Pangeran Senja

🍂🍂🍂🍂🍂

Aku TUNANGANmu..

Kalimat itu terus saja terngiang di telinga Pangeran hinga ia tak bisa tidur sama sekali, tubuhnya yang lelah kemarin nyatanya tak bisa membuat ia istirahat. Otaknya kini tak bisa di ajak kerja sama karna hati pun terus merasa serba salah.

Putri Aninditha, wanita cantik bermata teduh itu memang tunangannya sejak 2 tahun lalu, tepatnya saat mereka lulus kuliah di salah satu Universitas ternama luar negeri.

Memang, sejak lulus sekolah itu Pangeran memutuskan untuk pindah. Penolakannya yang terakhir dari Senja membuat ia memilih mundur sangat jauh, berharap bayangan gadis itu lepas dari pelupuk matanya meski tak yakin dari hatinya.

Tapi tak di sangka, Putri pun punya keputusan yang sama hingga di sengaja atau tidak keduanya satu kampus dan satu gedung Apartemen. Pangeran yang mendapat teman yang sudah di kenalnya selama 3 tahun tentu senang. Apalagi selama 2 tahun terakhir Putri tetap menjabat menjadi sekertaris nya di organisasi sekolah, tak seperti Senja yang tak pernah mau bergabung dalam ekstrakurikuler apapun. Ia selalu memilih pulang dan tidur di banding harus mengurus banyak hal di sekolah.

Pangeran yang memang sudah dekat, semakin dekat dengan Putri yang sama-sama tak ada sanak saudara di negeri orang tersebut, keduanya seakan saling ketergantungan hingga tak terasa 4 tahun pun berlalu.

Flashback.

"Tak perlu ku jelaskan lagi, kamu pasti tahu perasaanku selama ini seperti apa padamu, ini bukan sekedar rasa suka seperti saat kita SMA dulu, ini perasaan cinta wanita dewasa untukmu, Ran."

Hal yang di takutkan Pangeran pun terjadi, akhirnya ia mendengar langsung Putri mengungkapkan isi hatinya setelah selama ini hanya kode kode saja yang ia tangkap. Pangeran tentu bukan pria tak berperasaan yang tak peka dengan segala perhatian yang di berikan Putri sejak awal SMA hingga kini lulus kuliah.

"Aku tahu, Put. Tapi masa laluku belum selesai," jawab Pangeran.

Tarikan napas yang di buangnya secara perlahan nyatanya tetap tak bisa mengurangi rasa bingung dan bimbangnya.

"Bukan belum selesai, tapi kamu yang tak pernah mau menyelesaikannya. Kepergianmu kesini sia-sia, bukan begitu?" sindir Putri.

"Aku--," ucap lirih Pangeran..

"Kamu masih sangat mencintainya kan? Senja masih ada dalam hatimu hingga detik ini. Tapi apa yang kamu dapat darinya, Ran? kamu hanya menyakiti dirimu sendiri." tegas Putri seolah ingin membuka mata hati pria tampan yang beranjak dewasa di depannya kini.

"Lihat aku, jadikan aku masa depanmu yang selama ini ada untukmu, bisa?" tambahnya lagi sedikit memohon.

"Itu hanya akan melukaimu dan aku juga, Put. Kamu terlalu baik dan tak pantas menerima luka itu dariku," jawab Pangeran.

"Kita coba, biarkan aku berusaha menggeser nama RahaSenja Biantara dalam hatimu," ucap Putri dengan penuh keyakinan.

"Akan tak berguna hidupmu jika terus terjebak dalam masa lalu seperti ini, kamu punya segalanya. Pernahkah kamu berpikir jika Senja saja bisa bahagia tanpamu? lantas kenapa kamu tak bisa, Ran?" Putri yang keras kepala terus saja mencecar Pangeran dengan banyaknya kenyataan yang sudah di terima pria itu hingga Pangeran tak bisa berkata-kata seakan ia terus di pojokan untuk sadar jika semua tak baik-baik saja.

"Sama saja aku membohongi hatiku, Put. Aku tak bisa."

.

.

.

Kamu tak akan tahu jika tak mencobanya!