Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
𖤓HAPPY READING𖤓
------------------_____________------------------
Back to story...
Saat ini Delvin baru saja sampai di depan perusahaan SINOPEC GRUP, ketika baru sampai di depan pintu perusahaan keluarganya itu, dirinya langsung di hadang oleh satpam yang sedang bertugas.
"Maaf Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam tersebut dengan sopan.
"Ah, saya lupa bahwa kalian tidak mengenal saya!!" balas Delvin dan langsung mengeluarkan handphone nya dan langsung menghubungi nomor dady nya, yang sudah berada di dalam perusahaan.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Delvin di izinkan masuk, setelah satpam tersebut sudah di beritahu oleh atasannya tentang siapa orang yang ada di hadapannya saat ini. Yang membuat satpam tadi langsung berkeringat dingin karena takut jika dirinya akan di pecat saat ini juga.
"Sekali lagi saya minta maaf tuan Delvin, saya benar-benar tidak mengetahui bahwa anda putra dari pemilik perusahaan ini." ucap satpam tersebut sambil menunduk, dirinya merasa tidak sopan karena sempat menahan langkah Delvin sebelumnya.
"Hmm... tidak apa-apa kamu sudah bagus menjalani tugasmu, tetaplah seperti ini dan jika ada orang yang terlihat mencurigakan kamu langsung laporkan saja ke atasanmu!!" ujar Delvin sambil tersenyum kepada satpam tadi, sehingga membuat satpam tersebut merasa lega dengan apa yang sebelumnya ia takutkan tadi.
kampus Higt City, 13.10 WIB
Saat ini Ema sedang duduk santai di rooftop, kenapa dirinya berada di situ? jawabannya karena dia sedang tidak ingin bergelut dengan cewe yang sok kecakepan. Ia lebih suka duduk di rooftop sambil membaca buku, ditemani secangkir coklat panas.
"Ema!" seru seorang lelaki di lorong sambil melambaikan tangan.
Meina hanya menoleh, dan melanjutkan baca bukunya tanpa menyahut sapaan Givan sahabatnya.
"Kamu itu iya, aku panggil loh." ucap Givan ketika sudah berada di hadapan Meina.
"Hmm...kenapa?" tanya Meina dengan nada datar, tapi matanya tetap menatap buku yang ia baca.
"Kau sama seperti biasanya, terlalu 'normal' sampai bikin aku takut." ujar Givan sambil duduk bersebelahan.
"Terus kau mau aku bertingkah seperti apa?" tanya Meina, sekarang matanya menatap ke arah Givan.
"Dia ingin kamu mengejeknya banci." Sheyna menimpali dari arah belakang.
"Cih kalau ngomong itu kok bener." ucap Givan sambil membenarkan rambutnya.
"Dasar kalian ini, aku mau bersikap layaknya perempuan pada umumnya malah diganggu." gerutu Meina ketika waktu bacanya di ganggu oleh kedua sahabatnya.
"Eleh, gue lebih suka loh yang dulu aja somplak." ketus Sheyna yang membuat Meina mendelik kesal.
"Ke kantin yuk, bentar lagi dosen killer masuk nih." ujar Givan sambil beranjak dari duduknya.
Awalnya Meina sedang tidak ingin ke mana-mana, tapi karena sahabatnya ini memaksa, akhirnya ia pun ikut.
"Wih... loh tahu gak Ema kal-" belum juga melanjutkan kata-katanya, Meina sudah menjawab. "gak tahu."
"Gak asik ah, gue belum beres ngomong juga..." sambung Sheyna.
"Terus, apa urusannya sama gue?" tanya Meina.
"Gak ada sih, cuma takut loh kudet aja." timpal Sheyna sambil duduk di kursi kantin.
"Eh Givan sekalian pesenin iya, mie rebus kasih potongan cabe biar endes surendes." ucap Meina ketika melihat Givan tengah mengantri.
"Loh mah makannya instan-instan terus, lama-lama cinta loh instan juga." tukas Givan dengan nada mengejek.
"\#\#\# Idih apa hubungannya sama percintaan gue, udah pesenin aja." balas Meina.
\-
\-
\-
semoga kalian suka iya.. sama novel terbaruku🙏🙏🙏 🤗🤗🤗🤗
aku kasih sedikit visual Meina Alfarez🥰😍

kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea