“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 1.
Hujan turun sangat deras di malam hari yang gelap pekat, mengguyur wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebuah mobil taxi on line melaju dengan sangat kencang di jalan raya nasional. Jalan tampak licin karena basah oleh guyuran air hujan yang sangat deras.
CLAAAPPPP
DDDDDUUUUUEEERRRR
CLLAAAAPPP
CCLLLAAAPPP
DDDUUUUEEEERRRR
DDDUUEEERRRRRR
Kilat dan petir menyambar nyambar. Cahaya kilat sekejap tampak jelas di atas langit yang hitam kelam. Suara kerasnya guyuran air hujan terdengar di atas atap mobil taxi on line itu.
Mobil taxi on line itu membawa dua orang penumpang, dari bandara NYIA menuju ke dusun Argo Puro.
“Alamat sesuai di aplikasi ya?” tanya Pak Sopir taxi on line itu tanpa menoleh.
Dia terus fokus menatap ke arah depan. Wapper di kaca depan pun terus bergerak gerak untuk membersihkan kaca dari guyuran air hujan yang sangat deras.
“Iya.” Jawab singkat perempuan cantik berkerudung putih yang duduk di jok belakang kemudi.
“Mau ke tempat saudara ya?” tanya Pak Sopir lagi dan masih terus fokus pada laju kemudinya.
“Tidak Pak, istri saya mau bekerja di dusun itu.” Jawab seorang laki laki ganteng kira kira berusia empat puluh tahun, yang duduk di samping perempuan cantik berkerudung putih itu.
“Kerja apa Pak?” tanya Pak Sopir
“Di sana tidak apa pabrik atau perusahaan Pak. Rumah saya tetangga dusun itu. Masih dalam satu desa.” Ucap Pak Sopir selanjutnya.
“Kerja Proyek Pak.” Jawab perempuan berkerudung putih itu, yang bernama Rahayu Tejo dan biasa dipanggil Yayuk.
Rahayu Tejo, berusia kira kira tiga puluh enam tahun. Dia merupakan mandor perempuan yang sudah berpengalaman. Suaminya bernama Respati Rachmat Putro, yang sekarang duduk di sampingnya. Namun Respati adalah suami keduanya.
“Proyek apa Bu, sepertinya proyek jalan dan proyek perumahan di dusun itu sudah selesai. Tinggal satu proyek besar tapi mangkrak Bu..”
“Ya di proyek mangkrak itu Pak . Istri saya akan melanjutkan proyek itu Pak.” Saut Respati penuh semangat. Dia sangat bangga pada istri ke tiganya itu.
“Hah.” Pak Sopir tampak kaget, mendengar seorang perempuan cantik akan melanjutkan proyek yang mangkrak selama bertahun tahun.
Satu tangan kiri Pak Sopir mengatur kaca spion depan untuk melihat penumpangnya dan memastikan penumpangnya itu benar benar berbicara serius..
“Yang benar saja Pak, Bu. Proyek itu tidak dilanjutkan karena sudah memakan banyak korban. Terutama pekerja pekerjanya dan juga keluarga pekerja.” Ucap Pak Sopir dengan nada serius.
Sekarang bergantian Pak Respati yang tampak kaget, kedua mata nya sampai melotot.
“Yang benar saja Pak?” tanya Respati yang sangat khawatir akan keselamatan istri tercintanya dan keluarganya.
“Benar Pak. Orang orang sudah tidak mau lagi kerja di situ maka mangkrak sampai sekarang ini dan banyak hantunya.. hiii..” ucap Pak Sopir, sambil mengangkat kedua bahunya.
Pak Sopir bergidik ngeri, karena dia sudah banyak mendengar cerita proyek mangkrak yang sudah menyebabkan pekerja pekerja sakit parah bahkan ada yang meninggal dunia. Dan lokasi di proyek itu kabar beritanya kini banyak dihuni hantu.
“Sudah Pak Bu, batalkan saja.. dari pada sampeyan dan keluarga jadi korban.” Ucap Pak Sopir lagi sambil sekilas menoleh ke arah samping kiri.
“Bu, piye ki (Bagaimana ini)?” tanya Respati sambil menatap wajah cantik istrinya di dalam keremangan.
“Lha piye Pak, aku sudah tanda tangan kontrak. Sudah menyanggupi je. Bisa kena pinalti kalau membatalkan. Kata Pak Duta penyebab mangkrak masalah perencana yang kurang baik, pengawasan kurang dan sumber daya manusia.” Ucap Bu Yayuk dengan serius.
“Sudah terlanjur Pak. Bismillah saja semoga semua berjalan lancar dan selamat..” ucap Bu Yayuk selanjutnya, di sebersit hatinya juga muncul rasa takut dan khawatir. Apalagi jika menyangkut keselamatan anak anaknya.
Mobil pun terus melaju dan tidak lama kemudian mobil belok ke arah kanan. Meninggalkan jalur jalan nasional memasuki jalan desa.
Kini mobil melaju di atas jalan aspal yang lebih sempit. Jalan berkelok kelok, naik dan turun..
Di kanan kiri jalan, rumah rumah berjarak berjauhan. Di antara rumah rumah itu adalah kebun kebun yang ditanami pohon pohonan.
Hujan masih terus mengguyur dengan deras. Jalan yang dilalui mobil itu pun terus menanjak. Mobil masuk di wilayah yang bertopografi perbukitan.
Sesaat di di depan mobil dengan jarak dua puluh meter tampak sebuah jembatan. Dalam keremangan malam di kanan kiri jalan tampak pohon pohon besar dan rumpun rumpun bambu yang sangat rimbun.
DIN
DIN
DIN
Pak Sopir membunyikan klakson berkali kali. Meskipun tidak ada satu orang atau satu kendaraan pun yang lewat di depannya.
“Kok membunyikan klakson Pak, jalan sepi begini tidak ada apa apa di depan mobil..” gumam Respati sambil menatap luar mobil yang tampak gelap remang remang karena lampu jalan jaraknya jauh jauh.
“Jembatan gawat itu Pak.” Jawab Pak Sopir sambil terus melajukan mobilnya.
“Gawat bagaimana Pak?” tanya Respati penasaran.
“Banyak makluk tak tampak ya Pak.” Saut Bu Yayuk.
“Iya Bu, Ibu paham masalah itu ya. Katanya sih ada penunggunya Bu. Ada yang bilang kadang pocong duduk di jembatan itu, ada yang bilang ada kunti di situ.. hiiii.. amit amit dech Bu, saya tidak ingin melihat itu.” Ucap Pak Sopir sambil menambah laju kecepatan mobilnya.
“Kunti itu ada kata orang orang setelah ada kejadian itu.. ahh sudahlah, besok sampeyan pasti akan mendengar ceritanya ..” ucap Pak Sopir lagi..
Respati yang agak penakut segera menggeser tubuhnya lebih menempel ke istrinya. Bu Yayuk termasuk orang yang lebih pemberani dari pada Pak Respati.
“Kadang meskipun tidak melihat itu, tapi digoda Bu. Mobil atau motor tiba tiba macet di dekat jembatan itu. Dan sering juga terjadi kecelakaan tunggal di jembatan itu.” Ucap Pak Sopir sambil terus melajukan mobilnya lebih kencang lagi.
Hati Pak Sopir lega saat mobil sudah semakin jauh dari lokasi jembatan angker itu.
“Jangan kaget Pak, Bu di sekitar desa ini masih wingit, angker. Apalagi ada proyek mangkrak itu. Makluk halus berkembang biak beranak pinak di sana.” Ucap Pak sopir sambil terus melajukan mobilnya.
Bulu kuduk Respati meremang mendengar ucapan Pak Sopir. Dia semakin merapatkan tubuhnya pada Bu Yayuk.
“Pak jangan menakut nakuti ya..” gumam Respati sambil mengusap tengkuknya.
“Tidak Pak, saya bicara apa adanya dari cerita orang orang desa ini dan desa sekitarnya.” Ucap Pak Sopir dan terus melajukan mobilnya.
Tidak lama kemudian mobil pun sudah sampai di lokasi tujuan.
“Benar di sini Bu?” tanya Pak Sopir saat mobil sampai di depan warung mie ayam yang sudah mau tutup.
“Pak kami sebenarnya mau ke rumah Pak Kadus Warman. Kata Pak Duta pemilik proyek, rumah Pak Kadus Warman di samping warung mie ayam. Bisa antar sampai ke rumah Pak Kadus , Pak.” Ucap Bu Yayuk dengan santun.
“Iya Pak tolong, hujan masih deras begini.” Tambah Pak Respati.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