Niat awal Langit ingin membalas dendam pada Mentari karena telah membuat kekasihnya meninggal.Namun siapa sangka ia malah terjebak perasannya sendiri.
Seperti apa perjalanan kisah cinta Mentari dan Langit? Baca sampai tuntas ya.Jangan lupa follow akun IG @author_receh serta akun tiktok @shadirazahran23 untuk update info novel lainnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Langit Jakarta sore itu tampak keabu-abuan, pertanda hujan akan segera turun. Namun, ritme kota tak pernah benar-benar melambat. Semua orang tetap bergerak dengan kesibukannya masing-masing.
Di depan sebuah lembaga pemasyarakatan khusus wanita, sebuah mobil mewah terparkir rapi. Di balik kaca gelapnya, seorang pria tampan mengenakan kacamata hitam dan jas hitam duduk membeku. Sesekali ia menggigit ujung jarinya,kebiasaan lamanya ketika gelisah.
Ia menunggu seseorang. Seseorang yang selama lima tahun ini terus menghantui pikirannya.
Ketika pintu gerbang lembaga itu perlahan terbuka, matanya langsung menajam. Seorang wanita melangkah keluar dengan celana jeans dan kemeja kotak-kotak hitam. Ia mencondongkan tubuh, memastikan. Dan begitu ia yakin bahwa itu memang wanita yang selama ini ia tunggu, jemarinya mencengkram kuat gagang setir.
Ia hampir membuka pintu mobil, tetapi langkahnya terhenti.
Dari arah lain, sebuah mobil berhenti. Seorang pria turun terburu-buru, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya erat seolah dunia hanya milik mereka berdua. Tanpa banyak bicara, pria itu menggiringnya ke dalam mobil dan membawanya pergi.
Mobil itu melintas begitu saja di depan tatapannya.
Ia hanya bisa tertawa kering, pahit melekat di ujung bibir.
“Seorang pejabat negara dengan karir gemilang menjemput mantan narapidana kasus berat. Apa dia tidak takut masyarakat tahu dan mencemoohnya?” gumamnya, suaranya dingin namun penuh sinis.
Tiba-tiba nada dering ponsel memecah keheningan. Langit Gibran Pratama begitu nama pria itu menoleh cepat dan melihat layar ponsel di dasbor.
Nama “Princess” terpampang di sana.
Senyumnya langsung merekah. Tanpa ragu ia menggeser tombol hijau, menjawab panggilan dari seseorang yang telah menjadi satu-satunya penopang hidupnya selama lima tahun terakhir.
“Iya, sayang. Ada apa?” ucapnya lembut, suaranya berubah manis dalam sekejap.
Namun senyum itu langsung pudar. Ekspresinya menegang, matanya melebar panik ketika mendengar suara di seberang sana. Ada nada ketakutan. Ada sesuatu yang tidak beres.
Tanpa menunggu sedetik pun, Langit segera menyalakan mesin mobilnya.
Mobil mewah itu melaju kencang meninggalkan area lembaga pemasyarakatan.
Dan tidak menunggu lama
Langit berlari menyusuri koridor rumah sakit, napasnya memburu, langkahnya tak beraturan. Kepanikan memukul dadanya setiap kali ia melihat nomor pintu yang bukan tujuan. Hingga akhirnya ia menemukan ruang yang ia cari.
Tanpa mengetuk, ia langsung menerobos masuk.
Di dalam, seorang anak kecil terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tubuh mungil itu dipenuhi selang infus dan alat bantu pernapasan yang berbunyi pelan namun menusuk hati. Pipi Minara demikian nama gadis mungil itu yang biasanya merona kini pucat, bibirnya hampir tak berwarna.
“Tuan…” seorang perawat dewasa menyapanya dengan sopan.
Langit tak menjawab. Pandangannya hanya terpaku pada Minara sang putri, seolah seluruh dunia meredam suaranya kecuali dengusan napas lemah anak itu.
“Bagaimana keadaannya sekarang?” tanyanya dengan suara serak.
“Kondisinya sudah stabil, tapi dokter mengatakan…” Perawat itu terhenti. Tatapannya gugup melihat perubahan pada raut wajah Langit yang semakin gelap dan dingin.
“Apa yang dokter katakan?” desaknya.
“Dokter menyarankan untuk segera mencari pendonor sumsum. Nona kecil sangat membutuhkannya agar bisa sembuh,” ucapnya hati-hati.
Langit memejamkan mata erat. Dadanya terasa sesak. Bukannya ia tak berusaha,selama ini ia sudah mencari kesana-kemari. Tapi menemukan pendonor sumsum yang cocok untuk Minara, yang baru berusia lima tahun, bukanlah hal mudah.
“Aku akan bicara dengan dokter sekarang. Kau jaga Mina,” ucapnya tegas.
“Baik, Tuan.”
Langit menatap Minara sekali lagi, jemarinya mengepal.
Ia tidak akan membiarkan anak itu kehilangan harapan.bagaimanapun caranya.
Kini,Langit sudah duduk di dalam ruang praktik dr. Rey, dokter yang setahun terakhir menangani Minara. Ruangan itu terasa terlalu sunyi,hanya terdengar suara gelembung akuarium yang ada di sudut.
“Apa yang harus aku lakukan, Rey? Bagaimana caranya menyembuhkan Minara? Aku hanya ingin melihat dia tumbuh seperti anak lain pada umumnya…” ucap Langit dengan suara tenang, meski kegelisahan jelas terpancar di wajahnya.
Dr. Rey menatap sahabat lamanya itu dengan iba. “Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, Lang… Minara butuh donor sumsum secepatnya. Kami sedang berusaha mencari yang cocok, tapi sampai sekarang belum ada hasil.”
Langit menghembuskan napas panjang. Ia juga sudah berbulan-bulan mencari donor sumsum untuk putrinya, namun hasilnya selalu nihil.
“Kalau saja ibu kandung Minara masih ada,kalian bisa punya anak…” Dr. Rey berhenti sejenak, memilih kata. “Ada kemungkinan besar adiknya Minara bisa menjadi donor. Kesempatannya mencapai 90% jauh lebih tinggi dibanding donor dari pihak lain.”
Langit memandang Rey dengan wajah terkejut. “Bagaimana mungkin itu terjadi,Rey.Kau tahu sendiri kan alasanya."Ucapnya lagi
Dr. Rey mengangguk pelan. “Aku tahu ini rumit, tapi secara medis… itu pilihan terbaik.”
Langit memijit pelipisnya, seluruh pikirannya kacau. Namun di balik kebingungan itu, satu hal semakin jelas baginya: apa pun akan ia lakukan demi menyelamatkan putri kecilnya.
Setelah keluar dari ruangan dr. Rey, Langit memilih duduk di bangku taman rumah sakit. Angin sore berembus pelan, membawa aroma obat-obatan yang samar. Di kejauhan, beberapa pasien berjalan-jalan di jalur setapak, berusaha mengusir rasa bosan setelah terlalu lama terkurung di kamar.
Namun bagi Langit, dunia seakan menyempit hanya menjadi satu: Minara.
Ucapan Rey terus terngiang di kepalanya,punya anak dari ibu Minara. Jika itu memungkinkan, ia akan melakukannya tanpa ragu. Tapi jangankan untuk memintanya memiliki anak lagi… sosok perempuan itu saja sudah tidak ada dalam hidupnya.
Beberapa saat kemudian, langkah seorang pria mendekat dari belakang. Suaranya terdengar hormat namun hati-hati.
“Tuan.”
Langit tidak menoleh. “Ada kemajuan, Ko?”
Riko,asisten kepercayaannya menggeleng dengan wajah menyesal. “Maaf, Tuan. Sampai detik ini pencarian masih… abu-abu. Belum ada data yang benar-benar solid.”
Langit menghembuskan napas panjang dan kasar. Dadanya terasa penuh, sesak oleh tekanan yang menggunung.
Ada beberapa tujuan yang menghimpitnya saat ini:
mencari donor sumsum untuk Minara
dan satu lagi… menyelesaikan urusan lama dengan wanita bernama Mentari.
mentari menjadi tumbal kekasihnya
hampir runtuh,,,jadi Abi pura pura koma
kayanya pakai seragam polisi nya makanya di kira penjaganya dan pasti
pergi pelan pelan mungkin juga ada teman nya yang membantu nya,,,apa pakai ilmu
menghilang 😄 kocak si baru akan bahagia kupikir tidak selamat tapi biar selamat tetapi namanya tupai melompat
suatu hari akan terjatuh jadi biarlah
kena tuai dulu,,, jahat
sangka kan ternyata yang katanya orang
tua tidak menjerumuskan anak anak nya
nah sekarang entu malah benar benar di
dorong ke jurang kesakitan senang sesaat
kesakitan seumur hidup,,,, manusia emng
ga ada yang sempurna tetapi harus kita
ingat kepada sang pencipta karena beliau
yang punya segalanya,,,,nasib sudah di
tanggung badan mana ada kata ampun
sudah dah kehendak ilahi takdir,,🥺
orang baik cuma ambisi mama nya dan
Abi mencintai gadis miskin mentari bubedesss ga terima harus selevel
dan kini justru tidak dapat kan apapun
karir ancur hidupnya masih kembang kempis,,,,antara hidup dan mati hanya
keajaiban tetapi hidup nanti akan di
masukan ke hotel juga wahhh ngenes
lama menerima perasaan pait dan getir
jadi buat bubedesss dan Abi saja yang pait gantian Langit pun sudah berbesar hati merawat Mina yang lemah,
sudah menjadi pasangan suami istri jadi
mentari tidak harus takut atau was was
lagi karena sudah ada bodyguard sekali
Gus Suami Langi sang pangeran berkuda
telah menjemput mu di kala hati terluka
dan mulai saat ini jangan lagi resah di
kemudian hari akan selalu bersama hingga menua bersama menjadi pasangan
yang solid dan penuh kebahagiaan dan
kini sudah ada pendamping ada anak yang
harus di jaga,,, semoga benih nya langsung jadi tumbuh 🤣❤️lope lope sekebon bunga' 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
belum menemukan nya. ternyata sudah tau milina di besarkan Pangit,
dan mentari akan hidup bersama Anak dan ayahnya yang mengadopsi putrinya
semoga cepat ya Lang. ,,,mumpung
nenek lampir bubedesss belum menemukan. cucunya yang sudah di buang,,, ayo mentari sebentar lagi ada
yang akan selalu mendampingi mu
dan ada malaikat yang butuh kasih sayang
kalian berdua dan yang mau di laporkan
koma over dosis dan bubedesss juga
jadi penjaga bahaya,
hidup segan mati pun mau,,,dan bubedesss merasakan penyesalan
panjang jadi sama sama tersiksa dengan
masa lalunya,
kira mentarilah yang sudah membunuh sila ternya Abi ,,,dan mentari yang di jadi
kan kambing hitam oleh Abi demi jabatan
agar tidak gugur,,,,maka itu langit kerja
sama dengan makdes,,,, untuk mengambil
putrinya mentari tak lai tak bukan adalah
cucunya sendiri ,,,, sekarang langit yang
beruntung bisa dapat. mentari dan putrinya biarpun lain Ayah' ga masalah
to 👍👍 semangat