Part 5 Fase Pencarian Jiwa

Part 5

Fase Pencarian Jiwa

Akibat dari kegaduhan yang terjadi antara Organisasi Pemburu Iblis di Indonesia dengan Pemburu Iblis di China cukup membuat Nona Mina sempat kelimpungan. Dia harus menjelaskan banyak hal kepada para petinggi Organisasi Pemburu Iblis di seluruh dunia mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Namun berkat pertolongan dari Mikaela Anthony dengan bukti flashdisk yang diberikannya membuat Nona Mina membongkar kebusukan yang terjadi di Organisasi Pemburu Iblis China. Mulai dari penculikan Ancchi, perbudakan dan juga perdagangan senjata pusaka membuat hal ini mencuat ke permukaan. Mikaela Anthony sendiri segera melakukan regenerasi dengan menahan beberapa petinggi dari Organisasi Pemburu Iblis yang tersisa seperti Yui Rong, Yui Jing dan juga Liu Feng. Mereka kini tengah diinterogasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan tujuan Guru Bai Jing Xia yang telah menculik Ancchi.

“Aku benar-benar lelah.” Ujar Nona Mina sembari mendudukkan pantatnya di atas sofa di ruangan kerjanya.

“Kamu sudah berjuang semampunya, Nona Mina. Aku terkesan dengan semua yang telah kamu lakukan.” Balas Grissham sembari membersihkan pedang besarnya dengan sebuah kain lap berwarna putih.

“Aku sudah bilang untuk jangan sampai bertindak terlalu jauh. Namun ... rasanya memang susah mengingatkan anak-anak itu. Hanes sudah terlalu jauh melampaui kewenangannya.” Ungkap Nona Mina sembari meminum segelas air yang ada di hadapannya.

“Haha ... lalu apa yang akan kamu lakukan terhadap, Hanes? Apa kamu menghukumnya, Nona Mina?” tanya Grissham penasaran.

“Dia harus mendinginkan kepalanya di ruang khusus. Dia harus berpikir lebih jernih lagi ke depannya dan tidak mengabaikan perintah.” Balas Nona Mina ketus.

Hanes sendiri kini sedang berada di sebuah fasilitas khusus yang layaknya rumah tahanan. Dia cukup kesal, karena harus berakhir di sini. Ia kini tengah ditemani oleh Raka yang terlihat bersiap untuk berlatih tanding dengan Hanes.

“Arghhh!! Aku hampir gila rasanya.” Ucap Hanes sembari melayangkan tinjunya ke arah Raka.

“Haha ... kau juga terlalu bersemangat! Harusnya kau patuhi saja perintah dari Nona Mina.” Ledek Raka.

“Orang itu meledakkan dirinya sendiri. Aku tidak bersalah dalam hal ini.” Ujar Hanes mencoba untuk membela diri.

“Aku paham. Tapi, ya semuanya sudah terjadi. Kau harus menikmati hukuman ini. Lagipula semuanya sudah dihandle oleh Nona Mina. Kita hanya bisa menunggu saja.” Ungkap Raka sembari melayangkan tendangan kaki kanannya ke arah Hanes.

“Kau masih saja lincah, Rak. Tapi ... aku cukup bosan di sini. Apa kabar adikku ya.”

“Nanti aku menghubungi mereka. Kau di sini saja menikmati hukuman.” Ledek Raka dan kemudian mereka pun menyudahi latih tanding tersebut dengan tubuh penuh keringat.

“Aku tidak melihat Riko akhir-akhir ini? Kemana dia?” selidik Hanes penasaran.

“Hmm ... aku juga kurang tahu detail pastinya. Tapi seingatku dia sedang mendapatkan misi khusus dari Tuan Mikaela Anthony. Namun mengenai apa yang dikerjakan aku tidak tahu pastinya.” Balas Raka.

“Seharusnya itu misi yang cukup hebat apabila Tuan Mikaela Anthony sendiri yang memerintahkannya.”

“Bisa jadi. Aku tidak terlalu memperhatikannya. Biarkan saja dia dan semua urusannya, kalau ada kesusahan juga baru dia akan memberikan kabar.” Jawab Raka yang kemudian mengambil handuk dan berlalu pergi meninggalkan Hanes.

“Kau sudah mau pergi, Rak?” tanya Hanes penasaran.

“Iya ... aku masih ada janji mau ketemu orang. Besok aku ke sini lagi. Nikmati waktu liburmu ya.” Jawab Raka sembari melambaikan tangannya disusul dengan Naga Sri Gundini yang melayang rendah mengikuti pria muda itu pergi.

“Kini kau sendirian di tempat ini. Sungguh menyedihkan.” Ledek Lysa sembari membaca sebuah buku.

“Hmm ... aku bosan. Apa tidak ada yang bisa dilakukan saat ini?” tanya Hanes sembari kemudian melakukan push up.

“Lebih baik seperti itu. Aku rasa lebih enak kau melakukan latihan yang cukup. Kau cukup kesusahan menghadapi pria tua waktu itu.” Jawab Lysa yang kemudian menghilang.

“Aku akan berusaha sekuat mungkin.” Dan kemudian Hanes kembali melanjutkan olahraganya di dalam ruangan fasilitas khusus tersebut.

***

Riko terlihat tengah berada di sebuah perumahan elit yang berada di bilangan Jakarta. Dia tengah memperhatikan beberapa orang yang terlihat lalu lalang di depan sebuah rumah mewah dengan pagar berwarna hitam.

“Kita sudah hampir 1 (satu) jam berada di tempat ini, partner? Apa aku perlu menyelinap ke dalam?” tanya Macan Kumbang Si Ulung yang terlihat sangat tidak sabaran.

“Sabar ... aku belum melihat orang itu masuk. Dia akan segera mengabari apabila sudah ada di dalam.” Cegah Riko sembari turun dari motornya.

“Hmm ... menunggu itu sangat membosankan.” Ucap Macan Kumbang Si Ulung sembari terlihat waspada dengan sekitar.

Riko dan Macan Kumbang Si Ulung kini tengah dalam sebuah misi yang diberikan oleh Mikaela Anthony. Mereka diperbantukan untuk mencari tahu mengenai keberadaan sebuah Sekte sesat yang berkembang pesat dengan berdalihkan Agama. Mikaela Anthony curiga kalau Sekte sesat ini menyembah hal-hal yang berkebalikan dengan Agama dan kemudian Riko ditugaskan untuk menyelidiki hal ini.

Riko akhirnya melihat seorang pemuda berumur sekitar 23 (dua puluh tiga) tahun yang turun dari sebuah mobil berwarna biru. Pria ini bernama Daniel Ramona. Dia adalah salah satu pengikut dari Sekte ini yang merupakan orang yang ditargetkan oleh Riko. Menurut info dari mata-mata yang dimiliki oleh Organisasi Pemburu Iblis Daniel Ramona merupakan salah satu petinggi yang membawahi sekitar 100 (seratus) orang pengikut Sekte tersebut.

***

Semuanya berawal dari 3 (tiga) hari yang lalu. Riko terlihat tengah duduk di sebuah tempat makan yang terbiasa menjual ayam cepat saji. Dia tengah lahap makan, hingga kemudian seorang pemuda berumur sekitar 18 (delapan) belas tahun datang mendekati Riko.

“Aku dari Organisasi.” Ucap pria itu sembari memperlihatkan sebuah lencana berbentuk segitiga yang dimiliki oleh pria ini. Riko segera menyadarinya dan kemudian menghentikan acara makan siangnya.

“Kau cepat juga. Aku pikir kau akan datang beberapa menit lagi.” Ungkap Riko sembari mengelap bibirnya dengan tissue.

“Aku tidak bisa lama atau mereka akan mencurigai aku. Aku hanya bisa memberikan ini.” Ucap pria yang bernama David ini sembari memberikan sebuah surat.

“Baiklah.” Jawab Riko sembari membuka amplop surat tersebut.

David kemudian pergi meninggalkan Riko.

“Hmm ... bikin repot saja.” Ucap Riko sembari melakukan scanning terhadap barcode yang ada di dalam surat tersebut.

Riko kemudian benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“Mustahil! Jadi mereka benar-benar nyata.” Ucap Riko sembari mendelik heran.

“Haha ... mereka telah menjual jiwanya ternyata.” Ledek Macan Kumbang Si Ulung yang tiba-tiba muncul.

“Kita harus mengatur strategi kalau seperti itu.” Jawab Riko sembari membaca beberapa file yang ditayangkan di dalam situs Web tersebut.

***

Kembali ke waktu sekarang.

Riko terlihat memperhatikan sekitar dan kemudian meminta kepada Macan Kumbang Si Ulung untuk melakukan sesuatu, “Bisakah kau melacak apakah ada penghalang magis atau penjaga gaib di tempat ini? Aku merasakan ada aura pekat di sekitar tempat ini.” Terang Riko.

“Baiklah. Tunggu sebentar.” Ucap Macan Kumbang Si Ulung yang kemudian berlari dengan cepat mengitari tempat itu.

Sekitar 5 (lima) menit berlalu, Macan Kumbang Si Ulung segera kembali dan melaporkan sesuatu kepada Riko.

“Ada sekitar 15 (lima belas) Burung Hantu dan juga Kelelawar penjaga di tempat ini. Mereka semua bawahan dari para Iblis.

“Hmm ... isu itu ternyata benar. Mereka memang terkait dengan Sekte sesat itu.”

“Lalu apa yang akan kita lakukan? Apa kita harus menerobos ke dalam?” tanya Macan Kumbang Si Ulung yang sudah memasuki mode bertarung.

“Tahan dulu. Misi kita di sini hanya untuk memata-matai tempat ini. Ayo pergi. Kita sudah dapat beberapa hal yang harus dipastikan.” Ungkap Riko.

Riko dan Macan Kumbang Si Ulung kemudian meninggalkan tempat tersebut.

***

Beberapa hari berlalu setelah misi pengintaian tersebut. Riko sudah melaporkan hal tersebut kepada Mikaela Anthony dan diharapkan Riko masih terus memantau mengenai semua kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dari Sekte sesat tersebut.

Riko tengah menunggu kedatangan dari David yang berjanji akan menemuinya hari ini. Riko ingin memastikan beberapa kepada David.

“Sudah lama menunggunya?” tanya David yang duduk sembari membawa beberapa pesanan makanannya.

“Lumayan. Kau bisa lihat makananku hampir habis. Tampaknya susah sekali untuk keluar dari kegiatan Sekte itu.” Ledek Riko sembari meminum soda yang ada di tangan kanannya.

“Ya ... seperti yang kau lihat. Mereka cukup ketat dengan para anggotanya. Aku ingin memberikan beberapa informasi terkait seorang petinggi.” Terang David.

“Daniel Ramona maksudnya?” balas Riko yang terlihat mulai antusias.

“Jangan terlalu keras. Kita tidak pernah tahu di sini ada mata-mata atau tidak.” Cegah David sembari berbisik.

“Lalu apa informasi yang kau punya?” tanya Riko penasaran.

“Orang itu tampaknya berniat keluar dari Sekte. Kita bisa mendekatinya untuk mencari tahu kelemahan di dalam Sekte.” Terang David singkat.

“Hmm ... apa alasannya dia ingin keluar?” tanya Riko sekali lagi.

“Tampaknya ada masalah pribadi antara orang itu dengan para petinggi yang lain. Dia berselisih dengan 3 (tiga) Pemimpin di kota ini.” Jawab David.

“Informasi yang berguna. Lalu kapan kita akan menemui orang itu?”

“Kita akan menyamar dan masuk ke dalam kegiatan mereka. Apa kau bersedia? Namun ada beberapa keadaan yang harus dipenuhi sebelum pergi menyusup.” Ungkap David.

“Baiklah ... aku akan mendengarkan.” Jawab Riko.

David kemudian mulai menjelaskan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi, “Kau harus menyiapkan jasad bayi hasil aborsi, darah kambing lelaki berwarna hitam, beberapa esensi dari bunga dan yang terakhir adalah sumpah setia. Kita harus memenuhi itu untuk menyelinap sebagai anggota, sekaligus bisa mendekati orang itu dari dalam.” Terang David panjang lebar.

“Hmm ... jasad bayi yang diaborsi, darah kambing hitam, esensi bunga dan sumpah setia. Aku bisa memenuhi semuanya kecuali sumpah setia. Apakah hal itu memang perlu?” tanya Riko penasaran.

Macan Kumbang Si Ulung kemudian muncul dan berkata, “Sumpah setia itu rasanya begitu sakral. Apa mungkin akan ada kontrak darah? Aku takut kau mengalami hal buruk setelah melakukan itu.” Ucap Macan Kumbang Si Ulung.

“Aku akan menanyakan hal ini terlebih dahulu kepada Pimpinan. Aku akan segera mengabarimu, jika hal ini memang perlu.” Balas Riko.

“Baiklah. Aku izin pergi.” Ucap David sembari menyelesaikan makannya dan berlalu pergi.

Bersambung

 

 

Terpopuler

Comments

Zhu Ronk

Zhu Ronk

3... Like

2021-09-21

0

Zhu Ronk

Zhu Ronk

tetap semangat ya... 💪💪💪💪💪

2021-09-21

0

Zhu Ronk

Zhu Ronk

lanjuut thor..

2021-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!