Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laura quinn
Laura quinn, gadis berparas cantik, polos, dan manis, berambut hitam panjang, mata coklat terang, kulit putih. Gadis yang memiliki kepribadian cerdas, baik, berani jika tak melakukan kesalahan.
Namun sayangnya laura sangat tak percaya diri dengan wajah dan juga mata coklatnya, sehingga memutuskan untuk memakai kacamata ia seringkali dijuluki dengan sebutan 'Si kutu buku'.
Laura memiliki tinggi sekitar 155 cm, ia berumur 16 tahun dan menduduki kelas 1 SMA.
Laura merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha yang bangkrut Charles amos dan juga audrey ginnifer, sebelum keluarga amos bangkrut mereka sangat hidup bahagia dan harmonis.
Namun kedua orang tuanya memilih cerai saat laura duduk dikelas 5 SD, dikarena sang ibu tak ingin hidup miskin dia memilih pergi bersama pria kaya.
Faktanya laura tak pernah mengeluh meski harus dihidup sederhana bersama ayah nya, charles merintis membuka usahanya kembali meski tak sebesar dulu.
*****
Kring kring kring
Suara alarm berdering dipagi yang cerah mata laura terbuka perlahan, menatap cahaya pagi yang masuk melalui celah jendela dan juga tak lupa laura mematikan alarm diponselnya.
Jam dinding menujukan pukul jam 06:00. Ia menggeliat, merenggangkan tubuhnya yang merasa lelah karena membantu ayahnya dikedai.
"Ugh, sekarang hari senin ya?" Gumamnya mengusap matanya yang masih mengantuk.
Laura melompat dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian, ia segera keluar kamarnya menuju meja makan untuk sarapan.
Ayah nya sudah pergi sangat pagi-pagi untuk membuka kedai milik keluarganya, tampak nya charles sudah menyiapkan sarapan dan juga bekal untuknya.
Laura tersenyum. "Padahal gue bisa buat sarapan dan bekal sendiri, dasar papa." Laura menyantap sarapan pagi dengan bahagia.
Setelah sarapan laura segera memasukan kotak bekal kedalam tas dan berangkat kesekolah dengan sepeda kesayangannya.
Laura mengayuh sepeda miliknya dengan santai dan menyapa beberapa tetangga yang dia kenali.
"Jalanannya becek banget, gara-gara semalam hujan." Ucap laura yang sedang mengayunkan sepedanya.
Jarak antara rumah laura dan juga menuju ke SMA Tunas Bangsa hanya memakan waktu 10 menit dengan sepeda.
Saat dibelokan mobil sport berwarna hitam melaju sangat cepat, mobil sport tersebut melewati genangan air hujan bekas semalam dan tak sengaja mengenai seragam laura.
"Ah gila ya lo!" Teriak laura dengan kesal.
Laura terus mengumpati pemilik mobil sport tersebut, namun pengemudi itu sama sekali tak perduli malah melajukan pergi.
"Awas aja kalau ketemu gue bikin ban mobil lo kempes" ucap laura dengan seragam yang terlanjur basah dan kotor.
Sesampainya disekolah laura segera menaruh sepeda nya diparkiran, dan berjalan menuju toilet untuk membersihkan noda diseragamnya.
Laura berusaha mencoba membersihkan noda diseragamnya dengan air meski tak bersih sempurna.
Ia segera pergi ke kelas menaruh tasnya dan lalu pergi kelapangan untuk mengikuti upacara dihari senin.
Upacara disenin pagi sudah selesai laura berjalan menuju kelasnya tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya, dan membuatnya sedikit terkejut.
"Astaga kaila.."
Kaila tersenyum manis pada laura dia teman semasa SD, kaila menjadi primadona di SMA Tunas Bangsa banyak murid-murid disana merasa aneh. Mengapa primadona berteman dengan si kutu buku.
Meski banyak orang-orang mengejeknya laura hanya diam terkadang merasa iri pada kaila. Saat ia berjalan disamping kaila kepercayaan dirinya langsung menghilang.
"Lo tadi kemana dulu? Kok gak langsung ke kelas si ra!" Tanya kaila dengan lembut.
Laura melihat disekeliling orang-orang terus menatap kearah mereka berdua, meski sudah terbiasa namun ada saatnya laura sangat tak nyaman.
