NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-4

Setelah Andreas memperkenalkan diri, akhirnya mereka tahu siapa Andreas. Andreas yang selalu berlari di malam hari di area taman itu tak sengaja melihat Jasmin yang berdiri sembari menunggu seseorang di sana, tak lama seorang wanita datang dan Jasmin yang sedari tadi menahan tangis akhirnya menangis juga di pelukan temannya, saat itulah Andreas pura pura ikut duduk di tempat yang tak jauh dari mereka duduk, setelah mendengar keluhan Jasmin akhirnya Andreas mengerti dan mulai menawarkan tawaran sang atasan.

"Tapi saya mau uang nya terlebih dahulu...." ujar Azizah menawar.

"Kalo saya kasih sekarang, bukankah tidak ada jaminan kamu menyembunyikan teman mu agar tidak jadi menikah dengan atasan saya?"

"Tadi pun kamu yang mengusulkan ide untuk kabur pada Jasmin...."

"Tengik sialan!!!!!!," geram Azizah kesal

"kalo gak sekarang juga Jasmin bayar utang, besok pagi pagi Bu Dewi pasti ke rumah Jasmin, loh gak tahu siapa bokapnya si autis? jendral kepolisian tengik...."

"Yaudah nikah sekarang ajah, apa susahnya....." dengan santainya kata kata yang mudah namun terasa sangat berat keluar dari mulut Andreas.

"Biar saya telpon bapak, kalo di percepat itu lebih baik bagi ibu, besok sore ibu pulang, bukankah ibu pasti bahagia saat mendapat kejutan kalian menikah?" lanjut Andreas lagi.

"Gila yah loh? Ini jam 8 malem, mau nikah jam berapa?" tanya Azizah lagi.

"Sekarang, saya akan panggilkan ustad sekarang, dan saya juga akan memesan hotel untuk tempat nikah kalian..."

"Kalo kamu gak percaya, saya TF 10 juta sekarang, agar kamu yakin kalo saya dan atasan saya tidak main main....." ujar Andreas lalu meminta nomer rekening Jasmin.

Azizah sangat antusias, sedangkan Jasmin hanya diam tanpa ingin menjawab, sebenarnya terlalu begini juga berat baginya, tapi melihat Andreas yang begitu meyakinkan setidaknya ia dan keluarganya jauh lebih baik ketimbang menikahi putra dari Bu Dewi yang berkebutuhan khusus.

Tak lama Andreas mengangkat teleponnya yang berdering, Bagas menelepon Andreas untuk memastikan ucapan Andreas, agar sang atasan percaya Andreas memberikan ponselnya pada Jasmin agar berbincang langsung dengan atasannya.

"Hallo! Jasmin?" suara Bagas diseberang sana

"Iyah pak ini saya...." jawab Jasmin

"Andreas akan mengurus segala keperluan untuk pernikahan kita, dan saya akan membayar langsung uang yang tadi kamu minta..."

"Tapi Jasmin satu hal yang saya ingin kamu lakukan, saya hanya ingin di hadiri oleh ayah kamu saja untuk menjadi wali pernikahan kita..."

"Jika kamu setuju, kita bisa melanjutkan pernikahan kita jika tidak, maaf saya tidak bisa melakukan pernikahan ini...."

"Maaf saya lancang bertanya apakah ada alasan nya?"

"Mungkin kamu tidak akan tahu bagaimana kehidupan dunia politik, lebih sedikit orang tahu lebih baik untuk saya dan semua orang...." tegas Bagas di seberang telpon.

Tanpa ingin berlama lama akhirnya Jasmin setuju. Ia segera pulang dan mengatakan pada bapak nya jika ia akan menikah detik ini juga, pak Kasdi dan Bu Ijah sebenarnya tidak mau jika putrinya menikah seperti ini, tapi mereka tidak punya pilihan selain setuju, karena mereka lebih memilih putrinya menjadi istri kedua seorang pengusaha ketimbang satu satunya istri orang berkebutuhan khusus.

Akan tetapi Jasmin tidak menceritakan siapa sebenarnya Bagas, karena itu semua permintaan darinya, setelah nya Jasmin dan pak Kasdi segera berangkat menuju sebuah hotel yang telah di pesan oleh Andreas.

Di sebuah kamar president suite room, Bagas telah menunggu kedatangan mereka, setelah Jasmin dan ayahnya masuk Bagas segera berdiri dan menyambut pak Kasdi dengan hangat, berbeda kepada Jasmin sikap Bagas terkesan cuek.

Sebelum di mulai, mereka sedikit berbincang dan berbasa basi, tak lama ustad yang akan menikahkan mereka pun datang, hanya di hadiri oleh Andreas ustad dan pak Kasdi, Bagas segera mengucapkan ijab qobul untuk menikahi Jasmin. Tanpa kendala apapun Bagas mengucapkan ijab qobulnya dengan fasih dalam satu ucapan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Alzena Jasmin Syakayla binti bapak Kasdi dengan mas kawin 20 gram seperangkat emas di bayar tuuuunnaiiiii....."

Sahhhh

Sahhhhhhh

Setelah mengucapkan ijab Qobul Bagas mencium tangan pak Kasdi yang kini menjabat sebagai mertuanya, ia pun segera menghampiri Jasmin mengulurkan tangannya untuk di kecup, tanpa menunggu lama Jasmin pun mencium tanganBagas yang telah sah menjadi suaminya.

Namun yang membuat Jasmin syok, Bagas melafalkan do'a pernikahan di pucuk kepalanya, lalu mengecup kening dan pucuk kepalanya.

Setelah selesai ijab Qobul, Bagas meminta Jasmin agar tidak pulang, ada beberapa hal yang ingin ia bicarakan, sedangkan pak Kasdi lebih dulu pulang ke rumah dengan sepeda motornya.

Hatinya terasa sakit, ia merasa seolah dirinya adalah kepala keluarga yang tidak becus menjaga anggota nya, kebahagiaan putrinya terenggut akibat perjodohan mereka di pernikahan pertama, lalu sekarang istrinya menikah hanya demi membayar hutang agar terhindar dari menikahi pria autis. Mengapa takdir putrinya sangat berat, padahal sang putri tak pernah bertingkah, tidak banyak gaya dan tidak sombong pula, tapi mengapa tuhan memberinya jalan yang begitu berat, putrinya yang ramah, penyayang, dan sangat menghormati semua orang, lagi lagi harus bernasib seperti ini, seolah dunia terlalu memainkan takdir putrinya. Sepanjang perjalanan ia menangis tersedu-sedu menangisi betapa malangnya sang putri.

Sedangkan Jasmin yang saat ini masih berada di dalam kamar hotel, hanya duduk berdiam diri di sofa yang ada di sana, menunggu Andreas yang masih di luar dan Bagas yang masih membersihkan diri di kamar mandi.

Setelah Andreas datang, Andreas pun segera memberikan uang 100 juta yang ia janjikan, tak lupa Andreas juga memberikan dua lembar kertas berisi kontrak pernikahan, yang isinya

Pihak 1 (Bagas fernando Alkatiri)

Pihak 2 ( Alzena Jasmin Syakayla)

-pihak kedua tidak boleh menuntut nafkah batin pada pihak ke satu

-Pihak kedua tidak boleh ikut campur dalam urusan rumah tangga, pekerjaan atau apapun itu tanpa persetujuan pihak pertama.

-Pihak kedua tidak boleh menceritakan tentang pernikahan ini ke orang selain Azizah dan keluarga nya yang sudah terlanjur tahu.

-Pihak kedua berhak mendapatkan nafkah sebesar 50 juta dalam sebulan.

-Pihak kedua tidak boleh menceritakan tentang keluarganya kepada siapapun, meski hanya kepada istri pertama pihak ke satu.

-Selama pernikahan tidak ada sentuhan apa pun.

-Jika ada yang melanggar, maka akan terkena denda sebesar 100 juta rupiah, dan uang nya diberikan kepada pihak yang tidak melanggar.

-Tidak boleh ada yang mengatur baik pihak ke satu maupun pihak ke dua, semuanya hanya di atur oleh surat kontrak ini.

"Saya setuju...." ujar Jasmin

"Tidak ada yang merugikan saya, lagipula untuk apa saya bercerita ke sana kemari menceritakan saya istri kedua dari bapak....iwhhhhh memalukan sekali menjadi gyuuunnndikkkk..." ujar Jasmin petantang petenteng nya kembali lagi setelah terhindar dari menikahi pria autis.

Bagas pun segera menghampiri mereka setelah mengganti baju nya, ia langsung menanda tangani surat perjanjian.

Setelah selesai Andreas menyimpan surat perjanjian sang atasan, dan selembar lagu di berikan pada Jasmin.

"Malam ini kamu tidur di sini saja, saya mau pulang ke rumah..." ujar Bagas

"Maaf pak, saya harus pulang... Soalnya anak saya pasti nunggu .." jawab Jasmin sembari tersenyum.

"Anak? Kamu punya anak?" tanya Bagas kerana ia tidak tahu atau entah lupa jika Jasmin memiliki seorang anak.

Jasmin hanya mengangguk, setelah nya ia segera pamitan pergi untuk pulang tanpa menunggu persetujuan Bagas yang masih mematung.

"Kenapa kamu gak bilang Jasmin punya anak?" tanya Bagas, dengan ekspresi yang sulit di tebak.

"Saya udah bilang sedari kemarin bapak suruh nyari informasi tentang Jasmin tapi mungkin bapak terlalu fokus ke ibu, sehingga suara saya tidak terdengar...." jawab Andreas sembari menghembuskan nafas beratnya.

"Lagi pula Jasmin punya anak gak masalah buat bapak, apalagi anak Jasmin seorang laki laki, bukankah bapak sangat menginginkan seorang putra? Di usia bapak yang sudah tua ini harusnya bapak senang saat mendapatkan wanita yang telah memiliki anak...." ujar Andreas panjang lebar.

"Sialannn!!! Kenapa loh gak bilang terus ajah sampe gue dengerin ucapan loh!!!" umpat Bagas.

Ia bukannya tak senang mendengar Jasmin memiliki seorang putra, ia sangat takut putra Jasmin akan menjadi target musuhnya untuk melimpahkan nya.

"Besok pagi kita ke rumah Jasmin...." ujar Bagas lalu merebahkan dirinya di ranjang.

"Bapak gak jadi pulang?" tanya Andreas karena seingatnya sang atasan tadi memintanya untuk mengantar kan pulang setelah selesai acara.

"Ngapain saya pulang, kalo harus berangkat dari rumah ke rumah Jasmin kejauhan, kalo dari sini lebih dekat..." jawabnya sembari menutup matanya menggunakan lengan tangannya.

Antara senang dan takut, Bagas gelisah semalaman hingga ia tak bisa menutup matanya.

Ia senang akhirnya ia menjadi seorang ayah, meskipun hanya sambung, karena sesungguhnya ia sangat menginginkan seorang anak akan tetapi wanita yang sangat ia cintai tak ingin memiliki anak, karena itulah hingga saat ini mereka belum di karuniai seorang anak pun.

Akan tetapi ia pun takut, jika nyawa putra Jasmin terancam karena saat ini ia sedang mengobrak Abrik para koruptor elit yang tentunya bisa membahayakan nyawa siapapun, karena saat ini adalah pertempuran antara hidup dan matinya seorang pelapor dan tersangka.

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!