Cinta Aufa dan sahabat Kecilnya, Mentari

4 bulan di rantau orang membuat hari-hari Aufa begitu berwarna.

Pasalnya, ia telah menemukan seseorang yang begitu mencintai Aufa apa adanya.

Sebelumnya Aufa pernah mengenal beberapa laki-laki hanya saja mereka semua hanya main-main, tidak begitu mencintainya.

Hanya mengandalkan nafsu dan pelarian ketika pacar mereka yang tidak memberi perhatian penuh kepada mereka, hanya Aufa yang mereka anggap pas untuk dijadikan pelampiasan.

Aufa belajar berpacaran sewaktu SMA kelas dua, berhubung cowok yang dia sukai selama SD hingga tamat SMA tidak lagi mempedulikan perasaannya.

Sebenarnya sewaktu kelas 1 SMP cowok yang ia sukai pernah menyatakan cintanya kepada Aufa, hanya ia belum mau menerimanya karena Aufa merasa itu masih belum saatnya berpacaran.

Aufa telah berjanji kepada diri sendiri bahwa ia akan berpacaran kalau sudah SMA. Meskipun demikian Aufa sangat bahagia telah mengetahui bahwa seseorang yang ia sukai ternyata memiliki perasaan yang sama terhadap Aufa.

Tetapi selama Aufa tamat SMP dan masuk SMA, cowok yang Aufa nantikan untuk menyatakan perasaannya sama seperti di SMP dulu dan berharap kembali menyatakan cintanya.

Namun sampai Aufa naik ke kelas dua tidak ada balasan sama sekali. Bahkan Aufa mendapati cowok yang ia sukai dekat sama salah satu perempuan sekelasnya.

Meski dengan wajah sedih, Aufa harus menerima kenyataan bahwa cinta pertamanya tidak lagi menyukainya. Begitulah hidup, hanya Allah yang bisa membolak-balikkan hati manusia.

Aufa merasakan indahnya menjalin hubungan dengan seseorang ketika ia pergi berlibur di kampung salah satu bibinya, adik bungsu dari Mamanya.

Seminggu di sana ada sosok pria yang mendekatinya, mereka seangkatan namun si laki-laki lebih tua 2 tahun darinya.

Selama di kampung sang bibi, Aufa merasakan bahwa hari-hari yang ia jalani begitu indah, sangat berwarna.

Pasalnya, Aufa baru merasakan hidupnya begitu berarti, ia baru merasakan kasih sayang dan perhatian dari lawan jenisnya.

Namun satu bulan ia di Batauga lelaki yang menyukai Aufa tidak langsung menyatakan cintanya, hanya menganggap sebatas adik dan teman biasa. Tapi perhatiannya melebihi sepasang kekasih.

Suatu hari Aufa menelpon sahabat kecilnya di kampung halamannya dan didengar oleh Radit, cowok playboy yang awalnya tidak ditahu oleh Aufa.

"Siapa itu? Bagusnya suaranya eeee, minta nomornya dong?"

Aufa yang saat itu belum sah dijadikan pacar mengiyakan saja permintaan Radit. Namun ada rasa cemburu di dalam hatinya.

Selama Aufa tinggal di rumah bibi Lisna, ia selalu diberi perhatian oleh Radit. Perhatian seperti kekasih selingkuhannya, tapi memang ia adalah selingkuhan bodohnya Aufa sama sekali tidak sadar itu.

Setelah satu bulan lamanya Aufa liburan semester 1 kelas dua SMA, ia pun pulang ke kampung halamannya di Kelurahan Kombeli. Namun ia tidak pulang sendiri, ia diantar oleh bibi Lisna dan anaknya.

Tanpa sepengetahuannya, ternyata diam-diam Radit dan temannya mengikutinya dari belakang menggunakan motor, itu dilakukan oleh Radit demi untuk bertemu dengan Mentari, sahabat kecil Aufa.

Radit dan Mentari telah resmi menjadi sepasang kekasih, mereka berpacaran tanpa sepengatahuan Aufa. Itu memang bagian dari rencana busuk Radit yang hanya mempermainkan dua sahabat ini.

Tetapi itu tidak mempan bagi Aufa dan Mentari, karena bagi mereka persahabatan lebih penting dari seorang laki-laki.

Dari dulu sampai sekarang, belum ada laki-laki yang membuat mereka bertengkar hebat karena kepercayaanlah yang membuat Aufa dan Mentari bertahan hingga kini, alhamdulillah.

Setelah dua jam menempuh jarak antara Batauga, Buton selatan dan Kelurahan Kombeli Kecamatan Pasarwajo Mobil yang Aufa dan bibi Lisna tumpangi tiba di depan rumah orang tua Aufa.

"Alhamdulilah sampai juga di rumah, capek banget rasanya." Bisik Aufa dalam hati.

"Di mana ini mereka Radit, kok belum muncul? Apa mereka ke sasar?" Tanya bibi Lisna kepada Aufa.

"Mana kutahu lah, kan mereka nggak bilang-bilang dulu mau ke sini." Jawab Aufa dengan nada kesal.

