NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Presdir Dingin

Mengandung Benih Presdir Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.


Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.


Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.



Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.


Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.


Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11 Positif Hamil

Sagara menatap Alika yang kini terbaring di ranjang rumah sakit. Wajah gadis itu terlihat pucat, dan matanya terpejam seolah-olah tengah tertidur pulas.

Sejak mereka tiba di rumah sakit, dokter belum juga memberikan kabar pasti mengenai kondisinya.

Waktu terasa berjalan lambat bagi Sagara. Tangannya terkepal, rahangnya mengeras. Ia berdiri di samping tempat tidur dengan gelisah, menatap lekat wajah Alika yang begitu tenang, kontras dengan perasaannya saat ini.

Biasanya, Sagara adalah pria yang dikenal tenang, dingin, dan tidak mudah terpengaruh oleh apapun. Namun kali ini, ia tampak begitu berbeda. Ada kecemasan yang tak biasa tergambar di raut wajahnya. Ia mondar-mandir di dalam ruangan, tak bisa diam. Setiap langkahnya terdengar berat, seolah membawa beban yang tak kasat mata.

“Sial! Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kenapa aku begitu mengkhawatirkan gadis ini?” gumamnya sambil menarik nafas panjang. Ia merasa seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Hatinya tidak tenang sejak Alika jatuh pingsan di pelukannya tadi. Ia bahkan tidak peduli pada pandangan atau komentar orang lain ketika membopong tubuh gadis itu ke mobil.

Lee berdiri di sudut ruangan, memperhatikan gerak-gerik Sagara dengan seksama. Di antara semua orang yang mengenal Sagara, Lee mungkin adalah satu-satunya orang yang tahu betul seperti apa bosnya itu. Ia tahu Sagara tidak akan menunjukkan perasaan semacam itu jika bukan karena alasan yang kuat.

Tapi Lee juga merasa bersalah, karena diam-diam, ia sudah menghubungi kakek Hermawan dan menceritakan tentang Alika.

“Maafkan saya karena sudah mengkhianati anda, Tuan. Tapi, saya melakukannya demi kebaikan anda,” batin Lee penuh penyesalan. Ia menggenggam ponsel di sakunya erat-erat, menahan diri untuk tidak membuka mulut.

Beberapa menit kemudian, pintu ruangan terbuka. Seorang dokter masuk dengan ekspresi serius di wajahnya.

“Bagaimana kondisinya?” tanya Sagara cepat, tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran dalam suaranya.

Dokter itu menghela napas sebelum menjawab, “Gadis ini mengalami kelelahan berat. Tubuhnya kekurangan nutrisi dan mengalami stres berlebihan, yang mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Untung saja Anda membawanya kemari tepat waktu. Kalau terlambat sedikit saja, kondisinya bisa memburuk.”

Sagara menarik napas lega, meski wajahnya masih diliputi rasa cemas. “Tapi dia akan baik-baik saja, kan?” tanyanya.

“Ya. Dengan perawatan yang tepat dan istirahat cukup, dia akan segera pulih. Untuk sementara, sebaiknya hindari aktivitas berat dan tekanan emosional.” Dokter itu menjelaskan dengan tenang. “Kami akan terus memantaunya hingga kondisinya benar-benar stabil.”

Sagara mengangguk pelan, lalu duduk di samping ranjang Alika. Ia mengusap rambut gadis itu dengan lembut, sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh Sagara pada siapapun sebelumnya. Bahkan dirinya sendiri tak mengerti kenapa perasaannya begitu tak terkendali saat ini.

Sebelum dokter pergi, ia menambahkan, “Ada satu hal lagi yang perlu saya sampaikan pada anda, Tuan.”

Sagara mengangkat kepala. “Apa itu?”

Dokter menatapnya sejenak sebelum menjawab, “Nona Alika sedang hamil.”

Sagara terdiam. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Ia membeku di tempat, memandangi dokter tanpa bisa berkata-kata.

“Apa kamu bilang? Dia hamil?” tanyanya dengan suara serak.

“Ya. Usia kandungannya diperkirakan sekitar empat minggu. Sejauh ini, kehamilannya dalam kondisi baik, hanya saja nampaknya dia sendiri belum menyadarinya. Ini hasil tes laboratoriumnya,” ujar sang dokter sambil menyerahkan selembar kertas hasil pemeriksaan.

Sagara mengambil lembaran itu dengan tangan yang sedikit gemetar. Matanya menelusuri deretan angka dan istilah medis yang tertulis di sana, namun yang paling membekas adalah satu kalimat di bagian bawah–positif hamil.

Pikirannya langsung melayang ke kejadian satu bulan yang lalu, malam di sebuah hotel. Saat itu, ia sedang mabuk berat dan tak bisa mengingat dengan jelas bagaimana Alika bisa muncul di kamarnya. Yang ia tahu, malam itu adalah sebuah kesalahan besar. Dan sekarang, kenyataan pahit itu menyusulnya.

“Malam itu… Argh, brengsek!” gumamnya pelan. Wajahnya berubah muram. Ia menutup mata, mencoba menenangkan diri. Tapi rasa bersalah dan bingung justru semakin menyergapnya. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa.

“Bagaimana ini bisa terjadi?” tanyanya pada dirinya sendiri.

Lee yang sedari tadi diam akhirnya mendekat. “Tuan, apakah anda baik-baik saja?”

Sagara menggeleng. “Tidak. Aku tidak baik-baik saja, Lee.”

Ia menatap Alika yang masih terbaring lemah. “Aku sudah menghancurkan hidupnya,” ucapnya lirih. “Dan sekarang dia hamil anakku.”

“Apa?” pekik Lee nyaris tak percaya.

“Kecilkan suaramu, bodoh!” Sagara melirik ke sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar. “Dengarkan baik-baik, jangan mengatakan apapun pada kakek soal ini. Mengerti?”

Lee mengangguk. “S–saya mengerti, Tuan.”

Sagara menatap Lee sekilas sebelum dia memutuskan untuk keluar. Sagara butuh waktu untuk sendiri.

“Sayangnya, saya sudah memberitahukan semuanya pada kakek anda, Tuan.” Lee menatap miris Alika. “Tapi sungguh, anda benar-benar keren. Sekali melakukan langsung jadi.”

1
Sari Mut
lee keren
Sari Mut
bagus Alika..km hrus tegas dan kuat
Sari Mut
nah tuan saga cemburu😆
Sari Mut
anakmu tuan saga.pingin dielus😂
Sari Mut
yaelah 100 rb😂🤣
Sari Mut
wah tuan sagara mulai bucin y😆
Sari Mut
wah.keren
Sari Mut
nah lho
Sari Mut
waduh ini gimana sih
Sari Mut
yaelah kakek mana nih
Sari Mut
saga jd kesel sama dia
Sari Mut
kakek pintar
Sari Mut
ah aku padamu kek..good job😍😍
Sari Mut
yaelah sagara
Sari Mut
ah lee keren.garcep
Sari Mut
moga awal kebahagian alika
Sari Mut
nah Alika hamil
Sari Mut
ealah mak lampir
Sari Mut
keisha jahat
Sari Mut
kasian Alika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!