Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 01
"Kenapa sih,harus begini!"
Di sebuah ruang kosong yang berukuran 3x3 ada seorang wanita yang terduduk di pojok ruangan tersebut .
Tangisan pilu itu memecah keheningan di ruangan itu.
"Aku capek!.Aku bosan terus menerus seperti ini bang!"ujarnya sembari menangis.
Ia meluapkan semua keluh kesah yang tak dapat di utarakan kepada suaminya.
tangisan, jeritan,semua terdengar di ruangan kosong ini,tak selang lama pintu kamar itu terbuka,dan muncul seorang gadis melangkah masuk dan belari ke arahnya, tiba-tiba memeluk erat tubuh wanita itu.
"mamih,mamih nanis?"Boca kecil itu bertanya kepada sang ibu yang masih berlinang air mata.
"Jangan nanis mamih,adek tehedih kayook liat mamih nanis"ujar Boca lima tahun.
sang ibu hanya bisa terdiam menahan tangisannya.
dengan cepat telapak tangan kecil itu menyentuh pipi sang ibu,dan menghapus air mata ibunya yang masih menetes di pipinya.
"iya sayang,mami tak menangis kok.ini tadi mami ke lilipan matanya"jawabnya berbohong.dan tangan nya sembari menyingkirkan anak rambut yang hampir nutupin mata si gadis kecil itu.
"mamih,tenapa ya papih kok jaat cama kita?.apa papih sudah gak tayang tita agi?"Boca kecil itu bertanya,sambil memandang wajah ibunya dengan wajah polosnya.
"Sayang,kok dek.."ujar sang ibu
"Talau tayang mamih kok di bentak?.Tapi kata mamih gak boyeh bicala kasal-kasal,apa Agi bentak Owang,itu gak copan, tapi papih beditu cama mamih?"ucap putrinya panjang lebar
"Sini sayang mami(ia menarik lembut lengan anaknya)Vania anak mami yang paling baik, paling cantik,kalau papi begitu mungkin papi kita lagi capek,banya kerjaan nya sayang.Besok-besok kalau papi marah Vania jangan mendekat ya sayang,takutnya terkena pukul"ujarnya getir.
"Oteh,mamih.maaf"ucap Vania lembut,lalu mengecup pipi sang ibu.
Sang ibu tersenyum sambil membelai lembut rambut anaknya.
Setelah kejadian beberapa jam itu,Ia lebih sedikit berbicara dengan sang suami.
***
hari terus berganti,begitu juga bulan yang terus berganti bulan,dan begitu juga prilaku suaminya yang semangkin buruk terhadap Ia dan anaknya.
"Dasar pemalas,taunya hanya ngabisin uang aja kalian"ucapnya dengan nada tinggi dan sambil melepas benda yang di gegamannya.
"..." perempuan itu hanya terdiam, dan memeluk erat anaknya.
begitu lah prilaku suaminya yang tak tau mengapa.
Siang itu,tak ada angin tak ada mendung,ada seseorang yang memintaku pertemanan di sosmed nya.
Karena sejak menikah Ia menutup diri dari dunia luar, termaksud sosmed.karena Ia ingin berbakti kepada suaminya.
Sebelum Ia konfirmasi akun tersebut,Ia mencoba melihat profil akun tersebut.
"Macam pernalihat ya,dimana ya?"gumamnya
tak lama Ia mekomfirmasi akun tersebut.
Oh..iya kita belum kenalan,Nama ku Tami amala, panggil saja aku Tami.
aku seorang ibu rumah tangga yang tak berkerja,dan aku seorang istri dari bang Rizal Ahmad.
Aku juga mempunyai seorang putri bernama Vania Ziea Ahmad,putri kecil yang selama ini menguatkan ku agar tetap bertahan menghadapi dunia ini.
Kami juga sudah mengarungi bahtera rumah tangga sekitar enam tahun,suami ku yang sangat baik dan menyayangi kami berubah di saat dia mengetahui bahwa aku mempunyai penyakit kista ovarium,dan membuat aku mengangkat salah satu rahim ku.
Dari situ dia mengacuhkan ku dan putrinya,dia lebih memilih menghabiskan waktu di luar dengan dunianya sendiri.
udah muncul bibit² pembinor😆