privasi di desa tersebut. Bisa saja Briyan di usir keluar dari desa itu setelahnya. Jangankan menemukan orang yang ia cari, bahkan ia harus angkat kaki dan perjalanan panjang nya ini harus berakhir sia-sia.

Tentunya Briyan tak mau ambil resiko demikian.

Namun dengan mencari tanpa petunjuk yang jelas begini, Briyan merasa seolah sedang berjalan di tempat. Tak mundur dan juga tak maju.

Atau mungkin seperti mencari beras di lumbung padi. Semuanya tampak samar-samar padahal ada dekat di sekitar.

Briyan nampak putus asa, akan tetapi beberapa detik kemudian muka nya kembali menampilkan semangat

"Kamu tak boleh menyerah Briyan, masih ada tiga perempat bagian desa lagi yang belum kamu jelajahi"

Gumamnya lagi sambil memejamkan mata kuat. Seolah meyakinkan dirinya yang saat ini mulai goyah.

"Aku harus mulai meminta bantuan pada warga di desa ini untuk dapat menemukannya, tapi siapa yang bisa membantuku. Aku pun tak kenal satu pun orang di sini."

Pikir Briyan dalam hati. Matanya yang tadi terpejam kini mulai terbuka perlahan, menatap lekat langit-langit kamar yang telah ia sewa selama satu minggu ini.

Ia kembali menarik nafas kasar dan menghembuskannya kuat, kemudian tersenyum.

Pikirannya mulai berputar kebeberapa hari lalu, mengingat wajah cantik seorang wanita yang terkejut akibat ulahnya.

"Kurasa dia bisa membantu"

Gumam Briyan, kali ini diiringi dengan senyuman di wajah tampannya.

"Dan siapa yang tau, dengan ini aku bisa mengenalnya lebih dekat"

Ucap Briyan kembali sebelum ia berdiri mengambil handuk, dan memasuki kamar mandi yang berdinding kaca tersebut.

Sebelum ia benar-benar melangkah masuk, kembali ia tersenyum singkat sambil menggelengkan kepala pelan.

"Briyan, Briyan"

Ucapnya menyebut nama sendiri kemudian menutup pintu dan membersihkan badannya. Guna meluruhkan seluruh beban dan lelahnya hari ini, yang ingin segera ia lepas dan hilangkan bersama tenggelamnya mentari.

.

.

.

BERSAMBUNG***

1
Adinda
lebih baik kinara sama briyan daripada dimas Dan devan
Mendayu Aksara: Yuhu Kak, pantengin terus ya, biar tau akhir cerita Kinara bakal hidup bahagia dg siapa 🙌
total 1 replies
Adinda
cocok la briyan sama kinara Daripada dimas
Roxanne MA
OMG ADA DIL RABA🥰
Mendayu Aksara: Iyaa, cantik banget dia itu, cocok ngewakilin Kinara yg 'kata'nya cantik banget juga
total 1 replies
Roxanne MA
wahh ka alurnya seruu bangett
Mendayu Aksara: Wahh makasih kak ❤
total 1 replies
Mendayu_Aksara
Ngakak sih Briyan ini ada ada ajee
Mendayu_Aksara
ihh samaan nama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!