Perlahan dia menyibak kelambu yang sudah lusuh itu dan mengarahkan netranya keluar ingin melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu.
Bagaikan disambar petir apa yang barusan ia lihat adalah tergeletak tubuh seorang laki – laki yang sepertinya sedang pingsan, entahlah mungkin hanya pingsan atau mungkin sudah mati ia benar – benar tak yakin akan pilihan keduanya.
Sebenarnya aku publis karyaku yang ini di platform resmi Fizzo hanya saja peminatnya sedikit mungkin karyaku kurang menarik
tetapi ku coba perbaiki dan publis karyaku yang berjudul Secret Love disini
semoga kalian suka
oh iya nama penaku di Fizzo adalah Imajinas
jadi sukapena dan Imajinas adalah satu orang yang sama ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Terdengar suara pintu diketuk dari luar rumah membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur lelap di sebuah kamar yang hanya berukuran 2x3 itu, perlahan matanya mulai mengerjab berusaha membuka kedua manik cantik hijau zamrud yang ia miliki.
Perlahan dilangkahkan kedua kakinya menuju pintu depan rumahnya sambil memperbaiki ikatan rambut yang ia gerai sewaktu tidur, “siapa malam – malam begini bertamu ya” ucapnya pelan dan mungkin bisa dibilang hanya dia saja yang dapat mendengarnya.
Dilihatnya jam dinding yang berada di tembok sebelah kiri ruang tamunya yang hanya berukuran 4x3 meter itu “Astaga ini masih jm 2 pagi siapa yang bertamu dini hari seperti ini” ucapnya lagi sambil bertanya – tanya.
Ya bagaimana tidak heran bahwa rumahnya berada jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, perjalanan menuju kota bisa ditempuh kurang lebih 2 jam dengan menaiki kereta dan bisa memakan waktu 4 jam jika menaiki sepeda motor.
Perlahan dia menyibak kelambu yang sudah lusuh itu dan mengarahkan netranya keluar ingin melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu.
Bagaikan disambar petir apa yang barusan ia lihat adalah tergeletak tubuh seorang laki – laki yang sepertinya sedang pingsan, entahlah mungkin hanya pingsan atau mungkin sudah mati ia benar – benar tak yakin akan pilihan keduanya.
Dibukalah pintu tersebut dan mulai melangkahkan kaki mendekati tubuh yang terkulai tak berdaya di depannya itu, Perlahan tangannya mulai terulur di bagian leher dan hidung seseorang tersebut hanya ingin memastikan orang itu masih hidup atau sudah mati.
Terdengar suara helaan nafas yang keluar dari mulut sang gadis dikarenakan tubuh yang tergeletak di teras depan rumahnya dalam keadaan masih bernafas dan tandanya masih hidup.
“Siapa orang ini? Dan mengapa dia terkapar disini sendirian” ucapnya kembali dengan kening berkerut seraya berfikir “apa sebaiknya ku bawa masuk saja ya , tapi apa dia orang baik? Bagaimna jika dia perampok?” ucapnya kembali dalam hati.
“ku bawa masuk saja lah kasihan dia sepertinya habis dikeroyok orang sekampung” gumamnya sambil berusaha menyeret tubuh laki – laki itu dengan susah payah, sampailah ia di dalam ruang tamu yang sederhana itu.
Di angkatnya perlahan tubuh laki – laki itu ke atas sofa yang sudah tidak layak pakai bagaimana tidak karena disepanjang sofa banyak sekali lobang – lobang dan mungkin sudah tidak enak saat di gunakan.
"Sebaiknya ku bersihkan wajahnya dari sisa – sisa darah kering ini” ucapnya sambil berkacak pinggang seraya berjalan ke arah dapur untuk mengambil baskom air serta sapu tangan.
Setelah kegiatan membersihkan darah kering di tubuh laki – laki itu barulah dia menyadari bahwa wajah laki – laki itu tampan ah tidak – tidak mungkin bisa dikatakan sangat tampan dan tidak mungkin seorang yang berparas tampan sepertinya seorang berandalan atau perampok.
Terbitlah senyum kecil pada bibir sang gadis tanpa ia sadari karena melihat cetakan wajah yang sempurna bak dewa yunani atau mungkin seperti Leonardo Decaprio itu.
“Astaga apa yang terjadi padaku kenapa aku tersenyum sendiri melihat wajah orang ini, sepertinya aku memang sudah lelah dan mengantuk” ucapnya heran sambil menggelengkan kepala seraya bangkit dari duduknya menuju sofa singgle yang tak kalah jeleknya seperti sofa panjang tempat laki – laki itu dibaringkan.
“Aaaaah sssttttt” terdengar suara ringisan dari mulut laki – laki itu sehingga membuat gadis yang sedang tertidur di sampingnya terbangun dan tanpa sengaja manik mata mereka berdua saling bertemu, tanpa gadis itu sadari tangan laki – laki itu sudah mendarat pada lehernya dan berusaha mencekiknya sehingga yang dia rsakan saat ini adalah kerongkongan yang terasa sakit kepala yang terasa pening serta sulit untuk bernafas.
“Siapa kamu ? dan aku ada dimana? Apa tim jaguar menyuruhmu untuk menyekapku disini?” terdengar suara dari laki – laki itu bertanya pada sang gadis.
“leppaaskan.....dduulllu....tanggganmu..darri..kuuh” ucap gadis tersebut sambil terbata – bata “tidak akan ku lepaskan, atau lebih baik kau mati saja jika kau memang salah satu dari kecoa itu” jawab laki – laki tersebut sambil menyeringai “akkuuu..Nalla..pemmilik..rrrummah.iinni”.
