Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Wanita cantik dengan gaun yang tidak kalah mewah dengan yang ara pakai, entah kebetulan atau tidak, mereka memakai gaun dengan warna yang sama, biru muda dengan taburan berlian, di samping wanita itu, juga berdiri seorang pria yang berumur kira kira 50 an.
Ara tidak ingin menebak hubungan mereka, dia tidak ingin peduli, gadis itu hanya diam dengan wajah datar saat mereka kini sudah berada di hadapan kedua orang berbeda usia itu.
"alia, mereka calon mertuamu"
Caesar berbisik di telinga ara, tapi matanya menatap ke arah wanita yang berdiri di sisi ayahnya.
Ara membeku, tubuhnya terasa merinding dengan bisikan yang seperti bisikan iblis baginya, hembusan napas pria itu bisa ia rasakan di leher dan telinganya, ara menatap orang yang di sebut sebagai calon mertuanya, pria dengan stelan jas berwarna hitam itu merangkul pinggang wanita yang umurnya terpaut jauh darinya dengan mesra.
"namamu alia?"
Tanya wanita itu, ekspresinya berubah, senyum lembut dan aura kebaikan terpancar dari wajahnya, kalau ara masih gadis yang naif, dia akan tertipu dengan wajah malaikatnya, tapi pengalaman hidup sudah cukup mengajari ara mana wajah asli mana yang hanya topeng.
Ara melengos dengan wajah datar, dia tidak perlu beramah mesra dengan siapapun, keadaannya sekarang saja sudah sangat menyedihkan, tidak ada waktu untuk masuk ke dalam sandiwara keluarga orang lain, biarkan mereka berpikir kalau dia tidak bisa mengerti bahasa negara ini.
"terima kasih karena sudah menyelamatkan putraku"
kata kata dari suara berat pria paruh baya itu membuat ara mengerutkan kening, ia menoleh ke samping, caesar juga menatapnya dengan alis di naikkan.
"saya?"
Ara menunjukkan dirinya sendiri.
"menyelamatkan siapa?"
Tanya ara mau memastikan, tapi dia tidak bisa memperoleh jawabannya karena kedatangan orang orang yang ingin memberi selamat, dan setelah itu akhirnya acara puncaknya di mulai.
"sayang, ayo tersenyum demi kakimu"
Tubuh ara gemetar karena takut bercampur marah, caesar memasangkan cincin di jarinya, dan meminta dia untuk memasangkan pria itu cincin, ara hanya bisa pasrah, agar kakinya bisa tetap utuh, dia sangat memerlukan kedua kakinya untuk melarikan diri nanti.
"ma..mau apa?"
Bertanya walau ara sudah tau jawabannya, caesar yang mendekatkan wajahnya membuat jantung ara seakan bergendang ria di dalam sana, meskipun ini bukan pertama kalinya, tapi hendak di cium dengan pria dengan wajah yang mampu membuat orang tertekan seperti caesar, membuat ara merasa seperti sedang di jadikan tumbal kepada iblis.
"buka mulutmu demi sepasang kaki"
Bisik caesar
Akhhh
Ara ingin berteriak melampiaskan kekesalannya, dia akan mencium pria iblis di depannya demi sepasang kakinya, terdengar lucu dan gila.
'anggap saja kamu sedang di cium kucing yang sangat imut'
Ucap ara pada dirinya sendiri, ia memejamkan matanya rapat.
Cup
Ara menjangkau sesuatu di depannya dan memegangnya erat saat ciuman pria itu semakin panas, ara tidak berani membuka matanya melihat tatapan orang orang yang terdengar bersorak.
"Wohhh"
Kemudian terdengar tepuk tangan memenuhi aula tersebut.
Ara membuka matanya dengan wajah linglung setelah caesar melepaskannya, napasnya ngos ngos an dengan mata berkelip kelip bingung, entah bagaimana warna wajahnya sekarang, tapi tiba tiba saja aula yang tadinya dingin jadi mendadak panas bagi ara, setelah itu dia seperti tubuh tampa jiwa yang hanya mengikut kemanapun caesar mendorong kursinya.
Caesar memperkenalkan tunangannya pada orang orang, tapi tidak ada yang bisa ara ingat, apapun yang terjadi di aula baginya hanya angin lewat, karena hal besar sudah terjadi, dia sudah berciuman panas di depan orang orang, melihat wajah mereka saja ara tidak mampu.
pesta pertunangan sudah selesai, ara di bawa mutia ke kamar tempat mereka tadi, ia di bantu melepaskan gaun dan membersihkan diri, ara masih dengan keadaan linglung, dia bahkan tidak memperhatikan sekarang malam atau siang, dia juga tidak bisa membedakan dia berada di rumah sakit atau hotel.
