NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 11

“Baiklah, waktunya mandi dan menyambut pagi...” dia meregangkan tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi di kamar nya, tapi ia terdiam merasakan bahwa ia menginjak sesuatu, ia menginjak sebuah baju yang tampak nya berserakan.

“Eh, baju? Ini tak mungkin bajuku?” dia mengambil nya dan rupanya itu kaos hitam yang tadi malam tampak nya di pakai Tora. Seketika dia terkejut, dia lalu melihat ke arah lantai lain, di sana juga ada celana Tora, bahkan semua barang-barang nya berserakan di sana, bahkan senjata dan sabuk pengaman senjata.

“(Ke-kenapa semua bajunya di sini?! Apa jangan-jangan, dia pergi telanjang karena bajunya bau pengharum toilet?!)” ia terkejut panik, tapi ia terdiam ketika mendengar suara air shower dari kamar mandi.

Seketika wajahnya mengarah ke pintu kamar mandi di depan nya dengan gemetar. “Nenek, apa itu kamu?” dengan ketakutan dia bertanya memastikan siapa yang ada di dalam kamar mandi, dia berharap itu Neneknya, tapi ia tampak cemas kalau itu bukan Neneknya.

Lalu suara datang dari kamar mandi. “Ya, ini aku, Sayang~” suaranya berat yang berarti bukan Nenek nya, itu TORA, dan dia masih bisa bersandiwara dengan nada suaranya itu.

“AKHH!!! Apa yang kamu lakukan di kamar mandi ku!! Kenapa kamu begitu jahat!!!” dia mendobrak pintu itu dengan kesal dan putus asa.

“Kamu!! Cepatlah keluar... Huhu... Kamu ini Macan sialan...” Leandra terus mencoba untuk membuka gagang pintu yang terkunci itu.

Tapi tiba-tiba pintunya terbuka dari dalam membuat nya terkejut akan jatuh. “Ah!?”

Seketika Tora yang ada di dalam menangkap tangan nya dan langsung memeluk nya dengan menutup matanya.

“Ugh! Apa yang kamu lakukan? Jangan lakukan itu!!”

“Sebentar, tunggulah sebentar lagi,” tangan Tora mengambil topeng nya dan memakainya. “Oke, sudah...” dia melepas pandangan Leandra.

Seketika Leandra menoleh ke belakang Ketika Tora melepasnya, dia menoleh sambil mengatakan hal kesal. “Kau gila! Kau seharusnya pergi dari apartemen ku saat aku bangun nanti!!” tatapnya, tapi ia terkejut Tora telanjang tapi pandangan lurus menatap ke sesuatu.

“Ahh!!” wajahnya terkejut memerah. Dia langsung menunjuk pinggang Tora. “Kau memakai handuk rambut ku!!!”

Rupanya Tora memakai handuk putih yang ia lilitkan di pinggang nya, sepenuhnya telanjang tapi tidak dengan handuk itu.

“Apa kau tahu itu handuk ku!! Aku menggunakan nya untuk rambut ku, sialan!!” Leandra menatap kesal.

“Kupikir itu handuk badan... Apa kau tak pernah menggunakan handuk badan? Jadi kau selalu keluar telanjan--

“Akhh!! Apa yang kamu katakan!! Aku tentu saja memakai jubah handuk!” Leandra menunjuk jubah handuk wanita yang terpajang di atas.

“. . . Tidak mungkin aku memakainya...” gumam Tora melihat itu.

“Astaga, ugh, kepalaku, kamu benar-benar membuat ku pusing dengan permainan mu itu... Kamu sudah cukup melakukan ini padaku... Haaaa.... Kenapa...” Leandra tampak putus asa bahkan sekarang merosot terlutut di bawah.

Lalu Tora berlutut menatap nya dengan topeng nya itu sambil mengatakan sesuatu. “Jika saja aku tidak tertidur dengan pill itu, mungkin kau yang akan tidur selamanya...” tatapnya.

Tapi Leandra mendorong topeng itu. “Apa kau bercanda! Ini bukan urusan mu! Kamu telah menghancurkan malam ku dan sekarang, kau telanjang di depan ku, berhentilah mengotori pandangan ku...”

“Pill itu sangat berbahaya, apalagi untuk mu yang masih remaja, apa kau sudah mengkonsumsi nya sebelumnya?” tatap Tora yang masih berlutut.

“. . . Aku sudah bilang ini bukan urusan mu, aku menggunakan pill itu hanya untuk tertidur cepat!”

“Bukankah tadi malam kau tertidur?” Tora menyela membuat Leandra terdiam, dia ingat ia tertidur karena di samping nya ada Tora.

“(. . . Untuk sebentar, mungkin aku berpikir, tidur sendirian itu sama sekali tidak nyaman, terkadang harus kedinginan, terkadang harus merasakan ingin di temani, bahkan bayangan gelap mulai mengganggu ku.... Aku seharusnya banyak banyak berdoa, tapi aku sudah melakukan itu setiap hari, tapi tetap saja... Aku tetap tidak nyaman, bahkan selalu saja terlambat tidur... Tapi, kenapa tadi malam.... Bisa bisanya aku langsung tertidur bahkan di dekatnya... Apa dia melihat wajahku ketika tidur?!)” Leandra malah tampak panik.

Melihat ekspresi malu sekaligus memerah milik Leandra, Tora menjadi terdiam sebentar, kemudian dia memikirkan tadi pagi.

***

Tepatnya pagi tadi, dia tampak bergerak, sepertinya sudah membuka mata. “Ugh... Sial... Kepalaku pusing karena obat itu…” ia memegang kepalanya tapi menyadari dia tidak tidur sendiri di ranjang lalu melihat di tubuhnya yang rupanya Leandra tertidur tampak pulas di dekatnya.

Tora terdiam melihat itu. “Aku baru tahu kucing kecil imut ketika tidur begitu...” dia bangun perlahan lalu mengangkat Leandra dan meletakan nya perlahan di posisi yang nyaman di ranjang, Leandra tampak tak terganggu, dia sangat pulas tidurnya hingga Tora menyelimutinya. Begitulah bagaimana dia berakhir tidur dengan selimut.

Setelah itu Tora mengendus aroma tubuhnya. “Sial, bau apa ini...” ia terkejut karena tubuhnya beraroma pengharum ruangan, dari sanalah dia berpikir untuk mandi.

--

-

“Cepat pakai bajumu!!” Leandra berdiri dan mengambil baju Tora yang ada di lantai dan melemparnya pada Tora yang menangkap nya.

Tora: “Oh, thanks...”

Leandra: “Cepatlah pakai!!”

Tora: “. . . Aku tak mau memakainya...” Tora kembali menjatuhkan bajunya.

Leandra: “Apa?! Apa kau akan telanjang begitu dan membawa handuk ku kemana mana!!”

Tora: “Aku tak mau memakainya karena bau pengharum toilet... ini semua salahmu bukan, kau menyemprotkan sangat banyak di tubuhku,”

Leandra: “Ck, aku bahkan tak keberatan saat kau menyebarkan bau mu ke seluruh ruangan ku... dan sekarang, jika kau tidak memakai bajumu, aku benar-benar akan mengadu pada polisi tak peduli aku di tangkap atau tidak, karena kau sudah berlebihan di sini...”

Tora: “. . . Kalau begitu, berikan aku baju, aku akan pergi.”

Leandra: “Apa kau bercanda?! Apa ukuran kita terlihat sama?! Kita bahkan bukan dari jenis yang sama!”

Tora: “Maksudku baju yang lebih besar dari mu...”

Leandra: “Ck, biarkan aku mencari...” dia berjalan ke lemari dan berlutut mencari.

Sementara Tora memakai celananya, dia memanfaatkan kesempatan memakai celana ketika Leandra mencari baju.

“Haiz... Jelas bukan yang ini...” Leandra tampak bingung mencari, semuanya kaos pun ukuran miliknya.

Kemudian dia menatap ke belakang, tapi ia terkejut, pandangan nya langsung tertuju pada Tora yang menarik resleting celananya saat memakainya di arahnya bahkan Tora terdiam melihat itu.

“Oh.... Aku tak bermaks—

“Kamu!!” Leandra langsung berdiri dengan kesal membuat Tora terdiam. “Sudah cukup dengan dirimu yang ada di sini!! Aku tahu kau punya maksud di sini!!” dia melemparkan kaos yang di tangkap Tora, Tora menatap kaos itu yang rupanya kecil untuk nya.

“Bukan ini, kau mungkin harus melihat lebih banyak ukuran tubuh ku agar tahu mana baju yang cocok,” tatapnya.

“Hizzz bukan itu maksudku melemparkan baju... Sudahlah! Pergilah dengan telanjang dada!!”

“Kenapa kau begitu banyak ber-emosi...” Tora menggaruk kepalanya dengan bingung karena tak paham dengan sikap emosi milik Leandra.

“Haa... terserah, pakai ini...” Leandra memberikan kaos hitam lalu Tora membukanya dan siapa sangka, baju itu tidak tutup sampai akhir, itu hanya akan menutupi dadanya.

“. . . Apa ini kurang bahan atau apa?” Tora bertanya polos.

“Pakailah itu, hanya bahan itu saja yang dapat meregang jika di pakai badan sebesar mu,” kata Leandra.

Ketika Tora selesai memakainya, suasana terdiam bahkan Leandra menatap suram, kaos itu memang muat untuk nya, tapi bahkan itu meregang sangat ketat membuat bagian dadanya seperti tertarik ke samping arah, belum lagi ukuran panjang baju itu hanya menutupi dadanya, tidak sampai perutnya.

Tora menatap terdiam pada baju itu seperti dia ingin mengatakan bahwa dia tidak terima, kemudian menatap Leandra yang membuang wajah. “(Rasanya harus tertawa tapi jangan…)” dia gemetar menahan tawa melihat itu.

“Baiklah, karena kurang bahan aku mungkin butuh lagi,” tatap Tora, dan kebetulan pandangan nya menuju ke jaket hitam mantel di pintu.

Ia lalu berjalan ke sana dan mengambilnya. “Berapa ukuran ini? XXL? Lah ini kau punya ukuran sebesar ini, meskipun ukuran ku masih harus lebih besar...” tatap Tora.

“Itu jaket paman ku, dia memberikan nya ketika aku kedinginan... Aku tak tahu dia mengambil nya kapan, tapi sebaiknya jangan pakai,” tatap Leandra tapi ia terkejut karena Tora memakai nya.

“Hei!!”

“Kedinginan? Baik sekali, dan ini bisa aku pakai...” tatap Tora meskipun jaket itu tidak di tutup resleting nya. Lalu dia memakai perlengkapan lain nya seperti sarung tangan dan penahan senjatanya.

“Keluar!!” Leandra menatap kesal.

“Oke, oke...” Tora memakai nya buru-buru. “Oh, dan satu hal lagi...” dia malah berjalan ke rak dekat ranjang Leandra.

“Hah?! Aku tahu kamu akan datang merampok, dasar brengsek!” Leandra berteriak kesal seketika dia mendekat melompat. “Tidak dalam pengawasan ku!!” dia langsung memeluk Tora, alias menahan nya di punggung Tora yang terdiam.

“Apa yang kau lakukan?” Tora menatap.

Tapi siapa sangka Leandra langsung membuka mulutnya dan menggigit bahu Tora.

“Akh! Kucing kecil!” Tora tersentak, tapi ia terdiam. “Oh, kupikir itu sakit…” ia menyadari itu tak sakit.

Padahal Leandra sudah sekuat tenaga menggigit. “Ugh... Dasar badan besi..." Leandra tampak kesakitan, giginya cenat cenut dan hanya meninggalkan bekas yang cepat hilang.

"(Dasar!! Aku akan kutuk kamu!!) Aku tahu kau kuat.... Tapi tetap saja, kamu tak boleh merampok!” dia masih menahan Tora dengan melingkarkan tangan nya di lehernya.

“Hei, hentikan saja, kau hanya terlihat seperti sedang menggesek dada mu di punggung ku,” tatap Tora.

Seketika Leandra terkejut dan langsung beranjak mundur untuk berhenti menahan nya. “Ka-kamu.... Brengsek banget...” dia kesal menutup dadanya dengan lengan nya, mau bagaimana lagi Leandra juga tak tahu dadanya tergesek tadi, tapi ia melihat Tora masih mencari sesuatu, entah apa yang dia cari. Leandra tetap harus mencari cara untuk membuat Tora pergi dan berhenti mencari barang yang tidak jelas.

1
⃟☘︎𝐉α𝐉Λ𝐍𝐆"ᴴᶦᵃᵗ"🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!