Setelah mendengar penuturan dari mulut gadis tersebut barulah laki – laki itu mualai membuka tangannya yang tadi mencekik leher gadis itu “uhuk..uhuuk...uhuk hee kau gila ya? Aku bisa mati tau, sudah bagus aku menolongmu lebih baik ku biarkan saja tubuhmu tergeletak di depan teras rumahku agar besok pagi menjadi es batu karena cuaca yang sangat dingin ini” ucap gadis itu sambil berapi – api dan memegang lehernya.
“Siapa kau?” hanya dua kalimat yang terdengar dari mulut laki – laki itu sehingga membuat gadis itu semakin dibuat jengkel “sudah ku bilang aku pemilik rumah ini namaku nala, lalu siapa kau kenapa kau datang kesini dengan tubuh yang banyak sekali luka apa jangan – jangan kau adalah perampok ya” tuduhnya sambil memincingkan kedua matanya curiga.
Diambilnya sapu yang berada dibelakang sofa dekat dia tertidur tadi “apa kau sekutu dari jaguar?” bukanya menjawab pertanyaan gadis tersebut laki – laki itu kembali melemparkan pertanyaan yang membuat gadis tersebut jengah oleh ucapanya.
"Dari tadi kau bilang jaguar jaguar jaguar terus memangnya aku ini seperti macan sampai kau menuduhku sekutu dengan jaguar, sudah katakan kau itu siapa?” ucapnya sekali kali dengan panjang lebar, Memang nala ini typikel wanita yang sedikit cerewet oleh karena itu dia bicara panjang pada orang yang baru dia kenal.
“Maaf tadi aku tidak sengaja mencekikmu, itu benar – benar reflek” jawab laki – laki itu sambil kembali duduk di sofa dan meringis karena tangan sebelah kirinya ternyata juga terluka seperti luka tembakan.
“okee tidak papa, tidak heran juga kau seperti itu karena tadi kau terluka banyak sekali sampai tidak sadarkan diri, Mungkin kau trauma dan mengira bahwa aku orang jahat yang besekutu dengan tim jaguar yang kau maksud itu” ucap gadis itu jengah sambil memutarkan bola matanya.
“Apa kau punya alkohol dan pinset?” tanya laki – laki itu seraya melepas bajunya tanpa dia sadari terdapat dua bola mata hijau zamrud yang sedang memperhatikan aksinya.
"Ya tuhan tubuhnya bagus sekali” batin gadis tersebut yang kemudian tersadar bahwa itu sangat memalukan “heeee apa yang kau lakukan” ucapnya sambil menutup kedua matanya dengan telapak tanganya.
“ingin memperkosamu hahaha” terdengar suara dari laki – laki itu dan kekehan kecil “kau fikir kau tipeku hingga aku akan memperkosamu? Pede sekali, lebih baik aku bercinta dengan macan di hutan belakang daripada denganmu” sambungnya sambil membersihkan bekas darah yang menempel dekatt lengan perut hingga dadanya.
"Memangnya aku juga mau kau perkosa, badan jelek begitu saja sombong” jawab gadis itu sambil berlalu pergi mengambil alkohol yang laki – laki itu minta.
“Ini alkoholnya dan ini jarum serta benangnya ko bisa menjahit lukamu sendiri kan ?” tanpa gadis itu sadari mata laki – laki melihatnya dengan memincingkan mata curiga karena heran dengan apa yang diberikan oleh gadis itu tidak hanya alkohol.
Melainkan seperangkat alat untuk menyembuhkan luka sayatan didekat perut serta lengannya, “kenapa kau memiliki semua ini?” tanya laki – laki itu dengan suara dingin dan ekpresi wajah yang sangat dingin sampai – sampai mungkin orang di tatapnya dapat membeku oleh tatapan matanya dan nada bicaranya.
“Memang kau menginginkan apa padaku? Tentu saja aku memiliki semua ini, mendiang kakaku sangat suka berburu dihutan belakang kususnya memburu babi hutan untuk dia jual dan uangnya untuk menghidupiku dan menyekolahkan aku jadi wajar saja jika aku punya semua ini” jawabnya sambil menundukkan kepala ke arah bawah karena air matanya sudah mengumpul dipelupuk mata hijau zambrud nya itu.
“maafkan aku telah menuduhmu dan terima kasih atas bantuanmu” Suasana menjadi hening untuk beberapa saat setelah percakapan mereka yang sedikit menyinggung perasaan gadis itu dan bagi laki – laki dia tidak peduli yang harus dia lakukan sekarang hanya membersihkan lukanya sambil menjahit perlahan.
Tentu saja tidak ada yang namanya obat bius sembari menjahit lukanya sendiri dia juga menahan rasa perih yang mungkin orang lain tidak dapat mendeskripsikan bagaimana rasa perih bercampur sakit akibat sayatan dan sekarang jahitan.
Hanya jam dinding yang terdengar berdetak di sekitar mereka berdua tak terasa gadis itu mulai mengantuk dan tertidur kembali, setelah laki – laki itu selesai menyelesaikan jahit menjahit lukanya dia bersiap akan pergi namun sebelum dia pergi dari rumah gadis itu ia sempat melihat foto gadis kecil dan seorang laki – laki remaja sedang bergandengan tangan.
“Mungkin ini kakaknya yang sudah meninggal” ucapnya dalam hati seraya melihat kembali wajah gadis itu, Ditatapnya dengan perlahan dan sedikit didekatkan bibir merah sedikit tebal itu ke telinga gadis yang sedang tertidur itu.
“ terima kasih telah menolongku” ucapnya dan berangsur pergi meninggalkan tempat sederhana yang dimiliki gadis tersebut, tanpa berpamitan tanpa menuliskan surat dan tanpa meninggalkan nama.