"Loh kok kamu marah sih? Kan mereka hanya datang jalan-jalan saja di sini. Siapa tahu kan mereka dapat pengalaman. Hehehhe" canda bibi Lisna.

"Bodoh amat."

Aufa pun berlalu meninggalkan bibi dan sepupunya sambil ngomel-ngomel nggak jelas.

30 menit kemudian belum ada kabar sama sekali mengenai Radit dan temannya, bibi semakin khawatir dengan keduanya.

Apalagi ini pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di Pasarwajo.

"Aufaaaaa... oooo Aufaaaa..." teriak bibi begitu kerasnya sampai Mama pun yang jawab dari dapur.

"Hadim, nomoapam wa Aufa?(Bagaimana, dia kenapa lagi Aufa)" tanya Mama dengan wajah penasaran.

"Ungkuepo Wa Aufa notelfoniaso hamuia La Radit mai sabangkano. Aipo nokesasar bhara (panggilkan dulu Aufa supaya dia telfon Radit dan temannya. Jangan sampai mereka kesasar)." Imbuh bibi Lisna.

10 menit kemudian Radit pun memanggil di hp Bibi.

"Kamu di mana? Kenapa tidak sama-sama dengan kami?" Tanya bibi Lisna dengn panik.

"Kami sudah di depan pintu gerbang ini tapi karena lorong hampir sama semua jadi saya nggak tahu di bagian mananya rumah Aufa" Jawab Radit dengan santai.

"Itu loh kalau kalian lihat ada rumah catnya putih dari kiri sudah itulah rumahnya." Jelas bibi dengan nada lega karena ada juga kabar dari dua orang pemuda dari kampungnya.

"Oh, ombe. Saya tahu mi. Hehehe" jawab Radit dengan girang.

Sesampainya di rumah Aufa, Radit dan Adin duduk di halaman rumah sambil melihat sekeliling.

Kebetulan malam harinya ada acara halal bihalal di masjid kampung Aufa, di situlah Radit dan Adin bertemu Mentari.

Radit memang sudah menantikan momen ini sejak lama, ia sudah ingin bertatap muka dengan Mentari secara langsung berhubung sudah hampir sebulan mereka hanya berkomunikasi lewat telefon saja.

"Dit, itu Mentari pakai baju hijau."kata Aufa.

"Hai, Mentari ini Radit" sambut Aufa dengan riang.

Mentari hanya diam saja melihat Radit yang selama ini dia terima sebagai kekasih hanya lewat telefon.

"Mungkin ada penyesalan dalam dirinya ternyata Radit nggak begitu gagah seperti yang dibayangkannya." Bisik Aufa dalam hati.

Selama acara berlangsung, Mentari tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Radit, karena laki-laki berkulit hitam manis ini ingin berbicara empat mata kepada perempuan yang baru sebulan dijadikannya kekasih.

"Ri, boleh nggak kita bicara berdua saja tanpa temanmu?" Kata Radit penuh harap.

Teman yang dimaksud Radit bukanlah Aufa, tapi teman dekat Mentari, Madin namanya. Laki-laki yang selalu Mentari bawa ke manapun ia pergi.

Melihat kedekatan keduanya, Radit begitu cemburu ingin rasanya memegang tangan Mentari dan membawa pergi dari sisi Madin.

"Maaf, saya nggak bisa. Madin sudah menemani saya sampai selarut ini, saya nggak bisa begitu saja menyuruhnya untuk pergi meninggalkan kita berdua. Itu akan membuat Madin menjauh dariku."

Jawab perempuan berjilbab ini.

"Kamu tidak menghargaiku berarti? Saya bela-bela datang jauh dari Batauga ke Pasarwajo untuk bertemu kamu. Tapi apa yang kamu buat sama saya? Saya kecewa sama kamu" Jawab Radit dengan nada kesal.

"Pelan saja heee, kita baru pertama kali bertemu. Tapi kamu sudah membatasi saya seperti ini. Saya nggak suka ditekan, maaf saya harus pergi." Kesal Mentari dan pergi begitu saja.

Keesokan harinya, Mentari menelfon sahabat kecilnya

"Aufa, maaf saya mengecewakanmu. Saya nggak suka sama sikap cemburunya. Dia terlalu menekan saya, seakan-akan dia adalah kekasihku untuk selamanya. Dia belum tentu berjodoh denganku, namun caranya sudah seperti saya mengenal dia sejak lama. Saya nggak suka, maaf." 

Sesal Mentari kepada perempuan berambut panjang, sahabatnya.

"Baiklah, Ri. Saya nggak bisa paksa kamu untuk mencintainya, dan saya nggak berhak untuk membuatmu terima dia sepenuhnya. Dia memang seperti itu, saya juga tidak menyangka bahwa dia sampai cemburu secara berlebihan sama kamu." Jelas Aufa dengan nada sedih.

Terpopuler

Comments

halimu Din13

halimu Din13

waoo bagus saya mau beli satu atau dua tapi belum gajian

2025-08-04

1

halimu Din13

halimu Din13

berarti perjodohan Aufa dgn dianya belum pasti

2025-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!