Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
"Ya ampun sayang pesawat yang mau kita naikin belum berangkat nak, setengah jam lagi baru kita akan berangkat. Kamu lama dong nunggu di sana. Sama siapa sayang?" tanya Keyla dengan cemas.
"Sendiri bunda kan kak Adit sudah pergi. Dari pada bosan di rumah sendirian Vina ke bandara saja liat - liat pesawat."
"Mumpung belum berangkat kamu mau nitip apa nak?" tanya Keyla.
"Apa ya?? Hmm gak ada sih bun. Cuma mau cepat - cepat peluk ayah. Vina rindu di peluk ayah." ucap Vina.
Keyla menatap kearah suami nya yang sibuk bersama dengan Saga dan Ken.
"Iya nak kita semua akan datang dan nemenin kamu ya. bunda tutup dulu." ucap Keyla.
Keyla tak tega saat mendengar suara putrinya yang merindukan ayah nya. Itu la dia menutup panggilan dari putrinya.
Sedangkan Vina menatap sedih kearah pesawat sambil berpikir kenapa hanya dia yang belum di beri anak.
"Tuhan kenapa hanya saya dan kak Adit yang belum engkau kasih kepercayaan, sedang kan bang Rian, bang Chan dan Vino saja engkau kasih kepercayaan tanpa ujian apa pun." batin Vina menatap sedih.
Saat dia sedang berdiri menatap deretan pesawat dari luar, ponsel nya berdering dan dia melihat suaminya yang menghubungi nya.
"Assalamu'alaikum sayang." ucap Adit.
"Waalaikumsalam kak! kakak sudah sampai cepet banget?" tanya Vina.
"Belum sayang. kamu sudah sampai bandara?" tanya Adit.
"Sudah, tapi tadi Vina telpon bunda mereka belum berangkat masih di bandara setengah jam lagi pesawat nya baru berangkat." jawab Vina.
"Kamu nangis?" tanya Adit.
"Enggak cuma merasa kesepian dan rindu ayah." jawab Vina.
"Sebentar lagi kan ayah akan datang sayang. kamu jangan kemana - mana, nanti pas pesawat ayah tiba kamu nya gak ada."
"Iya. kakak di sana hati - hati ya. Vina tunggu kepulangan kakak." ucap Vina.
Setelah memastikan istrinya baik - baik saja Adit memutuskan sambungan telpon nya. Dia tau saat ini istrinya pasti sedang menangis.
*****
Sedangkan di area parkiran setelah kepergian bus Adit dan Vina juga sudah pergi, Nita yang melihat sikap abang nya terhadap kakak nya menjadi paham, kenapa Adit tidak ingin tinggal di rumah Mahardika yang jelas rumah itu harus nya milik Vina sekarang ini bukan milik keluarga Mahardika lagi.
"Abang keterlaluan. Sekarang Nita tau kenapa kak Adit tak ingin kembali kerumah itu. Harus nya abang sadar dan berbaik hati, jika bukan karena om Abi ayah kak Vina mungkin kita semua sudah kehilangan rumah peninggalan papa, karena keserakahan wanita licik. Jika Vina jahat pasti rumah itu di ambil oleh Vina." ucap Nita.
Rian mendengar ucapan Adik nya melirik saja. Semua di lakukan karena di dalam kluarga Mahardika ada Vina dan membiarkan Rian yang menempati rumah itu karena ada Vivian keponakan dari ibu nya Vina.
"Saya tak pernah melarang mereka untuk tinggal di rumah itu." ucap Rian.
"Abang memang tak melarang mereka, tapi mereka yang sadar diri akan sikap abang seperti apa. Karena mereka belum memiliki anak jadi takut jika Arga dan Bima dekat dengan mereka kan?" tebak Nita.
Vivian yang sejak tadi hanya mendengar saja langsung mencegah saat melihat situasi akan memanas antara suaminya dan adiknya.
"Mas sudah siang Arga dan Bima akan terlambat." ucap Vivian.
Rian yang tadi nya ingin membalas ucapan Nita mengurungkan niat nya, saat melihat tatapan istrinya yang tak suka dengan perdebatan.
"Ya sudah mas antar mereka dulu. ayo Arga Bima kita ke sekolah." ajak Rian.
Rian menatap kearah Nita degan tatapan tajam karena masih kesal dengan semua yang di katakan adik nya itu.
"Kali ini kamu selamat karena ada Vivian lain kali jaga ucapan mu." ucap Rian.
Nita memutar bola mata malas mendengar ucapan Rian dan pergi dari hadapan Rian begitu saja.
Vivian yang melihat Nita pergi begitu saja hanya bisa menggeleng kepala dia tau Nita menyayangi kedua kakak nya, tapi rasa sayang itu kadang tertutup oleh rasa kesal dengan sikap Rian yang keras.
"Nita tunggu dek." panggil Vivian.
"Ada apa mbak?" jawab Nita dengan lembut saat berhadapan dengan Vivian.
"Maafin sikap abang kamu ya. kamu tau kan dia itu seperti apa, keras. Tapi kamu juga tau dia itu penyayang. cuma dia tak bisa mengungkapkan rasa sayang nya." ucap Vivian.
"Iya mbak. mbak tenang saja Nita gak marah cuma kesal saja. Ayo masuk bantu Nita saja istri pemilik rumah sakit lagi libur suka - suka dia." ucap Nita dengan tersenyum kearah Vivian.
Mereka berdua masuk kedalam dan Vivian membantu tugas mengantikan Vina yang tiba - tiba libur saja saat suami nya tak ada.
*****
Di tempat Vina dua jam dia menunggu kedatangan pesawat yang membawa kedua orang tua nya, hingga dia merasa bosan dan melihat jajanan tapi di larang oleh suaminya.
Saat mendengar pengumuman pesawat dari Singapura tiba Vina bersiap menunggu di depan pintu penjemputan, saat dia melihat kedua abang nya Chan dan Vino dia berlari mendekat kearah Chan dan Vino.
Vino mengira adiknya berlari ingin memeluk dirinya pertama kali, siapa sangka yang di peluk Vina malah Chan.
"Abang...! teriak Vina sambil dia berlari kearah Chan.
Chan yang mendengar teriakan adiknya tersenyum kecil tanpa disadari Vina langsung melompat memeluk abang nya membuat Vino menepuk dahinya saat di abaikan oleh saudaranya sendiri.
"Astagfirullah Vina." ucap Chan kaget saat mendapat pelukan dari adiknya.
Aisyah menahan senyum saat melihat wajah kaget suaminya.
"Lepas Vina gak malu apa di lihat orang." ucap Chan.
"Kenapa harus malu abang kan abangnya Vina." jawab Vina.
Plak...!
Vina menatap orang yang memukul kepala pelan dengan tatapan tajam.
"Apa sih No main pukul saja." kesal Vina.
"Yang harus nya kamu peluk terlebih dahulu itu saya, saya kan saudara kandung kamu Vi." ucap Vino.
"Oh iya lupa." Jawab Vina santai.
Vina memeluk Vino dengan erat hingga Vino kesulitan bernafas.
"Gila ini anak mau bunuh abang nya." jawab. Vino setelah Vina melepas pelukannya.
Vina menatap Sagara yang sejak tadi memperhatikan dirinya.
"Hai kamu pasti Sagara kan? sekarang sudah besar ya."
Sagara hanya menganggu dan menatap wajah cantik dan imut Vina, mata Vina mencari kedua orang tuanya setelah dia memeluk Chan dan Vino serta Kiara dan Daniel.
"Mana ayah sama bunda?" tanya Vina.
"Ada di belakang." jawab Kiara.
Vina dengan sabar menunggu kemunculan kedua orang tuanya saat dia melihat ayahnya mata nya berkaca - kaca, sudah satu tahun mereka tak bertemu membuat Vina sangat merindukan pelukannya ayahnya.
eeeeeh datang Rian menghancurkan semua nya.
ternyata dia sangat menyayangi Adit ya sampai menangis liat Adit terbaring tak berdaya,,,
Doa seorang istri itu emang mujarab ya,,, Alhamdulillah akhirnya Adit sadar,,pasti saat bangun nanti Vina bahagia bgt liat Adit udah sadar/Smile//Smile/
lekas sembuh, semua orang mengkhawatirkan mu