Nadia harus mengalami cobaan begitu berat. Kehilangan anak dan pernikahannya kandas di hari yang sama saat bayinya menghilang. Ditengah keterpurukannya, ia bertemu dengan mantan tunangannya yang memiliki seorang bayi laki-laki. Tanpa sengaja ia akhirnya menjadi seorang ibu susu dari anak mantan tunangannya.
Apabila cerita tidak sesuai keinginan kalian, silahkan tinggalkan tanpa meninggalkan pesan yang kasar. Sekian dan terima kasih.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 - Kehilangan Segalanya
"Anakku!! Di mana anakku??" Nadia, 27 tahun, berteriak histeris kala terbangun tak melihat bayi yang ada disampingnya.
Suara teriakan Nadia membuat seluruh penghuni rumah berhamburan memasuki kamarnya dan menanyakan apa yang terjadi.
"Di mana Dion, Ma?" tanya Nadia dengan wajah ketakutan kepada ibu mertuanya yang kebetulan sedang menginap di rumahnya.
"Mama tidak tahu, dia 'kan semalaman bersamamu!" jawab Melly, 55 tahun.
"Aku bangun Dion sudah tidak ada di sini!" Nadia menepuk kasur yang ditempatinya.
"Kamu ini bagaimana, 'sih? Kenapa anakmu bisa hilang?" Melly meninggikan suaranya.
"Aku juga tidak tahu, Ma!" Nadia semakin mengencangkan tangisannya.
"Panggil Aryo!!" perintah Melly kepada salah ART putranya.
Seorang ART wanita paruh baya bergegas memanggil majikannya yang tidur di kamar tamu.
Tak lama kemudian, Aryo, suaminya Nadia muncul dengan wajah masih mengantuk. Karena dirinya memilih tidur dikamar tamu sebab tak tahan mendengar suara tangisan bayinya.
"Ada apa?" tanya Aryo dengan suara parau.
"Anakmu hilang!" jawab Melly.
"Hah!! Kok bisa?" Aryo begitu terkejut.
"Aku juga tidak tahu," kata Nadia menangis.
"Kamu ini bagaimana, 'sih? Menjaga anak saja tidak becus!!" maki Aryo marah.
Nadia tak menjawab ucapan suaminya, ia sudah kehilangan kata-kata. Hatinya benar-benar kalut.
"Coba periksa semua pintu, apa ada yang tidak terkunci!" perintah Aryo kepada pelayan rumahnya.
Tiga orang pelayan berpencar dan memeriksa setiap pintu rumah. Tak lama berselang, mereka kembali lalu memberikan laporan pintu belakang rumah dan pagar tak terkunci.
Aryo pun murka kepada para pelayannya yang teledor tak mengunci pintu. Tetapi, para pelayan sempat menyangkal tuduhan majikannya. Mereka yakin telah mengunci setiap pintu.
"Kalian aku pecat!" kata Aryo dengan nada tinggi menatap para pelayannya.
"Kenapa kamu menyalahkan mereka?" tanya Melly kepada putranya.
"Gara-gara mereka, anakku hilang!" jawab Aryo.
"Aryo, ayo kita ke kantor polisi!" ajak Nadia berusaha kuat agar tak terjatuh.
"Aku tidak mau!" Aryo menolak permintaan istrinya.
"Anak kita hilang, aku ingin dia kembali!!" Nadia meninggikan suaranya.
"Ini semua juga salah kamu!!" kata Aryo menuduh.
"Kenapa jadi salah aku?" tanya Nadia berderai air mata.
"Karena kamu tak bisa menjaga anak kita dengan baik!!" jawab Aryo.
"Aku sudah menjaganya dengan baik!" kata Nadia tegas.
"Lalu kenapa bisa hilang?" tanya Aryo lagi dengan nada tinggi.
"Semalam aku sangat mengantuk," jawab Nadia.
"Seharusnya kamu tahan rasa mengantukmu itu!!" kata Aryo.
Kemarin malam Nadia menikmati mie goreng seafood bersama 3 pelayan rumahnya. Setelah menikmati makanan itu, rasa kantuk yang begitu hebat menyerangnya. Namun, Nadia masih menyempatkan menyusui putranya sebelum memejamkan matanya.
Selepas itu Nadia tak tahu apapun, dirinya terbangun setelah tidur lebih kurang 7 jam dan melihat bayinya tak ada disampingnya. Rasa panik dan ketakutan menyeruak, ia pun mencoba mencari di bawa ranjang tetapi tak menemukannya. Ia lantas berteriak histeris karena tak menemukan putranya di kamarnya.
"Mulai hari ini, aku ceraikan kamu!" kata Aryo kepada istrinya.
Mendengar suaminya berkata begitu membuat Nadia terkejut dan syok. "Kamu, jangan bercanda!"
"Aku tidak bercanda, aku ingin kita berpisah. Kamu sudah lalai menjaga bayi kita!" kata Aryo lagi.
"Aku juga tidak mau kehilangan bayi kita. Kenapa kamu sampai tega menceraikan aku?" tanya Nadia.
"Aku sudah tidak tahan lagi hidup bersama denganmu!" jawab Aryo beralasan.
"Ma?" tatapan Nadia berpindah ke arah mertuanya berharap ia dibela.
"Mama tidak bisa bantu. Keputusan ada ditangan Aryo!" jawab Melly kemudian berlalu.
Nadia memegang tangan suaminya buat memastikan ucapan suaminya tidak serius hanya perkataan selagi emosi besar, "Ini pasti cuma bercanda 'kan?"
"Aku serius, cepat kemasin pakaianmu dan angkat kaki dari rumah ini!" Aryo menghempaskan tangan istrinya secara kasar.
"Aku mohon, jangan ceraikan aku!" pinta Nadia mengiba dengan berlinang air mata.
Aryo tak mempedulikan tangisan wanita yang dinikahinya satu tahun lalu, ia pun memilih berlalu.
Nadia terduduk di lantai dan menangis meraung-raung. Tiga pelayan yang dipecat mendekati Nadia memeluknya memberikan kekuatan. Mereka juga tak dapat berkata-kata karena hatinya terlalu sakit dipecat.
Dibantu para pelayan, Nadia mengemasi barang-barang miliknya.
Aryo masuk ke kamar lalu menyodorkan beberapa lembar uang setelah istrinya selesai berkemas, "Aku sudah memesan taksi, ini untuk membayar ongkosnya!"
Nadia menerimanya dengan terpaksa. Ia berusaha kuat dan tegar menghadapi 2 musibah sekaligus.
"Jangan coba melaporkan hal ini kepada polisi. Aku tidak mau saingan bisnisku tertawa mendengarnya. Biar aku saja yang mencari putraku!"
Nadia cuma diam.
"Jika kamu berani melapor, maka aku tidak akan segan membuat kakak dan adikmu kehilangan pekerjaannya!" ancam Aryo.
knp jg marcel pake bohong klo nadia tau itu ank x tak tau lah apa akan marah taau gmn