NovelToon NovelToon
If You Come Back

If You Come Back

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Anak Genius / CEO / Tamat
Popularitas:14.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Pernikahan tujuh tahun lamanya tak membuat Elara Aleshia mencintai suaminya, Arion Zefrano. Setelah ayah Elara meninggal, tiba-tiba ia meminta cerai pada suaminya itu.

"Ayah udah enggak ada, gak ada alasan lagi untuk kita tetap bersama. Karena dari awal, pernikahan ini hanya karena ayah. Lebih baik, kita berpisah Ar."

Arion mencoba untuk menenangkan Elara, mungkin wanita itu masih terpukul atas kepergian ayahnya. Namun, Elara tetap pada egonya.

"Baik, pergi lah jika itu membuatmu bahagia. Tapi, jangan bawa putraku."

Tanpa keraguan, Elara menganggukkan kepalanya. Ia beranjak pergi dari sana dengan menyeret kopernya. Kepergian Elara, membuat hati Arion terluka.

"Ternyata, aku hanya cinta sendirian. Jangan salahkan aku, jika putra kita membencimu." Lirihnya.

5 tahun kemudian, mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang tidak pernah keduanya pikirkan.

"Kenapa kamu memisahkanku dari putriku, Elara?" ~Arion.

"Aku benci Mama, Pa." ~

"Jangan cedih Mama, Dala peluk Mama."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keadaan yang sebenarnya

"Kamu gila yah?! Gak kasihan sama anak dan suamimu itu?" Sentak seorang wanita yang menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Elara hanya diam, ia memandang lurus ke depan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Hentikan mobilnya Kei!" Sentak Elara secara tiba-tiba, membuat Keiko mendadak menghentikan mobilnya di tepi jembatan.

Elara bergegas keluar, melihat itu Keiko langsung menyusulnya. Matanya membulat sempurna saat melihat Elara yang berusaha menaiki jembatan. Bergegas, Keiko memeluk tubuh Elara dari belakang dan menghalangi rencana wanita itu.

"BERHENTI EL! KAMU GIL4 HAH?! AYAH PASTI SEDIH LIHAT KAMU YANG KAYAK GINI!" Teriak Keiko.

Tubuh Elara luruh, Keiko pun langsung merengkuh wanita itu dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh Elara yang bergetar hebat, tangis histeris Elara memekik di gendang telinganya. Perlahan, Keiko melepas kan pelukannya. Ia meraih wajah Elara dan menatapnya dengan tatapan dalam.

"Semesta jahat sama aku Kei, mereka selalu ambil orang yang aku sayangin. Pertama adikku, ibu, sekarang ayah hiks ... kenapa harus orang yang aku sayang? Kenapa hiks .... semesta cuman mau aku menderita dengan mengambil orang terdekatku Kei." Isak Elara dengan tatapan menyakitkan.

"El, semua sudah jalannya. Jalan hidup ayah, cukup sampai disini. Kamu harus relakan ayah, biar ayah tenang. Kalau lihat kamu seperti ini, ayah pasti sedih." Ujar Keiko dengan suara lirih.

Keiko menghapus air mata Elara, raut wajah sahabatnya itu tampak sangat lelah dengan keadaannya sekarang. Keiko tahu, jika Elara tengah rapuh. Emosinya belum stabil dan butuh teman yang selalu berada di sisinya. Maka dari itu, saat Elara memintanya menjemputnya. Tanpa banyak kata Keiko langsung menjemput wanita itu pergi.

"Apa karena ada aku, hidup mereka menjadi sial?" Tanya Elara dengan tatapan kosong.

"El! Gak ada yang namanya pembawa sial! Berhenti berpikiran negatif tentang diri kamu sendiri! Kamu berhak bahagia, kamu berhak menjalani kehidupanmu yang baru. Semua yang telah terjadi, itu karena takdir. Bukan karena sial atau apapun itu." Tegas Keiko.

Mendapati Elara yang hanya diam dengan tubuh yang lemas, Keiko menghela nafas pelan melihat itu. "Kita pulang sekarang yah? Kasihan dengan Ervan yang tadi mengejarmu sampai segitunya," ujar Keiko yang mendapat gelengan dari Elara.

"Semua orang yang aku sayang meninggal El, cukup ayah, ibu dan adek saja. Ervan, dia harus baik-baik saja. Arion, dia pria yang sangat baik. Dia tak pantas mendapatkan wanita seperti ku." Air mata Elara kembali jatuh, d4danya terasa sangat sesak. Ia bahkan meremas lengan baju Keiko dengan sekuat tenaga. Sorot matanya penuh ketakutan, tubuhnya pun bergetar hebat.

"El, tidak ada yang bisa melihat masa depan. Jangan berpikiran kamu akan mencelakai mereka, ayo kembali. Pasti Arion sedang khawatir denganmu." Bujuk kembali Keiko.

"Aku sudah memutuskan cerai dari Arion, Kei." Ujar Elara dengan menatap dalam wajah terkejut Keiko.

"A-apa?"

Air mata Elara luruh, entah penyesalan ataukah rasa sakit yang tidak dapat Keiko lihat. Tatapan wanita itu benar-benar kosong seakan tak ada harapan yang dapat ia perjuangkan. Elara, sahabatnya itu merasa dunianya berhenti setelah orang-orang tersayangnya pergi meninggalkannya.

"El ...,"

"Kalau aku tidak pergi, siapa selanjutnya yang akan menyusul ayah? Arion, atau Ervan? Bukankah lebih baik, aku saja? Biar rasa bersalah ini berakhir." Ujar Elara dengan senyuman yang menurut Keiko tidak wajar.

"El ...."

.

.

.

Keiko memandang Elara yang duduk di tepi ranjang seraya membelakanginya. Sahabatnya itu hanya memeluk sebuah bingkai seraya menatap kosong ke depan. Sudah satu bulan lamanya Elara terus berdiam diri di kamar ini tanpa berniat untuk melanjutkan kehidupan yang normal. Elara hanya menangis, terkadang melamun seperti saat ini.

"Sampai kapan Elara sembuh?" Tanya Keiko pada dokter muda di sebelahnya yang turut memandang Elara.

"Tergantung Elara nya, apa dia mau sembuh atau tidak? Elara mengalami gejala depresi, dimana dia merasa sedih, putus asa, merasa bersalah, gagal, selalu berpikiran negatif. Bahkan, berusaha untuk mencelakai dirinya. Dia merasa, orang yang di sekelilingnya akan mengalami nasib yang sama seperti keluarganya. Keadaan mental seseorang berbeda-beda, tidak semuanya kuat menghadapi kenyataan yang ada." Ujar Dokter itu dengan tatapan sendu.

Keiko menghela nafas pelan, "Padahal, tak seperti yang dia pikirkan. Semuanya sudah jalan hidup mereka. Sudah waktunya mereka berpulang, bukan karena kehadiran Elara. Dokter Agam, kamu harus berusaha menyembuhkan sahabatku. Dia masih memiliki seorang putra yang pasti menunggunya kembali." Dokter psikiater itu menganggukkan kepalanya.

"Untungnya, kamu cepat tanggap jika keadaan mental Elara sedang tidak baik-baik saja. Jadi, kita masih bisa menyembuhkannya." Kata Dokter Agam.

Keiko tersenyum tipis, yah dia merasa Bersyukur telah menyadari kondisi mental Elara lebih cepat. Keiko membawa Elara ke rumahnya, dia memang tinggal sendiri di rumah ini. Sementara orang tuanya sibuk bekerja di luar negri. Sejak pertama kali Elara tinggal di rumahnya, ada beberapa perbuatan yang Elara lakukan. Seperti, ingin menyakiti dirinya sendiri dan selalu merasa bersalah.

"Dulu, Elara adalah wanita yang sangat ceria. Cerewet, selalu heboh, tapi sejak ibunya meninggal ... dia berubah. Di tambah, setelah ayahnya meninggal membuat Elara begitu terpuruk." Lirih Keiko.

"Seseorang yang mengalami depresi butuh seseorang di dekatnya. Berusaha meyakinkannya bahwa dia sangat berharga. Sayangnya, suaminya malah melepaskannya." Perkataan Dokter Agam membuat Keiko menyipitkan matanya.

"Elara yang minta di cerai kan Dok, bukan suaminya." Protes Keiko.

"Laki-laki yang punya keputusan, seharusnya dia menolak permintaan Elara dan menahannya tinggal di sisinya. Seharusnya dia paham, jika Elara butuh teman di masa terpuruknya." Ujar Dokter Agam dengan tatapan yang sulit di artikan.

Keiko hanya bingung, ia memandang kepergian Dokter Agam dengan keningnya yang mengerut dalam. "Aneh, ngomongnya seolah tuh kayak ... mau membanggakan dirinya gitu. Tapi, masa sih? Tapi bener juga sih, seharusnya Arion tahu jika kondisi Elara sedang tidak stabil. Kan, kunci sebuah hubungan tuh ada di laki-laki." Gumam Keiko.

Karena sudah jam makan siang, Keiko membawakan Elara makan siangnya. Selama sebulan ini, Keiko benar-benar telaten mengurus Elara. Dia tidak ingin, Elara mengambil langkah yang salah seperti malam itu. Jika saja Keiko tidak mencegahnya, ia pasti kehilangan sahabatnya tersayangnya ini.

"El, makan dulu yah." Ajak Keiko.

Elara tak menolak, ia bahkan meraih piring yang ada di tangan Keiko. Perlahan, ia menyendokkan makanan itu ke dalam mulutnya. Keiko yang melihat itu tersenyum, biasanya ia harus membujuk Elara untuk makan. Tapi sekarang, wanita itu terlihat mandiri.

"Maaf, aku sudah merepotkanmu selama ini." Lirih Elara dengan memandang sendu ke arah Keiko.

"Gak papa, repotin aja aku El. Dari pada kamu nyemplung ke kali kan? Mending repotin aku, ikhlas lahir batin deh buat kamu." Seru Keiko dengan candaannya

Elara tersenyum, ia kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Namun, baru tiga suap makan saja Elara sudah terdiam. Raut wajahnya berubah pucat, melihat itu Keiko melunturkan senyumnya. "Ada apa?" Tanya Keiko dengan khawatir.

Elara tak menjawab, ia meletakkan piringnya dan berlari ke arah kamar mandi. Tanpa berlama-kama, Keiko segera menyusul nya. Ia melihat Elara yang tertunduk di wastafel seraya mem*nt4hkan isi perutnya. Sayang sekali, makanan yang sempat Elara makan tadi terbuang.

"Mual Kei." Lirih Elara.

Elara kembali mem*nt4hkan isi perutnya, Keiko segera menyingkirkan rambut panjang Elara agar tak mengenai munt4hannya. Namun, tiba-tiba saja tubuh Elara luruh ke bawah. Membuat Keiko reflek menahan perut sahabatnya agar tak menghantam lantai.

"DOKTER AGAAAAM! TOLOOONG!" Teriakan Keiko mengundang Dokter Agam datang. Pria tampan itu terkejut mendapati Elara yang pingsan. Bergegas, ia meraih tubuh Elara dan menggendongnya.

"Kita bawa ke rumah sakit!"

.

.

.

Dokter Agam menatap hasil laporan keadaan Elara dengan tatapan yang sulit di artikan. Lalu, pria itu menyerahkan kertas hasil laporan yang rekannya berikan tadi pada Keiko yang berdiri di sisinya. Tanpa memperdulikan respon Keiko, Dokter Agam berjalan mendekati brankar dimana Elara berbaring dengan selang infus di tangannya.

"Jadi, Elara sudah hamil tiga bulan? Bagaimana bisa?!" Kaget Keiko.

Dokter Agam hanya diam, ia memandang Elara yang terlihat damai dalam tidurnya. Tak ada raut wajah keputusasaan, ketakutan, dan kesedihan saat ini. Elara, tampak terlelap tanpa beban pikirannya yang selama ini menghantuinya.

Tak lama, Elara membuka matanya. Melihat itu, Keiko datang mendekat dan menunggu Elara menyesuaikan keadaan. Perlahan, tatapan Elara mengarah pada Keiko yang seolah ingin memberitahukannya sesuatu.

"El, kamu sedang hamil!" Seru Keiko dengan senyuman mengembang.

Elara hanya diam, tetapi bola matanya terlihat membulat sempurna seolah tengah terkejut saat ini. Perlahan, ia meletakkan tangannya di atas perutnya yang memang sedikit membuncit. Selama ini, ia tidak sadar jika dirinya sedang hamil. Terlalu sibuk memikirkan sang ayah hingga dia tak menyadari perubahan dirinya.

"Cepat kasih tahu Arion, dia pasti akan langsung kesini." Pinta Keiko.

Elara menggelengkan kepalanya, ia tak mungkin lupa dengan perkataan Arion malam itu. Dia memutuskan untuk pergi, dan Arion tak mengizinkannya untuk kembali. Bayangan penolakan Arion memenuhi pikirannya. Tak di sangka, Elara menggelengkan kepalanya seraya menatap lurus kedepan.

"Aku yang akan membesarkan anak ini sendiri." Ujar Elara seraya mengelus perutnya dengan lembut.

____

Bentar kawan, satu lagi🤓

Setelah ini bocil gembul muncul yah😆

1
lantol
hore otw nikah Henry dan Keiko
Eli Elieboy Eboy
𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑎𝑙𝑙𝑖𝑖𝑖𝑖𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑛𝑛𝑛 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑦𝑔 𝑏𝑛𝑒𝑟 🤣🤣🤣🤣
Ari Sawitri
tuntut aja tuh ghita .. mulut ga bs dikontrol gt .. biar belajar dipenjara sekalian 🤨🤨
Ari Sawitri
harusnya dr awal Arion menyadari sikap istrinya ke Ervan. itu spt gejala baby blues dan berkelanjutan jd depresi. 🤔
Eli Elieboy Eboy
𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑎𝑙𝑖𝑖𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑛 𝑡𝑒𝑔𝑎 𝑛𝑎 𝑡𝑒𝑔𝑎 𝑛𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑒𝑚 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑙🤣🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑎𝑙𝑖𝑖𝑖𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑛𝑛𝑛 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑙𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔🤣🤣🤣🤣 𝑘𝑎𝑐𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑘 𝑚𝑎𝑢 𝑐𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑎𝑝𝑎 𝑏𝑎𝑙𝑢 😂😂😂
Eli Elieboy Eboy
𝑦𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑎2 𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑙𝑔 🤣🤣🤣 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑎𝑙𝑖𝑖𝑖𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑛𝑛𝑛😂😂😂 𝑏𝑒𝑛𝑔𝑒𝑘 𝑝𝑎𝑟𝑎ℎ🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝑦𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛 𝑎𝑞𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑘 𝑛𝑔𝑎𝑘𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑑 𝑘𝑎𝑡𝑎2 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑎𝑙𝑖𝑖𝑜𝑜𝑜𝑜𝑛𝑛𝑛𝑛
🤣🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝑡𝑎𝑘 𝑎𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎 ℎ𝑒𝑛𝑟𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜 𝑘𝑒𝑖𝑘𝑜 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑎𝑚𝑖 𝑦𝑔 𝑠𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑔𝑒𝑠𝑒𝑙𝑖𝑛🤣🤣🤣
Rezqhi Amalia: permisi kak, siapa tahu kakak minat mampir dikaryaku yang berjudul 'Terjebak Pernikahan Kontrak Dengan Dosen Pembimbingku

terimakasih sebelumnya 🤗💐
total 4 replies
Eli Elieboy Eboy
𝑘𝑜𝑐𝑎𝑘 𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑚𝑜𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝑚𝑜𝑑𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑙𝑢 𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖🤣🤣🤣
Vindy swecut
seruu banhet ceritanya...❤️❤️
Yuliati
wanita bodoh, gak jelas dan gak logis
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
udah tamat saja.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
si kalem Ervan, si cerewet Dara, trs Mara apa ya?🤔🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
semoga saja Elara sadar dan sehat lg
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
nah kan rasakan kehancuranmu krn keserahanmu
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
waduuhh... musuh dalam selimut ternyata, dr awal sebenernya agak aneh sih sama Remos sejak dtg ke kantor Arion trs cara ngomong dia yg kayak suka mengadu domba Arion sama orang² terdekatnya termasuk waktu Elara trs Henri yg dia cb mancing emosi Arion untungnya Arion tegas dan ga terpengaruh... ternyataa.🤔
sampe aku salah ngira dikira Friska yg bikin ulah.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
maaf thor kalau bisa di cek lg tiap babnya alnya kadang ada typo.🙏
ceritanya, susunan katanya bagus dan rapi.. aku suka.👍
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
apa jangan² yg bebesin Edwin si Friska ya.🤔
RatuElla11: Halo kak, mampir juga yuk kekaryaku, "Unwanted Marriage."
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!