NovelToon NovelToon
Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Kau Sakiti Kakakku, Ku Ambil Putrimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Harem / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Nayla Marissa berpikir jika pria yang dikenalnya tanpa sengaja adalah orang yang tulus. Pria itu memberikan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa sehingga Nayla bersedia menerima ajakan menikah dari pria yang baru berkenalan dengannya beberapa hari.

Setelah mereka menikah, Nayla baru sadar jika dirinya telah dibohongi. Sikap lembut dan penuh kasih yang diberikan suaminya perlahan memudar. Nayla ternyata alat buat membalas dendam.

Mampukah Nayla bertahan dan menyadarkan suaminya jika ia tak harus dilibatkan dalam dendam pribadi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 2

Nayla memberitahu kedua orang tuanya saat makan malam bahwa dirinya akan membawa seorang teman pria dalam perjalanannya ke luar kota.

"Teman kamu yang mana lagi, sayang?" tanya Yuna. Mereka memang sudah mengenal beberapa teman dekat putrinya baik pria dan wanita.

"Aku baru mengenalnya tadi pagi, dia mengantarkan aku ke kampus dan menemaniku berbelanja. Dia pria yang baik dan sopan, Ma." Jawab Nayla menjelaskan sosok Dhana.

"Kalian baru berkenalan, jangan mudah percaya. Kamu harus hati-hati," kata Andreas menasehati putrinya.

"Pa, di sana juga aku tidak sendirian. Ada teman sekolah dan kuliah aku, mereka juga bisa mengawasiku. Papa jangan khawatir, apalagi Dita juga ikut," ujar Nayla.

"Ya sudahlah, jika memang itu mau kamu. Ingat, ya, kamu sering mengabarkan kepada Mama dan Papa," kata Andreas.

"Siap, Pa!" Nayla mengacungkan jempol tangan kanannya sambil tersenyum senang.

Selesai makan malam, Nayla mengirimkan pesan singkat kepada Dhana bahwa dirinya sudah meminta izin kepada kedua orang tuanya. Karena Dhana juga yang menyuruh Nayla agar memberitahunya.

Tak lama setelah Nayla mengirimkan pesan, Dhana menelepon Nayla.

"Nah, begitu 'kan enak. Nona sudah mendapatkan izin dan saya juga tidak merasa canggung," kata Dhana.

"Kamu sudah mengambil cuti 'kan?" tanya Nayla.

"Sudah, Nona. Perusahaan memberikan izin cuti saya dua hari," jawab Dhana.

"Bagaimana dengan kedua orang tuamu atau kekasihmu? Apa mereka tidak marah?" tanya Nayla lagi.

"Saya tidak punya kekasih, Nona. Berapa kali saya bilang di toko jika saya belum menikah dan belum memiliki kekasih," jawab Dhana dengan lembut.

Nayla malah tertawa kecil.

"Ternyata Nona juga suka lupa, ya!" Dhana balas tertawa.

"Saya hanya ingin memastikan kamu tidak berbohong," kata Nayla.

"Buat apa saya berbohong, Nona? Malah saya rugi harus berbohong kepada gadis secantik Nona Nayla," ucap Dhana menggoda.

"Hmm... bagaimana dengan kedua orang tua kamu? Mereka membolehkan kamu libur bekerja?" tanya Nayla.

"Orang tua saya tidak ada lagi," jawab Dhana merendahkan suaranya.

"Maaf, saya tidak tahu!" Nayla merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Nona. Saya maklumi, karena Nona belum mengetahui semua tentang saya," kata Dhana menjelaskannya.

"Nanti kita akan cerita banyak di sana. Jangan lupa, lusa kamu datang ke rumah saya. Kita berangkat naik bus dari sini!" ucap Nayla mengingatkan jadwal kepergian mereka.

"Baiklah, Nona."

***

Hari keberangkatan pun tiba, 10 orang teman Nayla yang terdiri 3 pria dan 7 wanita sudah berada dikediaman orang tuanya Nayla. Mereka juga sudah masuk dan menunggu di dalam bus.

"Di mana teman kamu itu?" tanya Yuna tak melihat keberadaan Dhana yang selalu diceritakan putrinya dalam 2 hari ini.

"Mungkin sebentar lagi sampai, Ma." Jawab Nayla juga cemas karena telah lewat 10 menit dari janji yang mereka sepakati.

Dhana pun muncul, ia diantar menggunakan motor. Begitu turun, ia berlari kecil menghampiri Nayla yang tak melihat kehadirannya. "Maaf, saya terlambat!"

Nayla begitu senang akhirnya Dhana menepati janjinya, ia lalu memperkenalkan Dhana kepada ibunya karena Andreas kebetulan sudah berangkat ke kantor.

Nayla juga mengenalkan Dhana kepada Dita. Keduanya saling melemparkan senyuman. Hal itu membuat Nayla sedikit cemburu apalagi Dhana begitu tampan.

"Ayo kita naik ke bus!" Nayla menarik tangan Dhana dan membawanya menaiki kendaraan besar itu.

"Kami berangkat, ya, Ma!" pamit Nayla kepada Yuna.

Dita mengikuti langkah keduanya dari belakang.

Dhana dan Nayla duduk bersebelahan. Nayla lalu melambaikan tangannya di kaca jendela bus berpamitan kepada ibunya tampak juga orang tuanya Dita serta seorang ART wanita yang lebih muda 5 tahun dari ibunya Dita.

Bus pun perlahan meninggalkan kediaman orang tuanya Nayla.

"Apa Nona sering melakukan perjalanan seperti ini ke luar kota?" tanya Dhana.

"Tidak terlalu sering juga, tapi aku senang mengajak mereka jalan-jalan," jawab Nayla bangga menyenangkan teman-temannya.

"Selain cantik, Nona juga sangat baik hati," kata Dhana tersenyum.

Perjalanan yang akan mereka tempuh selama 10 jam, Nayla sudah mengantuk memilih tidur dan biasanya Dita akan menjadi bahunya penyanggah kepala Nayla. Sekarang Dhana yang menggantikan posisinya Dita.

Dhana tak keberatan, ia malah membiarkan gadis itu tidur dengan pulas dan nyenyak.

Selang 3 jam perjalanan, bus berhenti di salah satu tempat wisata. Dhana lalu membangunkan Nayla dengan kelembutan dan kehati-hatian, "Nona, kita sampai pantai."

Nayla mengerjapkan matanya dan melihat ke arah jendela. Ia menarik ujung bibirnya dan berkata, "Ayo turun!"

"Nona, baru bangun tidur. Alangkah baiknya minum air putih dulu!" Dhana memberikan saran sembari mengangsurkan botol air mineral.

Nayla pun mengiyakan, ia meraih botol tersebut dan meneguknya.

Setelah minum, Nayla kemudian turun dari bus sembari menggenggam tangan Dhana. Apalagi pria itu selalu mengarahkan pandangannya kepada Dita.

Nayla tak mau Dhana kepincut Dita maupun teman perempuannya, makanya ia terus berada di dekat Dhana.

"Apa kamu pernah ke sini?" tanya Nayla agar Dhana memalingkan perhatiannya ke sekitarnya.

"Belum, Nona." Jawab Dhana menatap Nayla.

"Apa kamu mau kita setiap Minggu ke sini?" tanya Nayla dengan manjanya.

"Tidak perlu juga, Nona. Uangnya lebih baik di simpan buat digunakan untuk hal yang lain. Liburan sesekali boleh sekedar menghilangkan kejenuhan dari pekerjaan," jawab Dhana.

"Kamu sungguh bijak, ya. Sudah tampan, pintar dan tidak boros. Pasti yang menjadi istrimu kelak akan merasa bahagia," kata Nayla tersenyum.

"Tidak ada wanita yang mau dengan saya, Nona." Dhana sengaja merendahkan dirinya.

"Masa, 'sih? Saya tidak percaya," ucap Nayla.

"Memang benar, Nona. Saya malah sering mendapatkan penolakan dari beberapa wanita," ujar Dhana berbohong.

"Mungkin mereka buta, pria sebaik kamu ditolak. Saya malah mau menjadi kekasihmu," ceplos Nayla kemudian segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Dhana malah tersenyum melihat ekspresi wajah Nayla yang memerah.

"Ayo kita ke sana!" Nayla yang malu sudah mengungkapkan perasaannya menunjuk ke arah pantai lalu dengan cepat berjalan menjauh dari Dhana.

"Memangnya Nona tidak malu mempunyai kekasih seorang sopir?" tanya Dhana yang berjalan dibelakang Nayla.

Namun, gadis itu memilih diam.

"Saat ini saya tidak sedang mencari kekasih melainkan seorang istri, tapi tidak mungkin kita bersatu," ujar Dhana membuat Nayla menghentikan langkahnya dan berbalik badan.

"Kenapa tidak mungkin?" tanya Nayla menatap wajah pria dihadapannya.

"Saya hanya sopir taksi, sedangkan keluarga Nona Nayla kaya raya. Tidak mungkin orang tua Nona memberikan restu," jawab Dhana.

"Selama saya bahagia, mereka akan merestui," kata Nayla penuh yakin.

"Lebih baik Nona mencari pria yang kekayaannya setara dengan kedua orang tua Nona!" Dhana menyarankan.

"Kenapa begitu?" tanya Nayla.

"Biar tidak ada halangan di antara kalian," jawab Dhana.

1
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!