Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi wanita kuat
Flashback on
"Enak banget ya, jam segini sudah nyantai aja." Ayesha mendongak menatap kearah Kinanti yang sudah menampakkan taringnya.
"Siapa yang suruh kamu untuk beristirahat?" Bentak Kinanti dengan suara keras menggelar.
"Aku capek tante sedari pagi aku sudah beres-beres rumah. Apa salahnya sekarang aku beristirahat?" Ayesha membantah ucapan Kinanti, di pikir Ayesha tidak capek seharian mengerjakan semua yang di suruh wanita itu.
"Berani ya kamu membantah? aku bisa menendang kamu dari rumah ini, kalau kau berani membantah ucapanku." Ayesha yang terlihat lelah hanya mengangguk mengiyakan, bodo amat dengan apa yang di bilang oleh Kinanti. Lagian ini rumahnya Ayesha, jadi tidak mungkin Kinanti bisa mengusir Ayesha begitu saja. Itulah yang di pikirkan Ayesha.
"Hei ... Berani kau ya!" Kinanti merasa muak melihat tingkah Ayesha, ia yang sudah dipenuhi emosi melayangkan sebuah tamparan ke pipi Ayesha. Sungguh Ayesha merasa terkejut akan hal itu. Ayesha tidak menyangka, Kinanti malah bersikap semena-mena padahal Ayesha sudah menuruti semua permintaannya.
"Tante ... Kau sungguh sudah keterlaluan, aku ada salah apa denganmu?" Ayesha merasa tidak terima dengan perlakuan Kinanti kali ini. Cukup sudah kesabarannya diuji.
Ayesha berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Kinanti. Ayesha memberanikan diri untuk menjambak rambut panjang Kinanti sehingga membuat perempuan itu menjerit kesakitan.
"Jangan menguji kesabaranku tante." Kesabaran Ayesha sudah diluar batas, ia bisa saja menahan emosinya namun tidak kali ini. Sehingga ia jadi lepas kendali dan merasa tidak peduli dengan wanita yang merintih kesakitan karena ulah anarkisnya.
Setelah puas, Ayesha melepaskan Kinanti dengan mendorong wanita itu dengan cukup kuat ke lantai.
Di tatapnya wajah sang tante. "Ternyata kau mirip singa tante." Ayesha tertawa keras melihat rambut Kinanti yang semrawut serta wajah Kinanti dipenuhi luka cakaran.
"Brengsek kau Ayesha." Kinanti mencoba untuk berdiri dan meraih tubuh Ayesha, untuk membalas luka cakaran akibat kuku tangan Ayesha. Namun Ayesha dengan sigap menangkisnya dan dengan segera memelintir tangan Kinanti.
Kinanti menyerah, ternyata Ayesha lebih kuat dari yang ia duga.
"Kau pikir dengan menyakitiku, kau bisa merasa menang hahaha ... tidak sama sekali Ayesha." Dengan seringaian jahatnya, Kinanti tetap tertawa padahal ia sudah sangat kesakitan.
"Asal kau tahu, Ayah yang kau sayangi lebih buruk sifatnya daripada aku." Kinanti mengalihkan perhatian Ayesha, ia yakin kali ini Ayesha akan termakan ucapannya.
Ayesha mencuri pandang ke arah Kinanti dengan senyum sinis, Ayesha tentu tidak akan terpedaya ucapan wanita ular yang ada di hadapannya.
"Kau tidak mempercayaiku? Dasar Bodoh ... pantas saja kau malah di peralat oleh Bahri untuk jungkir balik mencari uang demi kesenangan Bahri."
Ayesha melepaskan cengkraman tangan Kinanti. "Apa maksud ucapanmu? Jangan kau pikir, aku percaya begitu saja dengan ucapan wanita sepertimu tante."
Kinanti tersenyum sinis. "Buat apa aku berbohong? Aku hanya mengingatkanmu gadis bodoh!"
Ayesha yang tidak terima orang tuanya di fitnah seperti itu, langsung mengangkat tangannya dan hendak menampar Kinanti. Namun sebelum tangan itu mendarat ke pipi Kinanti, Bahri bak superhero datang untuk menyelamatkan adik kesayangannya.
Ayesha ...!" Terdengar suara menggelegar dari sang Ayah. Tangan yang tadinya hendak menampar Kinanti dengan terpaksa Ayesha turunkan.
Ayesha berbalik dan menatap ke arah sang Ayah yang sudah berada di belakangnya.
Ayesha tersenyum dengan penuh keyakinan lalu mendekati Ayah Bahri dan memeluknya. Ayesha yakin, sang Ayah bakal berada di pihaknya. Tamat sudah kau Kinanti, itulah yang di pikirkan Ayesha.
Flashback off
Ayesha tersenyum hambar mengingat peristiwa beberapa jam yang lalu. Ayesha pikir, Ayah yang selalu ia sayang dan sanjungi bakal membela Ayesha. Namun tidak dengan hal itu, Ayesha malah mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan. Bahkan tubuhnya masih terasa sakit akibat kuatnya dorongan lelaki itu.
Ayesha mengepalkan tangannya dan berharap ini semua hanyalah mimpi buruk.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha