"Saatnya menemani putrimu di sungai kuning," Fairy Bing mencibir, suaranya sedingin es.
Raja Abadi Yao Hu mengeram, tangan kirinya mencengkeram dada. Sesak, seperti saat ia mengenang putrinya disergap dan dibunuh oleh Fairy Bing di tahun perang 1.520. Sebuah penyergapan yang dikenal sebagai Aib Abadi Bangsa Yao, sesuatu yang cukup memalukan hingga reinkarnasi ketujuh.
Tangan Raja Abadi Yao Hu mulai membara, asap mengepul dari kulitnya. Akal sehatnya mulai kalah dengan naluri. Matanya yang merah menatap Fairy Bing, seolah ingin meremukkannya menjadi bubur.
Melihat aura kemarahan itu, empat bayangan muncul dari belakangnya, raja-raja abadi Bangsa Yao yang tersisa, semuanya berjubah hitam.
"Cih," Fairy Bing mendengus. Ia menyarungkan pedangnya dan melesat mendarat di sisi Sang Jenderal.
"Siap mati?" tanya Fairy Bing, tatapannya dingin.
"Dasar wanita, selalu datang membawa masalah," gumam Sang Jenderal.
"Sampai jumpa di sungai kuning. He he..." Yu Qing, si jubah hijau, mundur dengan cepat, terbang seperti kilat ke barisan belakang. Ia tahu, pertempuran para raja abadi bukan lagi urusannya.
Suara gemuruh memekakkan telinga. Raja Abadi Yao Hu berlari ke arah Fairy Bing dengan kecepatan luar biasa, diliputi kemarahan yang meluap-luap. Ia melangkahi rawa beracun Yu Qing begitu saja. Suara desis di kulitnya membuktikan betapa kuatnya racun itu, namun hanya mampu memperlambat dan menekan sebagian kekuatannya.
"Yang Mulia!" Keempat Raja Abadi lainnya berteriak, panik.
"Jaga Gerbang, jangan lintasi rawa beracun!" teriak Raja Abadi Yao Hu.
Dengan kekuatan yang tersisa, ia menghentakkan kaki ke tanah dan melompat dengan kecepatan kilat, tiba di depan Fairy Bing dalam sekejap mata.
"Temui ajalmu!" serunya, kepalan tangannya berapi-api.
Bangg!
Sebuah palu besar menghantam sisi kanan tubuh Raja Abadi Yao Hu. Ia terdorong, namun dengan tangan kanan, ia mencengkeram palu itu kuat-kuat.
Sebuah tendangan nyaris tak terlihat hampir mendarat di dagunya, tapi tangan kirinya berhasil menahannya.
"Mengajak kakek ini bermain, huh?" gumam Sang Jenderal, suaranya serak.
Hymne pedang menyala terang saat Fairy Bing mencabut pedangnya. "Frost Counter!"
Aura dingin dilepaskan, menyelimuti mata Raja Abadi Yao Hu. Seluruh Dataran Akhir seketika membeku.
Meskipun Raja Abadi Yao Hu punya fisik yang mustahil terluka oleh senjata biasa, serangan ini memiliki efek yang mematikan.
Dengan raungan keras, ia melempar Sang Jenderal sekuat tenaga. Gunung-gunung di kejauhan meledak saat Sang Jenderal terguling-guling, menciptakan lubang besar di tanah.
"Gila..." gumam Sang Jenderal, mencoba bangkit. "Padahal aku belum bayar utang roti..."
Bammm... Bammm... Bammm...
Laskar Gagak menembakkan lima Bijih Es Abadi, semuanya mengenai kepala Raja Iblis Yao Hu. Kekuatan dingin Fairy Bing ditambah serangan ini berhasil melambatkan geraknya.
Fairy Bing mengangkat pedangnya lagi. Hymne pedang vertikal dengan sinar biru menembus langit. Dari barisan belakang, seorang pria jangkung di atas meriam mencabut pedangnya.
"One slash to the death," gumamnya, lalu menebas.
Tebasan api dengan derak petir melaju horizontal, membakar udara di belakangnya.
"One slash for immortality," teriak Fairy Bing, menebas dengan kekuatan dingin yang luar biasa.
Dua tebasan itu menyatu, mengarah ke leher Raja Abadi Yao Hu. Ia hanya sempat memiringkan kepala, membiarkan tanduknya menerima serangan.
Crrkkkk... Ssshtt.... Bamm....
Saat tebasan itu melukai tanduknya, sebuah anak panah melesat, menancap di dada kirinya. Dan di saat yang sama, palu besar Sang Jenderal menghantam kepalanya.
Raja Abadi Yao Hu terlempar ratusan meter.
"Fairy Bing, ambil langkah mundur!" isyarat Sang Jenderal.
"Bagaimana denganmu?"
"Seorang banteng akan selalu berada di barisan depan," jawabnya, tanpa ekspresi.
"Bertahanlah," pinta Fairy Bing, melesat ke belakang, disambut seorang pria tambun berjubah simbol kura-kura.
"Cepat minum pil ini. Pulihkan tenagamu untuk babak akhir," katanya sambil menyerahkan beberapa pil.
Fairy Bing menelannya, lalu duduk bersila untuk mengedarkan sirkulasi obat.
Pria tambun itu menuangkan teh, lalu menyeruputnya sambil menatap Raja Abadi Yao Hu yang kembali berdiri. "Hmmm... Akhirnya," gumamnya.
Raja Abadi Yao Hu bergetar. Dia memegang anak panah di dada kirinya, anak panah yang nyaris menembus jantungnya. Tiga tanduknya patah, dan darah ungu gelap mengalir dari lukanya.
Ini akan tercatat dalam sejarah perang: Tahun 1.921, Raja Abadi Yao Hu, sang pemimpin besar Bangsa Yao, dilukai oleh empat raja abadi umat manusia.
"Yang Mulia!" teriak Raja Abadi Bangsa Yao dari gerbang.
"Tetap di sana! Jangan tinggalkan gerbang!" perintah Raja Abadi Yao Hu, berbicara dengan telepati. "Aku benar-benar terperangkap. Manusia memang tidak bisa dianggap remeh."
Seketika, kabut pekat turun, menyelimuti seluruh dataran. Indra semua orang menjadi tumpul, arah tak lagi berguna.
"Iblis Rubah ini, dan dia pasti di belakangnya..."
Raja Abadi Yao Hu membuka matanya. Di depannya, lelaki tua berpakaian putih berdiri. Yao Hu menggigit lidahnya, muntah darah ungu pekat. Lelaki tua itu telah menyerang jiwanya, menyeretnya ke dalam labirin mental.
Dalam labirin itu, Yao Hu disiksa selama 1.000 tahun. Di dunia nyata, hanya beberapa detik berlalu.
Lelaki tua itu, yang berdarah dari sudut bibir dan telinganya, hendak jatuh. Namun, kecantikan di belakangnya mendukungnya.
"Anda baik-baik saja, Leluhur?"
"Hanya tulang yang rapuh karena umur," jawabnya sambil tersenyum.
Raja Abadi Yao Hu bangkit, kekuatannya menurun drastis. Ia hanya bisa berdiri, menatap lelaki tua itu dengan tatapan membunuh. Ia tak berani bergerak di dalam kabut ilusi ini.
"Raja Iblis Yao Hu, kau tahu benda apa ini?" Lelaki tua itu bertanya, memainkan bola hitam di jari-jarinya.
Yao Hu terbelalak. "World Seed," gumamnya, seluruh tubuhnya menegang.
"Apakah bisa diakhiri?" Lelaki tua itu tersenyum.
"Sesuai kehendakmu, pemenang berhak mengambil segalanya."
"Maka terjadilah."
Bola hitam itu melesat, bergerak dengan kecepatan tak terlihat, menuju Raja Abadi Yao Hu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Frost Counter
2022-08-30
1
Bebas merdeka
siipp
2022-05-22
0