NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Di hari pernikahannya, Farhan Bashir Akhtar dipermalukan oleh calon istrinya yang kabur tanpa penjelasan. Sejak saat itu, Farhan menutup rapat pintu hatinya dan menganggap cinta sebagai luka yang menyakitkan. Ia tumbuh menjadi CEO arogan yang dingin pada setiap perempuan.

Hingga sang ayah menjodohkannya dengan Kinara Hasya Dzafina—gadis sederhana yang tumbuh dalam lingkungan pesantren. Pertemuan mereka bagai dua dunia yang bertolak belakang. Farhan menolak terikat pada cinta, sementara Kinara hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya.

Dalam pernikahan tanpa rasa cinta itu, mampukah Kinara mencairkan hati sang CEO yang membeku? Atau justru keduanya akan tenggelam dalam luka masa lalu yang belum terobati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Gerakannya begitu perlahan, seolah ia takut satu sentuhan saja bisa mengembalikan mimpi buruk itu. Lengan Farhan sempat mengencang dengan refleks, namun Kinara segera menahan bahunya dengan lembut.

“Mas…” panggil Kinara lirih.

Farhan mendongak. Matanya masih terlihat basah, merah, dan menyimpan sisa ketakutan yang belum sepenuhnya pergi. Napasnya masih sedikit berat, tapi jauh lebih tenang daripada sebelumnya.

Kinara mengangkat kedua tangannya, lalu memegang wajah Farhan dengan lembut. Telapak tangannya yang hangat menangkup pipi suaminya, ibu jarinya mengusap pelan jejak keringat di pelipis Farhan. Tatapannya penuh perhatian, tidak ada rasa kasihan, tidak ada penghakiman, yang ada hanyalah ketulusan.

“Mas cuma mimpi buruk, apa yang sudah terjadi di masa lalu, tidak perlu mas risaukan lagi di masa sekarang mas.” ucap Kinara pelan, dengan suaranya yang lembut namun menenangkan.

Farhan menelan ludah. Tatapan matanya tertahan di wajah Kinara, seolah mencoba memastikan bahwa perempuan di hadapannya ini nyata. Bahwa kehangatan di pipinya ini bukan bagian dari mimpi lain yang bisa lenyap kapan saja.

Kinara tersenyum tipis, senyum yang terlihat sederhana tapi entah kenapa terasa begitu menenangkan.

“Sekarang coba tarik napas pelan-pelan, Mas,” lanjutnya sambil memberi contoh. “Lalu hembuskan.”

Farhan menurut. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Kinara mengangguk kecil, terus mengusap pipi suaminya nya dengan gerakan lembut dan juga hangat.

“Bagus,” bisik Kinara.

Beberapa detik berlalu dalam diam. Kamar itu kembali sunyi, hanya diisi oleh suara napas mereka dan dengung samar malam di luar jendela. Kinara kemudian menurunkan tangannya.

“Mas tidur lagi, ya,” ucapnya lembut. “Biarkan tubuh Mas istirahat.”

Farhan tidak langsung menjawab. Alisnya berkerut tipis, dan tatapannya kembali terlihat gelisah. Ia menggeleng pelan.

“Kalau, kalau mimpi itu datang lagi gimana?” tanyanya pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. “Aku nggak mau sendirian.”

Kinara terdiam sesaat. Dadanya terasa hangat sekaligus nyeri mendengar itu. Farhan, laki-laki yang selama ini terlihat keras dan penuh amarah, kini terdengar begitu rapuh.

Ia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Farhan dengan erat.

“Aku nggak akan ke mana-mana, Mas,” katanya dengan nada yakin. “Aku di sini.”

Farhan menatap tangan mereka yang saling menggenggam. Jari-jari Kinara terasa hangat dan nyata ditangannya.

“Tapi…” Farhan ragu sejenak, lalu berkata jujur, “jangan jauh-jauh dariku.”

Permintaan itu keluar begitu saja, tanpa nada memaksa. Justru terdengar seperti seorang anak kecil yang takut ditinggal sendirian di dalam gelap.

Kinara tersenyum kecil.

“Aku nggak akan tidur sebelum Mas tertidur,” jawab Kinara tanpa ragu. “Aku temani Mas sampai Mas benar-benar bisa tidur.”

Farhan terdiam. Ada sesuatu yang bergerak di dadanya, perasaan asing yang tidak ia pahami, tapi membuat tenggorokannya terasa sesak. Kinara lalu mundur sedikit. Ia menggeser posisinya ke sandaran ranjang, menyandarkan punggungnya dengan nyaman di sandaran itu. Selimut yang tadi sempat berantakan ia rapikan sekadarnya.

Setelah itu, ia menepuk pelan pangkuannya.

“Rebahkan kepala Mas di sini,” ucapnya lembut, nyaris seperti ajakan yang tidak memaksa dan membuat Farhan terkejut.

“Apa?” tanya Farhan tak percaya dengan tatapan matanya membesar sedikit dan membuat Kinara menatapnya dengan ekspresi tenang, seolah itu hal paling wajar di dunia.

“Biar Mas lebih nyaman,” kata Kinara.

Farhan ragu. Ia memandang Kinara cukup lama, melirik pangkuannya, lalu kembali menatap wajah istrinya itu. Ada perasaan canggung, malu, dan tidak percaya yang bercampur jadi satu. Namun kelelahan dan sisa ketakutan itu lebih kuat daripada semua perasaan yang ia rasakan saat ini.

Pelan-pelan, Farhan menggeser tubuhnya. Dengan gerakan kaku, ia merebahkan kepalanya di pangkuan Kinara. Tubuhnya terasa tegang, seolah siap bangkit kapan saja.

Yang membuat Kinara tersenyum kecil, lalu mengangkat tangannya dan mengusap rambut Farhan dengan lembut. Jemarinya menyusuri helai rambut itu dengan pelan dan menenangkan.

“Nggak apa-apa, mas. Mas nggak usah merasa nggak enak begitu sama aku.” bisik Kinara yang membuat Farhan memejamkan matanya.

Awalnya, tubuhnya masih kaku. Napasnya belum sepenuhnya tenang. Tapi usapan tangan Kinara yang lembut, hangat, dan penuh kesabaran perlahan membuat bahunya mengendur. Kinara terus mengusap rambutnya, kadang berhenti sejenak, lalu melanjutkan lagi. Tidak ada kata-kata. Tidak ada pertanyaan. Hanya kehadirannya yang terasa menenangkan.

Beberapa menit berlalu.

Napas Farhan mulai teratur. Dadanya naik turun dengan ritme yang lebih pelan. Wajahnya yang semula tegang perlahan melembut. Tanpa sadar, ia benar-benar tertidur. Kinara menunduk untuk memastikan keadaan suaminya. Ia melihat wajah Farhan yang kini terlihat lebih damai. Tidak ada ketakutan yang ia lihat tadi. Tidak ada ketegangan yang terpancar di wajahnya. Hanya laki-laki yang merasa lelah yang akhirnya bisa beristirahat.

Kinara tersenyum kecil. Tangannya masih mengusap rambut Farhan, meski kini ia lakukan lebih pelan.

“Akhirnya,” gumam Kinara lirih.

Malam terus berjalan.

Kinara tidak bergerak. Meski kakinya mulai terasa pegal dan punggungnya sedikit nyeri, ia tetap bertahan di posisi itu. Ia menepati ucapannya dengan tidak akan tidur sebelum Farhan tertidur nyenyak. Dan entah kapan, tanpa ia sadari, matanya ikut terpejam dan tidur bersama suaminya.

Beberapa jam kemudian, suara adzan subuh berkumandang dari kejauhan. Suara itu menyelinap masuk ke kamar dan memecah kesunyian dengan lembut. Farhan terbangun perlahan. Matanya terbuka setengah, sementara pandangannya masih terlihat buram.

Hal pertama yang ia rasakan adalah kehangatan. Kepalanya terasa empuk. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menyadari kalau kepalanya berada di pangkuan Kinara. Istrinya itu tertidur dalam posisi duduk, kepalanya sedikit bersandar ke sandaran ranjang, sementara tangannya masih berada di rambut Farhan.

Farhan terpaku. Untuk beberapa saat ia merasa tak percaya, canggung dan juga malu.

Ia menelan ludah, jantungnya berdegup lebih cepat. Ingatan tentang semalam perlahan kembali. Mimpi buruknya, suara teriakannya, dirinya yang dengan tiba-tiba langsung memeluk Kinara dan bagaimana Kinara yang menenangkannya tanpa satu pun kata yang menghakiminya.

Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Farhan menyadari sesuatu kalau ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa ketakutan dan rasa sesak di dadanya, yang selalu ia rasakan tiap malam. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sejak lama, sejak hidupnya runtuh dan sebelum Kinara masuk ke dalam hidupnya.

Dadanya terasa hangat. Ada perasaan asing yang mengalir pelan di dalam dadanya. Sebuah perasaan aman dan juga ketenangan. Farhan menghela napas pelan. Ia tetap diam dan tidak berani bergerak, karena takut membangunkan Kinara.

Farhan membiarkan dirinya menikmati momen itu—momen yang terasa asing sekaligus menenangkannya. Kepalanya masih berada di pangkuan Kinara. Kehangatan yang tadi ia rasakan kini terasa semakin nyata. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia merasa seperti ini.

1
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Membina rumah tangga yang berselimut ketenangan dan keberkahan ialah dambaan setiap keluarga.
Untuk mencapainya, Allah subhanahu wata'ala telah memberi pedoman dalam Al-Qur'an, dan Rasulullah SAW telah menjadi tauladan untuk meraih keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bahwasannya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah berarti menciptakan rumah tangga yang tenang (sakinah), penuh cinta (mawaddah), dan kasih sayang (warahmah) dengan landasan kuat pada keimanan dan ketaqwaan,
dapat tercapai jika suami istri saling memenuhi peran dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya...😊
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Masyaallah Tabarakallah.
Aku ikut terharu membaca Bab22 ini, hati jadi ikut bergetar...👍/Whimper//Cry/
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️: pelan pelan berproses jadi lebih baik🤭
total 3 replies
Agunk Setyawan
kabunya calon istri Farhan alasanya apa ya thor
Agunk Setyawan: ow,, ok lanjutkan thor
total 3 replies
Putri_a_s
jangan dulu ya, karena suami kamu masih belum siap secara mental dan fisik.
Putri_a_s
gimana Farhan, istri kamu memang terbaik kan buat kamu?😄
Putri_a_s
nah gitu dong minta maaf🤭
Putri_a_s
apa yang kamu rasakan itu wajar Farhan, Pepet aja Kinara sampai hati kamu siap menerimanya.
Putri_a_s
tenang kok bang, Kinara nggak bakal kemana mana.
Putri_a_s
nggak usah takut ataupun menutup pintu hati kamu untuk menerima perasaan itu, Farhan.
Putri_a_s
buka telinga kamu baik baik Farhan, sekarang kamu bisa menilai sendiri, Kinara itu wanita yang seperti apa.
Putri_a_s
akhirnya kamu bisa merasakan hal itu Farhan, istri kamu memang baik banget dan nggak ada tandingannya di dunia ini.
Yuni Avita
mimpi buruk Farhan
Yuni Avita
dengerin tuh Farhan, Kinara aja doain kamu supaya bisa berubah. masa kamu nggak bisa jadi imam sholat buat dia?!
Yuni Avita
gemes banget lihat Farhan 😄
Yuni Avita
malah kesel sendiri kan lu Farhan 🤣
Yuni Avita
jangan ingkari ucapan kamu lho Farhan, kamu kan udah nolak buat sentuh Kinara malam ini🤣🤣🤣
Yuni Avita
suami dingin sedang terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri 🤣🤣🤣
Yuni Avita
seharusnya dengan cobaan itu, kamu bisa bangkit dan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, Farhan.
Yuni Avita
jangan salahkan tuhan kl hidup kamu berantakan. Farhan. mungkin kamu sudah terlalu jauh darinya sehingga tuhan pun mengujimu dengan cobaan seperti itu.
Yuni Avita
sama tuhan aja kamu nggak percaya, ya pantas aja kamu diuji dengan cobaan seperti itu Farhan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!