Betapa sakit hatinya Arman, setelah sekian lama berpacaran dengan Arsyta lalu bertunangan. Ketika saatnya mau melangsungkan kejenjang pernikahan, begitu pupus begitu saja, tanpa sebab, tanpa aral yang merintanginya.
Arman berpikir apakah penyebabnya yang sebenarnya. Apakah dari dirinya sendiri, ataukah dari Arsyta, atau memang dari pihak ketiga yang menjadi perusak hubungan mereka berdua.
Hal inilah yang masih menjadi tanda tanya Arman seorng pria tampan, kaya, namun tetap berpenampilan sederhana.
Bagaimanakah percintaan mereka selanjutnya? Hubungan asmaranya yang begitu indah dan mempesona penuh gairah. Cintanya hancur berkeping-keping, seperti asap yang bertebaran entah kemana hilangnya.
Tapi dengan keteduhan hatinya, Arman harus puas dengan perjuangan yang selama ini dikorbankan.
Akankah cinta Arman terbalaskan, ataukah hanya pasrah dan diam membisu?.
Lalu bagaimanakah Arman menyikapinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Berkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. XI. KEGIATAN BHAKTI SOSIAL PENUH SUKA DAN DUKA
Sebanyak 10 kelompok tiem warna-warni akan melaksanakan kegiatan bhakti sosial tersebut.
" Kita akan melaksanakan kegiatan bhakti sosial di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.Nanti kita bagi lokasi yang kami tentukan di sana." Terang Andika selalu ketua bhakti sosial.
" Dalam pelaksanaan bhakti sosial tersebut, masing-masing kelompok akan membawa peralatannya untuk kemudahan dalam pelaksanaan penanaman pohon di sekitar lokasi tersebut." Lebih jelas dia menyampaikan teknisnya.
( Foto menanam pohon ini hanya sebagai ilustrasi )
Para peserta bhakti sosial yang sudah berkumpul sejak pukul delapan pagi tersebut dengan seksama mendengarkan arahan tersebut.
Walaupun sebagian mereka tampak ribut kecil dan saling berbisik, namun mereka tetap fokus memperhatikannya.
" Sesuai lokasi yang kami kirimkan di gruf, maka masing-masing kelompok segera memberikan arahannya kepada kelompoknya, agar tidak terpisah dari tiemnya." Tambahnya lagi mengingatkan mereka semua.
Tampak Tiem Arman dan Arsyta telah bersiap-siap melaksanakan kegiatan bhakti sosial tersebut.
" Kawan-kawan semuanya, kita melaksanakan kegiatan bhakti sosial dengan penanaman pohon yang sudah ditentukan panitia. semuanya tidak boleh terpisah dari dengan yang lainnya." Pinta Arman selalu ketua rombongan memberikan wejangannya kepada tiemnya
" Kamu Arsyta dan Devi gabung dengan saya bertiga mengkoordinir tiem kita ." Arman mencoba meredakan situasi yang kelihatannya mereka berdua seakan bermusuhan.
Arsyta hanya terdiam sejenak.lalu dia pun menganggukkan kepalanya yang berarti dia setuju. Sedangkan Devi yang semula juga tegang sudah mulai mereda. " Siap Ka.Arman!" Celetuk Devi yang juga mennggangguk kepalanya.
Akhirnya bertiga maju kedepan dan terlihat akrab. sementara tiemnya hanya bisa tersenyum dan memahami situasi ini.
" Okey semuanya! Kita bersiap-siap menuju ke titik yang telah ditentukan oleh panitia.Ini sebanyak 100 Pohon dengan berbagai tanaman akan kita tanam di sana." Arman mencoba memberikan arahan kepada tiemnya, sembari melihatkan berbagai bibit pohon yang masih berbalut dengan polibek.
Yang lainnya bisa membawa cangkul dan alat yang lainnya untuk kemudahan kita menanamnya.
Sementara di tiem lainnya juga sibuk dengan arahan seluruh ketua tiem yang masih terlihat berbaur dengan anggotanya yang juga masih memberikan arahannya.
" Baik Bapak ibu adek-adek semuanya, kita bersiap siap berjalan menuju ke lokasi yang sudah ditentukan titik mana saja yang menjadi lokasi kita untuk menanam pohon." Pinta ketua panitia bhakti sosial selanjutnya.
Setelah selesai arahan masing-masing kelompok berjalan menyusuri jalan menuju ke lokasi tersebut.
Tampak pemandangan indah terlihat di sekitarnya daerah itu dan kelihatan masih asri sekali.Banyak pepohonan dan rumput hijau masih mewarnainya. Walaupun jauh dengan penduduk namun sepanjang jalan itu sudah beaspal hotmix, tiang listrikpun juga terpasang. Apabila memandang jauh kedepan terlihat gunung mawar menghijau. Sesekali juga daun-daun menari-nari, seakan melambai-lambai terkena terpaan angin pagi.
Walaupun sudah pukul 9 pagi, kehangatan sinar matahari juga terasa.
Para peserta juga menutupi kepalanya masing-masing dengan topi yang berwarna-warni.
Jarak perkemahan dengan lokasi penanaman pohon kurang lebih sekitar satu kilometer, ya cukup lumayan apabila mereka berjalan. Namun mereka tak terasa berjalan bersama dengan kelompok nya masing-masing.
(Foto ini hanya sebagai ilustrasi dalam cerita Novel ini)
Kelompok kelompok lain sudah mulai menjauh dari kelompok Arman. Sementara Tiem Arman khususnya yang perempuan masih terasa lelah, sehingga istirahat sejenak.
" Tolong teman-teman bisa duluan kesana, nanti saya menyusul dengan Arsyta dan Devi."
Pinta Arman dengan memperhatikan Devi yang masih istirahat dibawah pepohonan yang rindang.
" Ya teman-teman kami menyusul!" Arsyta pun juga akan menemani Arman yang seakan ketakutan kalau mereka macam-macam.
" Terima kasih Mas Arman, Arsyta." Celetuk Devi dengan mereka berdua.
"Ya..ya! Vi.! Istiraht aja sebentar." Pinta Arsyta dengan rasa prihatin, namun juga ada rasa kesal.
Sebentar lagi kita sampai kok!" Ungkap Arsyta memberikan semangatnya.
" Minum dulu Vi, kamu!" Pinta Arman sembari memberikan minuman yang telah ia bawa.
Ia harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
" Ya, terima kasih, Mas Arman." ucap Devi ketika menerimakan botol minuman yang sudah dipegangnya.
Arsytapun hanya bisa berdiam menahan cemburunya.
Namun ia tak kelihatan menampakkan kekesalannya.
Dilihatnya Devi sudah merasa lebih baik, maka Arman meminta dia segera ke tempat tersebut.
"Ayo kita berangkat lagi." Armanpun segera mengajak Arsyta dan Devi.
Tak lama kemudian mereka segera bergegas menyusul kelompoknya. Tanpa banyak bicara lagi mereka bertiga berjalan lagi menuju titik lokasi yang akan dijadikan penanaman.
Dalam perjalanannya mereka saling memandang. Namun Arsyta berusaha untuk tidak emosi agar hubungannya dengan Arman tidak terlalu kentara dengan Devi. Sementara Arman juga begitu. Justru sebaliknya Devi kelihatan sekali kalau dia menaksir dengan Arman.