"aku pernah membiarkan satu Kalila merebut milik ku,tapi tidak untuk Kalila lain nya!,kau... hanya milik Aruna!"
Aruna dan Kalila adalah saudara kembar tidak identik, mereka terpisah saat kecil,karena ulah Kalila yang sengaja mendorong saudara nya kesungai.
ulah nya membuat Aruna harus hidup terluntang Lantung di jalanan, sehingga akhirnya dia menemukan seorang laki laki tempat dia bersandar.
Tapi sayang nya,sebuah kecelakaan merenggut ingatan Aruna,sehingga membuat mereka terpisah.
Akankah mereka bertemu kembali?,atau kah Aruna akan mengingat kenangan mereka lagi?
"jika tuhan mengijinkan aku hidup kembali, tidak akan ku biarkan seorang pun merebut milik ku lagi!"ucap nya,sesaat sebelum kesadaran nya menghilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aru_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02.Rumah yang hanya sementara
"Aruna..." Pak Norman, laki-laki yang dulu membawanya ke rumah sakit, tiba-tiba datang menjenguknya setelah beberapa hari meninggal kan nya dirumah sakit, saat dia mengetahui Aruna dipindahkan ke panti asuhan,dia langsung datang menyusul nya.
"Apa kabarmu?" tanya Pak Norman lembut. Aruna menggeleng, air mata kembali menetes di pipinya.
"Paman, bolehkah aku ikut denganmu? Aku janji tidak akan nakal," pintanya dengan wajah memelas. Melihat kesedihan di mata anak itu, hati Norman merasa sakit. Ia akhirnya mengangguk.
Aruna tersenyum senang. "Benarkah, Paman?" Ia mencoba memastikan.
"Coba tanya pada ibumu," kata Norman sambil menunjuk seorang wanita yang lebih muda darinya. Wanita itu tersenyum dan mengangguk.
"siapa itu?"dia menatap wanita cantik yang tersenyum kepada nya itu, wanita itu terlihat agak mirip dengan wanita muda yang pernah di bawa oleh Norman kerumah sakit dulu.
"Ia Susan, istri paman, yang akan menjadi ibu mu"Aruna mengangguk.susan mencoba mendekati gadis kecil itu,dia memeluk gadis itu dengan penuh kasih sayang.
Kamu boleh ikut kami. Dan mulai sekarang, panggil kami Ibu dan Ayah, ya?" kata Susan dengan suara lembut.
Sudah sepuluh tahun Norman dan Susan menikah, namun mereka belum dikaruniai anak. Susan sangat menyukai anak-anak, itulah mengapa mereka sering mengunjungi panti asuhan.
...----------------...
siang itu sangat terik, sehingga, setelah menyelesaikan semua urusan adopsi Aruna, Norman dan Susan langsung membawanya pulang kerumah.
Meskipun rumah mereka tidak sebesar rumah nya,tapi Aruna sangat bersyukur,dia bisa hidup lebih tenang sekarang.
"paman, terimakasih sudah membawaku kesini"gadis itu menatap sendu kedua orang tua di
depan nya,dia sangat merindukan orang tua kandung nya.
"jangan sungkan,mulai hari ini,kami orang tua mu"ujar Norman.
"tapi ... runa merindukan mama dan papa"gadis itu mulai terisak lagi,Susan memeluk nya,dan membelai nya penuh kasih sayang.
"kami akan mempertemukan mu dengan ibu mu,tapi nanti...uang kami belum cukup untuk mengantarkan mu kesana"Susan melihat kearah suaminnya,laki laki itu tampak mengangguk.
Tadi,di perjalanan, Aruna sudah menceritakan semua nya,dan dia juga mengatakan dimana tempat berasal nya,tapi tempat itu terlalu jauh di luar kota, sehingga mereka tidak akan mungkin bisa dengan mudah mengembalikan nya.
Gadis kecil itu mengangguk,dia masih menatap bingung ke arah susan, meskipun sedikit ragu,dia akhirnya juga bertanya.
"paman, apakah Tante yang dirumah sakit itu adik nya bibi?, mereka terlihat sangat mirip"deg, Norman sangat terkejut,ia tidak menyangka Aruna akan membahas kejadian hari itu,saat istri nya juga disini.
Dia berpikir Aruna tidak akan membahas nya atau mengingat nya lagi,karena sedari di panti,dia tidak sedikit pun membahas tentang ini.
"siapa yang dimaksud runa,mas?"wanita itu menatap curiga ke arah suami nya.
"i..itu,Naila sayang,waktu itu,kebetulan, dia pulang sekolah berpapasan dengan ku pulang kerja" meskipun gugup,dia mencoba menjelaskan semuanya dengan tenang.
"iya,Naila itu adik kandung nya,ibu.dia Tante mu"wanita itu membawa Aruna kekamar nya,dia berhenti membahas tentang naila.
Norman bernafas lega,dia merasa nyawa nya hampir di ubun ubun,jika sampai,Aruna juga membahas perihal kejadian di gubuk pinggir sungai, meskipun Aruna tidak melihat nya,dia yakin,Aruna sempat mendengar suara mereka.
Sudah beberapa bulan Aruna tinggal bersama mereka, mereka sangat menikmati kebersamaan dengan keluarga baru nya,begitu pun juga Aruna,dia sangat bahagia.
Meskipun Norman jarang di rumah, Norman selalu menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk keluarga nya.
Pagi itu,Norman baru pulang kerja sekitar pukul tujuh.biasanya,dia tidak akan pulang pagi jika lembur,dia tetap akan pulang sore, seperti biasanya.
"ada apa mas,"Susan yang melihat muka kusut suaminya langsung berlari menghampiri, suaminya tampak kurang tidur dan kelelahan sekali.
"aku di pecat sayang,mereka mengatakan,kinerjaku di pabrik tidak benar, padahal aku selalu melakukan yang terbaik dan aku harus membayar ganti rugi mesin yang rusak"Norman terlihat frustasi,dia duduk di kursi yang tersedia di dalam rumah nya.
"yang sabar mas,kamu pasti akan dapat yang lebih baik setelah ini"Aruna menatap kedua orang tua angkatnya itu dengan sedih,dia merasakan kesedihan yang terpancar dari wajah mereka.apalagi sekarang, Aruna juga sudah bersekolah.
"aku bingung, bagaimana aku harus menghidupi kalian dan membayar ganti ruginya,"Susan memeluk suami nya, wanita itu berusaha membuat suaminya tegar.
"mas,aku akan cari kerja untuk membantu mu,kamu tenang saja"
Sejak hari itu,Susan dan Norman terlihat sangat sibuk mencari kerjaan, sehingga Aruna pun terabaikan.
"ini semua terjadi karena kau mengadopsi anak itu,mas.harusnya kau tidak melakukan itu,dia pembawa sial. jika kau butuh anak,aku mampu memberikan mu bahkan sampai selusin"gerutu Naila pada suatu sore,saat Norman menemuinya dan mengatakan kalau dia dan Susan akan berangkat ke luar negeri untuk bekerja.
"jangan berbicara yang tidak tidak nai, jangan sampai itu terjadi,aku harap kau sadar posisi mu."Norman terlihat marah mendengar perkataan Naila,dia benar benar tidak mau terjadi apapun pada pernikahan nya.
"aku dipecat,karena kamu,kau yang meminta ku kembali lebih cepat malam itu, sehingga pekerjaan ku terabaikan,jadi kamu harus patuh"ujar Norman tegas,Naila hanya mengangguk.dia juga merasa takut pada laki laki itu.
"aku akan menitipkan Aruna pada mu,kau harus menjaga nya dengan baik"sambung nya lagi kemudian.
"tapi bagaimana dengan ku,mas.aku tidak akan sanggup jauh dari mu"rengek gadis itu."dan aku tidak suka pada anak itu"tambah nya lagi dengan wajah cemberutnya.
"aku janji jika kau patuh,maka rekening mu juga akan penuh" mendengar itu,mata nya berbinar,dia sangat bahagia.sebenarnya memang itu tujuan nya sedari awal, Norman adalah ATM berjalan nya.
Seperti yang telah ditentukan,hari dimana mereka akan meninggalkan putri angkat nya,Aruna melepaskan mereka dengan penuh deraian air mata.
"jangan menangis lagi Aruna,ayah janji akan terus mengabari mu,kamu belajar yang rajin,dan bersikap baik sama bibi dan ami, ya?"Aruna mengangguk,dia mengusap air mata nya sendiri.
"Maafin Ibu ya, Aruna. Ibu sama Ayah harus bekerja dan meninggalkan kamu,tapi ibu akan kembali,jaga dirimu baik baik" kata Susan dengan nada sedih.dia memeluk anak itu erat.
"Tidak apa-apa, Ayah, Ibu. Asalkan kalian selalu kasih kabar," jawab Aruna polos, berusaha tegar meskipun hatinya sedih harus berpisah lagi dengan orang-orang yang baru saja ia sayangi.
"titip Aruna,mbak"ujar nya pada kakak istrinya itu, perempuan itu mengangguk.norman menatap Naila,adiki istrinya sesaat, setelah itu dia langsung berpaling,semalam, mereka sudah berpuas puas diri menabung kerinduan yang mungkin akan sangat lama terpenuhi.