Samudra ErRainly Rahardian Wijaya.
Pria berusia 25 tahun yang terpaksa menikahi calon istri dari pria yang ia tabrak tanpa sengaja sampai harus meregang nyawa di rumah sakit.
Untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya dan menuruti permintaan terakhir Si korban Sam akhirnya mengadakan ijab kabul secara mendadak di hadapan korban sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Akankah si wanita mau menerima Sam sebagai suaminya untuk menggantikan kekasihnya yang telah tiada?
Dan apakah Sam juga mau mengorbankan hubungannya yang sudah terjalin selama 7 tahun demi pernikahan dadakan ini?
Bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua untukmu, Bee.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Usai makan malam dengan semangkuk mie, Biru masuk lebih dulu ke kamarnya sedangkan Samudera masih tetap tinggal di ruang tengah setelah mengambil Ponselnya yang tertinggal di dapur.
Senyum tersungging di sudut bibirnya saat membaca satu persatu pesan yang Alyssa kirim padanya.
"Banyak banget sih, Al" kekeh Sam, gadis cantik itu memang selalu posesif padanya.
Akhirnya Samudera langsung menghubungi Alyssa untuk meminta maaf karna baru sempat membuka ponselnya.
"Hallo, sayang" sapa Alyssa begitu senang.
"Maaf, aku baru membaca seluruh pesanmu" ucap Sam penuh rasa bersalah, kehadiran Biru dua hari ini tanpa sadar membuat pikiran pemuda tampan kaya raya itu terbagi dua.
"Tak apa, aku hanya memastikan kamu baik-baik saja"
"Aku baik, Al. Sudah malam, istirahatlah. Kita bertemu besok malam, ok" ucap Sam yang hendak mengakhiri panggilannya.
"Hem, baiklah. Padahal aku masih merindukanmu." keluh Alyssa, penantiannya menunggu kabar Samudera bagai sia-sia saat sang kekasih begitu terdengar tak bersemangat mengobrol dengannya.
"Aku juga merindukanmu, tapi ini sudah malam"
"Iya, Samudera ku sayang. Aku mencintaimu" tegas Alyssa yang malah membuat Sam terkekeh sampai ia lupa menjawab kata cinta dari sang kekasih.
.
.
.
Di dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar istri kecilnya, Sam tak bisa memejamkan mata meski waktu kini sudah menunjukan pukul dua pagi. Ia begitu gelisah bagai ada yang mengganjal dalam hatinya.
"Aku kenapa ya?" gumamnya lagi sambil memegangi dadanya sendiri.
"Ah, iya Gajah ku tertinggal" kekehnya kemudian baru ingat pada benda keramatnya itu.
Samudera harus bersusah payah agar bisa terlelap dan satu jam kemudian akhirnya ia bisa terbang ke alam mimpi.
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan pintu terasa menggelitik telinga Sam yang enggan membuka mata, rasa kantuk masih ia rasakan karna baru beberapa jam terlelap.
"Siapa sih!" sentaknya kesal, karna setahunya hanya Appa yang berani membangunkan ia selama ini.
Tok.. tok.. tok...
"Tunggu!" teriak Sam saat ketukan pintu kembali terdengar.
Cek lek
Sam membuka pintu dengan sedikit keras, kini ia dan Biru saling berhadapan tanpa ada yang memulai berbicara lebih dulu.
"Ada apa?" tanya Sam yang akhirnya berucap.
"Maaf, aku lapar" Biru mengatakan apa yang ia rasakan dengan sedikit menunduk, ia sangat takut pada Sam tapi rasa takut mati karna lapar jauh lebih besar.
"Lapar?!"
Biru mengangguk, ia tak berani mendongakkan wajahnya sama sekali. Ia memfokuskan mata pada jari jari kakinya diatas sandal jepit rumahan milik Sam yang terlalu besar saat ia pakai.