"Gue ketoilet dulu tadi, lo lihat seragam gue kotor kena cipratan air." Jawab laura sambil menunjukan noda diseragamnya.
"Kok bisa sih?"
Laura menghela nafasnya. "Tadi ada mobil sport kenceng banget, dia gak liat didepan ada genangan air atau memang rabun. Dan seragam gue jadi gini."
Kaila menggandeng tangan laura dengan akrab. "Udah lo jangan cemberut, mending pinjam PR matematika ya.." ucap kaila dengan ekspresi memohon.
Laura enggan memberikan PR miliknya tapi hanya dia yang tulus berteman dengannya dari dulu.
"Oke, tapi besok-besok kerjain sendiri ya"
"Ayay capten.." seraya kaila dengan senang.
___________
Jam istirahat sudah berlangsung laura merapihkan bukunya dan mengeluarkan kotak bekal yang dibuatkan neneknya.
"Ra, lo gak ke kantin?" Tanya kaila yang berjalan menghampiri laura.
"Enggak, gue dibuati bekal sama nenek" laura menunjuk kotak bekal miliknya.
"Yah, padahal gue mau makan bareng lo dikantin. Kalau gitu gue kekantin dulu ya."
Laura menganggukan kepala dan kaila segera pergi kekantin, laura segera keluar dari kelas untuk memakan bekalnya ditaman belakang sekolah.
Disana spot yang paling nyaman dan tidak ada orang yang pergi kesana, laura selalu menghabiskan waktu istirahatnya disana duduk dibawah pohon jambu.
"Seperti biasa disini selalu sepi, memang gak salah gue jadikan basecamp." Gumamnya dengan sambil memakan bekal yang ia bawa.
Angin bertiup dengan pelan membuat suasananya semakin nyaman meski kehidupan disekolah tak begitu menyenangkan.
Namun laura bisa menikmati kesendirian nya ditempat yang sudah ia tandakan kepemilikannya.
"Coba kehidupan sekolah gue sesejuk angin sepoy ini, mungkin gue bakal semangat sekolah."
Laura begitu menghayati dan menikmati waktu sendiriannya tanpa tak sadar. jika disana ada seseorang dari tadi memperhatikannya.
Pria itu berjalan mendekati laura yang sedang bersandar dipohon dan memejamkan matanya.
"Laura.."
Laura membuka mata nya dengan perlahan dan menoleh kearah suara itu, ia sedikit terkejut melihat seseorang yang dia kagumi berdiri disampingnya.
"Ka-kak kevin." Ucap laura dengan gugup dia benar-benar terkejut melihat kevin si ketua osis memanggil namanya.
"Kak kevin kenapa disini?"
Kevin menaikan sebelah alisnya. "Bukannya terbalik ya ra?" Sahut kevin dengan tersenyum tipis.
Laura mendudukan kepalanya karena sangat malu dengan pertanyaan itu, kevin duduk disebelah laura yang membuat gadis itu semakin gugup.
"Kak.. kevin kenapa duduk disini?"
Kevin menepuk kepala laura dengan pelan. "Memang tempat ini gak boleh dikunjungi sama siapapun? Pertanyaan lo lucu banget ra."
Laura tersipu malu wajahnya memerah padam karena salah tingkah laura menaikan kacamatanya yang merosot.
"Justru gue yang harusnya bertanya, lo kenapa duduk sendirian disini? Bukannya selalu kemana-mana sama si primadona."
Laura sedikit merasa tak percaya diri ketika kevin menyebut nama kaila.
"Mmm, dia pergi kekantin kak dan gue lebih suka habiskan jam istirahat disini lebih nyaman aja." Ujar laura dengan jantung berdegup.
Kevin tersenyum manis pada laura yang membuat jantungnya berdegup sangat kencang. Dia sangat terpesona dengan ketampanan kevin dan juga sifatnya yang sangat lembut.
"Disini emang nyaman sih, terutama orang-orang gak ada yang datang kesini karena malas jalannya. Kayanya bisa buat jadi tempat istirahat gue juga."
"Jangan!!" Teriak laura dengan spontan.
Laura terdiam dia sudah melakukan kesalahan melarang ketua osis untuk tidak ketaman belakang. Laura menundukan kepalanya karena merasa malu dan bersalah.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️