"kak mutia"
panggil ara dengan tidak bersemangat.
"ya"
Sahut mutia yang sedang mempersiapkan sebuah gaun dan memilih aksesoris.
"saya mau tidur"
ucap ara mencoba mendorong kursi rodanya sendiri ke arah ranjang.
"nona, tuan caesar meminta anda bersiap siap untuk makan malam keluarga"
Mutia mendekati gadis yang masih mengenakan bathrobe itu.
"tidak mau"
Bantah ara, ia berdiri perlahan lalu berjalan dua langkah ke arah tempat tidur, kemudian berbaring, tangan ara menjangkau selimut, lalu menutupi tubuhnya.
"nona, anda tidak boleh tidur dulu, nona juga belum makan apapun"
Mutia mencoba menarik selimut gadis yang berbaring membelakanginya.
"untuk apa makan, nanti aku akan mati juga di tangan iblis itu"
Ucap ara tidak bersemangat.
"kenapa bicara begitu, tuan caesar sangat baik"
Mutia masih tidak putus asa, ia dengan perlahan membangunkan tubuh yang seperti slime itu, tidak ada gairah hidup.
ara yang kini sudah duduk menatap mutia dengan kasihan.
"kak mutia, kakak sudah di tipu"
Ucap ara, lalu ia kembali berbaring.
"nona..."
"tidak mau, tidak mau, pokoknya tidak mau"
Ara menutup telinganya saat mutia kembali akan merayunya.
Sedangkan di ruangan lain
Caesar yang baru selesai mandi dan berganti baju, menghampiri richard sudah menunggunya di sofa.
"ada apa?"
Tanya caesar, ia kemudian duduk di depan tangan kanannya itu.
"saya sudah menemukan informasi gadis itu"
Ucap richard yang sedang mengotak atik laptopnya, kemudian ia mengarahkan layar laptop nya ke arah caesar.
Caesar membaca setiap tulisan di dalam laporan yang di berikan bawahan mereka di negara i.
"jadi dia benar benar pernah menikah"
Caesar mengangguk anggukan kepalanya, ia pikir alia mengatakan itu agar dia mengurungkan niatnya untuk mereka bertunangan.
"ini saja?"
Tanya caesar mengangkat alisnya, di sana tertulis nama asli, umur, nama orang tua dan nama nama orang yang pernah berhubungan dengan gadis yang di panggil ara.
"ada yang menutupi semua hal tentang gadis itu tiga tahun terakhir"
Jelas richard, matanya meneliti raut wajah atasannya.
"suruh mereka cari lagi"
Caesar mengembalikan laptop itu pada richard.
"baik bos"
Sahut richard dengan semangat, dan itu membuat mata caesar menatap pria itu dengan pandangan yang mengatakan 'kamu aneh'.
"kenapa kamu sangat bersemangat begitu?"
Tanya caesar.
"tentu saja, kapan lagi bos dingin bisa jatuh cinta lagi"
Ucap richard tersenyum lebar.
Caesar menyilangkan tangannya di bawah dada.
"kapan aku bilang aku jatuh cinta padanya?"
pertanyaan caesar membuat senyuman richard memudar.
"jadi, tidak jatuh cinta?"
Tanya richard dengan wajah kecewa.
"apa pekerjaanmu kurang sampai masih bisa melihat lihat Drama dan novel"
Ucap caesar dengan wajah sinis.
"tapi bos, di drama dan novel, biasanya orang seperti bos pasti akan jatuh cinta pada gadis yang ia sakiti saat pertama kali bertemu, ini buktinya, bos sudah penasaran tentangnya, iya kan?"
sambil berkata begitu richard menutup laptopnya lalu berdiri, kemudian dengan cepat ia berlari keluar dari kamar tersebut, sebelum singa itu akan memakannya hidup hidup.
Caesar hanya menggeleng menatap pintu yang baru saja di tutup.
'jatuh cinta apanya, walaupun aku menikahinya, aku tidak akan mencintai siapapun lagi'
batin caesar, dia memang berniat untuk menikah dengan gadis itu, hanya untuk melengkapi posisi yang belum terisi di sisinya, dari pada dia harus menikah dengan pilihan keluarga, lebih baik dia mengambil seseorang yang bisa dia kendalikan untuk di jadikan istri.