"Maaf, aku tak menyiapkan apapun untukmu. Aku pesan makanan sekarang juga" ucap Sam yang di jawab anggukan kepala oleh Biru yang langsung bergegas kembali kedapur saat Sam juga masuk kekamarnya untuk membersihkan diri.
"Sudah datang?"
"Sudah, ini sedang ku siapkan" jawab Biru sambil menata piring dan gelas diatas meja makan.
"Maaf, aku gak bisa makan mie lagi." ucap Biru jujur, ia yang memiliki penyakit maagh tentu menghindari makanan tersebut sering-sering, cukup satu minggu sekali atau dua kali saja itu sudah batas maksimal baginya.
"Seandainya tak memiliki penyakit pun memang tak baik, itu hanya persediaan saja" jawab Sam seraya tersenyum kearah Biru yang jarang sekali kedua mata mereka saling bertemu.
Keduanya makan pagi dengan lahap sampai tak tersisa lagi, Biru merapihkan piring kotor nya sedangkan Samudera kembali kekamar untuk mengabari para asistennya jika hari ini ia tak akan masuk kantor.
.
.
Sam mengetuk pintu kamar Biru berkali-kali agar gadis itu cepat membukanya.
"Ada apa?"
"Ganti bajumu, kita pergi swalayan untuk membeli semua kebutuhan disini, Cepat! " titah Sam. Tanpa menunggu persetujuan Biru, ia berlalu ke ruang tamu untuk menunggu.
"Bee.... " teriak Sam.
"Ya, aku datang" jawabnya sambil berjalan mendekat.
Samudra bangun dari duduk dan melangkah lebih dulu, keduanya bergegas menuju lift yang akan mengantar mereka ke lobby apartemen.
Kini pasangan suami istri siri itu pun sudah memasuki mobil mewah milik sang direktur utama Rahardian Group.
"Kita mau kemana?" tanya Biru saat tak ada perbincangan sama sekali selama perjalanan.
"Membeli semua untukmu, Bee" jawab Sam dengan mata fokus pada jalan di depannya.
"Oh, apa saja?"
"Terserah padamu, kita pilih saja disana nanti" balasnya yang sedikit melirik kearah Biru yang begitu kecil dan imut di mata Sam.
Mobil berhenti di area parkir Mall milik keluarga Rahardian yang jatuh turun temurun dari berbagai generasi.
Keduanya bergegas masuk dengan berjalan saling beriringan.
Sam mengambil satu troli kosong yang akan siap ia isi dengan berbagai makanan, lauk maupun sayur. Sam tak canggung melakukan semua itu bahkan ia hafal deretan bahan dapur karena sering ikut Ammanya berbelanja, satu hal yang membuat ia senang sedari kecil karna bisa naik troli yang di dorong Appanya.
Hal sederhana yang kini jadi kenangan!
"Mau apalagi?" tanya Sam saat keranjang besi beroda itu hampir penuh.
"Ini cuma buat dapur, kamu mau beli cemilan apa, Bee?" tambahnya lagi sambil mengecek ulang barang di dalam troli.
"Aku apa aja, terserah kamu"
Sam memasukkan berbagai snacks, minuman botol dan juga kaleng, buah dan beberapa coklat juga permen.
"Cukup segini ya, nanti kita belanja lagi lain hari"
"Hem, Iya" sahut Biru yang berjalan pelan menuju kasir untuk melakukan trasaksi.
.
.
.
.
Habis ini kita beli semua keperluan pribadi mu!
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Ini nini nini di pojokan gak di beliin Tut?
Jahara sekali anda, gue bilangin gajah loh!
like komennya yuk ramaikan.
hmm, coba lanjutin dulu deh bacanya
mau sampai kapan tak jujur?
Air musuh bebuyutan Onty Ammera
Sam musuh bebuyutan Onty Cahaya
Gala musuh bebuyutan Sam
tp tetep sayang yg pasti