Perlahan dia menyibak kelambu yang sudah lusuh itu dan mengarahkan netranya keluar ingin melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu.
Bagaikan disambar petir apa yang barusan ia lihat adalah tergeletak tubuh seorang laki – laki yang sepertinya sedang pingsan, entahlah mungkin hanya pingsan atau mungkin sudah mati ia benar – benar tak yakin akan pilihan keduanya.
Sebenarnya aku publis karyaku yang ini di platform resmi Fizzo hanya saja peminatnya sedikit mungkin karyaku kurang menarik
tetapi ku coba perbaiki dan publis karyaku yang berjudul Secret Love disini
semoga kalian suka
oh iya nama penaku di Fizzo adalah Imajinas
jadi sukapena dan Imajinas adalah satu orang yang sama ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Bagaikan disambar petir tangan Kanalla bergetar hebat saat melihat hasil tespack yang dia pegang menunjukkan garis dua merah, setelah dia pulang dari tempat kerjanya Kanalla bergegas pulang menaiki bus kota seperti biasa. Dia sudah tidak sabar ingin cepat pulang kerumah karena akan melakukan sesuatu.
Dan disinilah Kanall sekarang berada di dalam kamar mandi rumahnya sambil menatap ke dua tespack yang telah ia gunakan "aku hammmil" ucapnya lirih sambil menatap benda pipih panjang itu yang terpampang jelas terdapat garis dua merah, manik hijau zamrudnya mulai mengeluarkan air mata.
Dia tidak dapat menebak hatinya saat ini, entah senang atau malah bersedih. Karena dia menyadari bahwa hubunganya dengan Jack yang tidak lain adalah Geralt belum terlihat kejelasannya "lalu aku harus bagaiman?" Ucapnya lagi dengan kesendirian.
Kanalla menangis di dalam kamar mandi sesenggukkan sampai dadanya terasa sesak "apa aku harus membuangnya atau memberitahukanya terlebih dahuku kepada Jack?" Tanya Kanalla pada dirinya sendiri disela tangisannya, air matanya semakin membanjiri pipinya.
Terdengar bunyi ponsel Kanalla yang berdering dimeja ruang tamu rumah Kanalla membuat Kanalla bangkit dari duduknya diatas closet untuk melihat siapa yang menelfonya.
"Halo Oliv" jawab Kanalla pada orang disebrang telfon "halo Nalla, bagaimana keadaanmu kenapa kau tidak memberiku kabar sebulan ini" tanya Olivia disebrang sana dan Kanalla mencoba menormalkan suaranya agar Olivia tidak curiga bahwa dirinya habis menangis.
"maaf aku sangat sibuk dengan pekerjaanku dan sangat lelah" ucap Kanalla sembari tersenyum tipis walaupun orang yang dia ajak bicara tidak dapat melihat senyumnya "kau sudah bekerja?? Dimana?" tanya Olivia sekali lagi "aku bekerja sebagai OG diperusahaan Dallas groub kau tau kan?" Jawab Kanalla sembari memutuskan untuk mendudukkan dirinya disofa yang sudah usang itu.
"Ah I know, bagaimana disana ? Apa kau sudah memiliki teman yang baik?" Tanya Olivia sekali lagi, pasalnya mereka ini sudah berteman dari mulai sekolah dasar dan semenjak sekolah menengah ke atas Olivia dan keluarganya berpindah ke desa yang cukup dekat dengan Kota B tidak seperti Kanalla yang masih menempati rumah usang di desa yang berada dipinggiran kota B.
"Ada satu teman yang baik disana namanya Vivian. Nanti jika ada waktu ku kenalkan padamu ya, hem Liv aku sangat lelah aku ingin beristirahat sekarang" Jawab Kanalla dan mulai menutup panggilan telfonya.
Setelah panggilan mereka terputus Kanalla kembali menangis dan memandang ponselnya yang tertera nomor Geralt disana. Ingin sekali dia menelfon dan mengatakan padanya tentang kehamilannya ini namun dia urungkan karena takut akan respon Geralt.
"Aku harus bagaimana ?" Tanya Kanalla pada dirinya sendiri "aku harus memberitahunya bagaimanapun ini juga anaknya" ucap Kanalla dengan mantap dan dia segera mendial nomor Geralt namun hanya bunyi operator yang menyahut disana.
Kanalla berusaha menelfon sekali lagi sampai beberapa kali tetap suara operator yang berbunyi dan disitulah Kanalla mulai lelah dan menyerah berakhir dengan dia tertidur diatas sofa yang usang itu.
Geralt lupa untuk mengaktifkan ponselnya dia lupa jika ponselnya mengalami batrelow, sesampainya di dalam apartemenya dia menuju kamar dan mulai mencharger ponselnya kemudian dia beranjak ke kamar mandi.
Hari ini cukup melelahkan bagi Geralt karena banyak sekali pertemuan dengan patner kerja sama perusahaannya, sampai dia tidak sempat melihat ponselnya sama sekali dan baru tersadar bahwa ponselnya sudah kehabisan daya.
Air mengguyur seluruh kepala Geralt dan badan yang sixpack itu, dibawah guyuran air sower Geralt tak sengaja memikirkan Kanalla sepertinya dia merindukan Kanalla. Setelah Geralt mandi dia menuju walkin closet di kamar apartemennya, berpakaian dan mulai menghidupkan ponselnya.
Betapa terkagetnya Geralt melihat banyak sekali panggilan telfon dari nomor Kanalla membuatnya khawatir karena tidak biasanya Kanalla menelfonya duluan bahkan mengirimi pesan teks saja tidak pernah.
"Angkat telfona dariku Kanalla" ucap Geralt seraya mencoba menelfon Kanalla beberapa kali, Kanalla yang sedang tertidur akibat kelelahan menangis sama sekali tidak mendengar bunyi deringan ponselnya.
Geralt segara mengambil kaos berwarnah hitam dan mengambil kunci mobilnya segera berlari keluar apartemen menuju ke parkiran mobil apartemennya.
Geralt melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai membunyikan klakson berkali - kali jika ada mobil yang melaju dengan lamban didepannya, fikiran Geralt kacau dia takut Kanalla terluka.
Karena kelompok Jaguar pastinya sudah mengetahui bahwa Geralt memiliki seorang wanita yang akan mejadi kelemahannya. Ini lah salah satu alasan kenapa Geralt tidak pernah mau untuk berpacaran yang dia takutkan musuh - musuhnya akan mencelakai wanitanya.
"Sial ayolah cepat" ucap Geralt dan mengklakson sekali lagi mobil yang mengahalangi jalannya. Jarak yang ditempuh dari kota Edinburgh menuju ke kota B sekitar 3 jam jika naik mobil tetapi kali ini Geralt hanya butuh waktu kurang dari 2 jam sudah sampai di halaman rumah Kanalla.
Geralt segera mendobrak pintu depan Kanalla membuat si pemilik rumah terbangun karena mendengar dentuman pintu depan rumahnya, Kanalla yang melihat Geralt berlari masuk menghampirinya yang sekarang setengah sadar duduk di sofa ruang tamunya mengira bahwa ini hanyalah mimpi.
"apa yang terjadi? Apa kau baik - baik saja?" Tanya Geralt sambil merangkup kedua pipi Kanalla dan menatap mata Kanalla "Aku tidak papa, kenapa kau mendobrak pintu rumahku?" Jawab Kanalla dan bertanya pada Geralt "Aku kira ada yang terjadi sesuatu sampai kau menelfonku berkali - kali" ucap Geralt sedikit meninggikan suaranya karena merasa seperti orang bodoh datang terburu - buru mendobrak rumah orang tanpa permisi.
"Kenapa kau tidak menjawab telfon dariku ??" Tanya Geralt sekali lagi masih dengan nafas terengah dan suara yang masih meninggi, membuat Kanalla ketakutan melihat Geralt yang seperti ini.
pasalnya dia tidak pernah melihat Geralt seperti ini mengeraskan suaranya "Aku tertidur jadi tidak mendengar ada bunyi telfon" Jawab Kanalla dan air mata mulai menggenang dipelupuk matanya.
Geralt yang melihat mata Kanalla akan menangis mulai merasa bersalah dan dia menarik kepala Kanalla ke dadanya untuk dia peluk menenangkan "maafkan aku, aku hanya khawatir padamu" ucap Geralt dengan tangan mengelus kepala Kanalla yang berada di dalam pelukannya.
"kenapa kau sendiri tidak mengaktifkan ponselmu?" Tanya Kanalla dan Geralt mulai melepas pelukanya menatap mata Kanalla "Aku lupa mencharger ponselku hingga lowbat" jawaban Geralt yang membuat Kanalla ingin sekali marah padanya,Sepertinya hormon kehamilannya sudah mulai mempengaruhi dirinya.
"Jack apa kau suka dengan bayi?" Tanya Kanalla dengan hati - hati dan menatap wajah Geralt yang sedang menatapnya "Bayi itu sangat berisik dan merepotkan, dalam waktu dekat ini aku tidak ada fikiran untuk memilikinya" jawab Geralt seraya berdiri mengambil minuman yang berada diatas meja makan Kanalla, dia sangat kehausan karena mengeluarkan tenaga mendobrak pintu rumah Kanalla, hati Kanalla terasa remuk bagaikan ditusuk seribu pedang atau mungkin ditembak secara brutal.
"Dia tidak menginginkanya, dan aku ini hanya tempat pelampiasan nafsunya saja" ucap Kanalla dalam hati tanpa dia sadari setetes air mata jatuh di pipi chuby nya dan Geralt menyadari itu segera menghampiri Kanalla.
"What wrong ?" Tanya Geralt datang menghampiri Kanalla dan mulai duduk di sofa samping Kanalla "Nothing" jawab Kanalla seraya mengalihkan wajah ke arah lain dan mengusap air mata yang menetes dengan tanganya, tanpa Kanalla sadari Geralt tak sengaja melihat tespack bergaris 2 dimeja samping sofa tempat Kanalla tertidur tadi.