Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
𖤓HAPPY READING𖤓
"Tidurin di kamar gue aja iya..." saat sedang menggendong Dhilan, ada ide jahil yang muncul di benak Delvin.
Iya pun tidak jadi menuju kamar adiknya, tapi menuju kamarnya. Perlahan ia membuka pintu menggunakan siku tangan.
"Tidur yang nyenyak, nanti kita tidur bareng 🤣🤣" ujar Delvin sambil cekikikan. Ia pun keluar dan segera menutup pintu pelan.
Deg!
Deg!
Deg!
"Gak lanjut nonton dad?" tanya Delvin ketika berpapasan dengan Kinaan yang hendak menuju lantai atas.
"Udah selesai pertandingannya, dady mau tidur aja udah ngantuk, sebaiknya kamu juga tidur." jawab Kinaan sambil menaiki anak tangga.
"Iya dady, selamat tidur." Delvin pun berjalan menuju ruang TV dan melanjutkan nontonnya, ia berniat menonton film horor.
"😬Ahhh haha..." ketawa sendiri merasa takut sendiri, itu lah Delvin ketika ia menonton horor. 'Anjir, lah kenapa sih Jum scare selalu datang tidak tepat.' gerutunya ketika ia menutup mata hantunya gak muncul, ketika gak tutup mata seketika muncul emang aneh.
-
-
-
-
-
-
"Wah... keren banget!" ucap Meina dengan mata berbinar penuh kekaguman.
Yang lain pun seperti terhipnotis oleh keindahan malam ini.
Petasan nya cukup lama bercahaya, ada 13 menit baru menghilang dari langit.
"Eh Shey, Givan foto." Meina pun mengangkat kamera mengahadap mereka bertiga. "Satu dua tiga, ayo lagi."
Mereka berfoto dengan beberapa gaya, Givan hanya tersenyum saja tidak mengikuti gaya para cewek di depannya.
"Eh Givan, saranghaeyo tanganya dong kaya kita." Sheyna mulai jengah dengan gaya Givan yang gitu-gitu aja seperti 👍👍
Givan membuang nafas panjang-panjang, dan dengan terpaksa mengikuti gaya mereka berdua. "Dasar cewe" gerutunya.
"Bagus-bagus nih fotonya." Sheyna mulai melihat-lihat hasil jepretan foto mereka tadi, dan tanpa sadar ia melihat foto lelaki yang tidak ia kenal. "Ema, saha ieu??"
Meina pun menoleh dan melihat foto tersebut. "Duh gue juga kagak tahu." jawabnya sambil merogoh saku hoodie.
"Gimana sih lo." Sheyna pun menghapus foto-foto tersebut, entah apa yang di pikirkan sahabatnya ini yang malah memfoto orang yang tidak di kenal.
"Duduk yuk." ajak Meina sambil membuka bungkus permen. "ayo Giv, jangan ngelamar."
"Ngelamun kali." sambung Sheyna.
Mereka bertiga pun berjalan ke belakang, mencari tempat duduk yang nyaman.
*******
"Weh foto yuk." Alvin pun mengeluarkan kamera jadulnya dari saku baju.
Mereka bertiga pun berfoto dengan latar kembang api dan air mancur indah di belakangnya. Dengan pose 👍👍👍 ala laki-laki pada umumnya.
"Wih bagus nih, besok kita cetak yah." monolog Alvin.
"Iya-iya bagus juga tuh." Farhan pun menimpali sambil menyuapkan cilok ke dalam mulutnya.
"Terus mau ke mana lagi kita??" tanya Akara sambil menyenderkan badan di belakang kursi.
"Hmm, jajan lagi?" ucap Farhan yang membuat Akara dan Alvin menatap sinis ke arahnya.
"Jajan teros..." gerutu Alvin. Farhan pun mendecak kesal ke arahnya.
"Yasudah pulang ajalah, kapan-kapan lagi kita pergi ke mall." ujar Akara sambil beranjak dari duduknya.
"Yaudah, kita pulang udah malam juga nih." timpal Alvin sambil melihat jam tangan miliknya.
"Jam berapa mang." Farhan pun ikut melirik "owh baru jam 20.45, yaudah keburu gerbang di tutup."
Mereka bertiga pun pergi ke pinggir jalan sambil menunggu grap yang mereka pesan tiba.
____________________________________
"Apa yang mereka lakukan?" 📱
"Sepertinya mereka bertiga berniat pulang. " 📱
"Bagus, terus awasi mereka terutama lelaki itu, kau harus berjaga-jaga." 📱
"Baik, aku tidak akan mengecewakan." 📱
"Semoga saja kau menepatinya." 📱
panggilan pun berakhir, sedangkan lelaki itu tetap berdiri memperhatikan Akara dan temannya.
"Kenapa Aka?" Farhan pun bertanya karena melihat tingkah Akara yang seperti merasa waspada.
"### Gak kenapa, kayanya cuacanya dingin banget nih." Akara mulai mencari alasan, karena dirinya sekarang merasa ada yang mengawasi mereka bertiga.
-
-
-
Semoga kalian suka🙏🙏🤗🤗🤗
see you again 😘🥰😍
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea