▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
"... kamu menerima perjodohan ini? Kamu yakin?" sudah kuduga dia akan berkata seperti ini.
"Ya." balasku mantap.
Dia masih menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Alex, Elish!"
Mendengar ada yang memanggil, aku pun menolehkan kepalaku kekiri. Dan tenyata 'ibu' berjalan mendekat dengan senyuman hangat miliknya.
"Elish sayang, kamu sudah bangun?" tanya wanita itu sambil mengelus pipiku pelan. Benar-benar sosok ibu yang penyayang.
"Aku sudah merasa lebih baik ibu". Ucapku dengan senyuman manis.
Ia membalas senyuman ku, dengan tangan yang tidak berhenti mengelus pipi gembulku.
"Alex, kamu masih belum belajar? Kamu sudah libur beberapa hari."
Kulihat ekspresi kesal pada wajah bocah bernama alex itu. Dia menghembuskan napas nya kasar. Wajar saja anak kecil seumuran dia malas belajar. Ya, tapi bukankah sebaiknya kita rajin belajar? Agar menjadi orang lebih berguna tentunya.
Aku saja sudah 17 belas tahun masih tidak ada minat untuk belajar.
Bagiku, membaca saja aku malas, apalagi belajar yang berhubungan dengan matematika.
Entah kenapa aku yang sangat tidak suka membaca tertarik untuk membaca buku novel ini. Aneh bukan?.
"Aku sudah belajar ibu... Aku sudah membaca 4 buku hari ini."
Wow! 4 buku? 1 buku saja aku menghabiskan waktu 1 minggu.
Ibu tersenyum mendengar pernyataan kakakku. Ia pun menggenggam tangan kami berdua. Tangan kanannya menggenggam tangan kiriku. Dan tangan kirinya menggenggam tangan kanan Alex.
"Waktunya makan siang..."
"Ibu, apa ayah akan makan siang bersama kita hari ini?" tanya Alex kepada ibu.
"Ya, tentu saja."
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Semua orang sudah berkumpul di meja makan sekarang, ada ayah, ibu, kakak dan aku tentunya.
Makanan mewah terhidang di meja makan yang luas ini. Dengan berapa makanan pencuci mulut juga ada di sini.
"Elish, apa kamu sudah merasa baikan?".
"Sudah ayah". Balas ku kepada ayah. Kulihat masih ada guratan kekhawatiran di wajah nya.
"Ayah benar-benar khawatir, tapi syukurlah jika kamu sudah merasa baikan." Ucap ayah dengan senyuman hangat di bibirnya.
"Mengenai perjodohan itu-"
Klak.
Aku terkejut karena tiba-tiba pisau dan garpu di tanganku, jatuh bersamaan. Tidak hanya aku. Ayah, ibu dan kakak juga terkejut karena ini.
Tanganku bergetar dan jantungku berdetak dengan kencang. Kenapa seperti ini? Apakah ini memang firasat dari tubuh ini?.
Tubuh ini seolah-olah merasa sangat ketakutan. Apa yang terjadi?.
"Elisha, kamu kenapa?" tanya ibu dengan wajah yang terlihat benar-benar khawatir.
Semua orang langsung berjalan mendekatiku. Ayah langsung mengusap-usap kepalaku lembut. Kenapa tanganku masih bergetar dan jantungku juga masih berdegup kencang?.
"sepertinya kita memang harus menghentikan perjodohan ini! Elish sayang, sudah, tidak apa-apa. Ibu dan ayah akan berusaha menghentikan perjodohan antara kamu dengan pangeran Joseph."
Tunggu! Apa? Menghentikan? Lalu bagaimana dengan rencana ku? Lalu apa aku dan keluarga ini akan di bunuh?.
"Benar, kamu tidak perlu khawatir, Elish. Kamu terlihat sangat membenci perjodohan ini. Ayah akan mengatur semuanya".
Kenapa bisa jadi seperti ini? Perjodohan ini harus tetap terjadi. Aku melakukan ini demi kalian! Aku ingin merubah novel ini agar kalian tidak terbunuh.
Lagipula akan sulit bagi kalian untuk menolak permintaan kerajaan. Keluarga Mqimee juga bukan bangsawan kelas atas yang memiliki kedudukan tinggi.
Aku menatap mata mereka satu persatu. Walaupun kalian bukan keluargaku yang sesungguhnya, tapi kalianlah orang pertama yang memberikanku kasih sayang yang tulus.
Kalian harus tetap hidup. Aku tidak akan membiarkan kalian terbunuh.
"Ayah, ibu, kakak. Aku tidak apa-apa. Aku akan menerima perjodohan ini".
Ayah dan ibu terlihat benar-benar terkejut dengan ucapanku. Ya, bagaimana mana lagi. Aku memang harus mengubah alur cerita novel ini.
"E-elish, tidak perlu dipaksakan. Jika kamu memang tidak mau, ayah akan mengurus semuanya." Ibu terlihat mengangguk setuju dengan ucapan ayah. Aku tersenyum tipis melihat wajah penuh keraguan dan kekhawatiran mereka. Ya, mereka tidak akan bisa menghentikan perjodohan karena keluarga ini tidak berdaya.
Alex, kakakku. Masih saja diam. Dia tidak tahu apa yang harus ia katakan sekarang.
"Ayah, ibu. Percayalah. Aku baik-baik saja. Aku akan tetap menerima perjodohan ini."
Mereka masih saja tidak percaya kepadaku. Memang, aneh aku yang awalnya sangat menolak, sekarang sangat menginginkan perjodohan ini.
"Pernikahannya akan dilaksanakan 2 minggu lagi. Apa kamu yakin Elish?". Tanya ibu memastikan. Masih terlihat kekhawatiran di wajah nya.
"ibu, aku benar-benar yakin. Aku pastikan semua akan berjalan baik-baik saja". Ucap ku dengan senyuman manis terbit dari bibir ku.
Setelah mendengar ucapanku, ayah dan ibu langsung saling bertatapan dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Sekarang sudah 1 minggu setelah kejadian dimana aku tiba-tiba mengatakan kalau aku setuju dengan perjodohan ini.
1 minggu juga semua orang terlihat sangat mengkhawatirkan ku. Emily bahkan selalu mengikuti kemanapun aku pergi karena takut aku melakukan hal yang tidak diinginkan.
Sekarang aku berada di kediaman pangeran Joseph. Lebih tepatnya istana milik pangeran Joseph. Bangunan megah yang lebih indah dari khayalanku. Jadi seperti ini hidup sebagai pangeran.
Para pelayan bilang pangeran Joseph tidak ada disini sekarang. Dan meminta kami untuk kembali lagi besok.
Jika aku langsung pulang bukankah terlihat sia-sia. Bagaiman jika aku berkeliling terlebih dahulu. Mungkin melihat tamannya dulu.
Dibelakang istana ini, terdapat taman dan kolam air mancur. Terlihat elegan dan nyaman.
Kebetulan hanya ada aku sendiri disini. Aku pun berjalan menuju kolam air mancur itu. Lalu berlari-lari kecil di taman ini. Benar-benar menyenangkan. Udara yang segar dan banyak pohon rindang membuat aku semakin betah disini.
Brak...
Suara apa itu?! Seperti ada yang terjatuh! Ada ada binatang buas disini? Apa ada ular? Atau jangan jangan ada penyusup disini?
"Siapa disana?! Cepat keluar!!"
Masih saja diam. Aku dengan rasa ingin tahu yang tinggi mencoba berjalan perlahan menuju suara tersebut.
Bagaimana jika ada hewan liar? Tidak, tidak. Bagaimana mungkin ada hewan buas di kediaman seorang pangeran.
"Kau..." ucapan ku terhenti melihat bocah yang berada di depan ku.
Bagaimana ada bocah disini? Kenapa dia ada di kediaman pangeran joseph? Rambut perak dengan mata merah seperti penggambaran pangeran Joseph dalam novel.
Atau jangan-jangan...
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Jangan lupa like, comment da. Tambahkan ke favorit.
Salam hangat
_ThePaleCat
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ida Blado
ya ampun thor kalau bikin beda ya mbok yg wajar,masa bocil di nikahin,,,,apa ini jaman nenek moyang kita,,,,12 th lho,,,,kalau 17 atau 16 itu masih maklum krn ini cerita kerajaan yg entah faktanya ada atau enggak,tpi masa 14 sama 12 di kawinin,,,abeh bgt.
2022-01-24
0
Fanfan
kok rada baper acting imutnya
2020-07-07
20
senja
hm apa ada trauma dg Kerajaan?
btw kirain pertunangan sj tyata lgsg nikah ya
2020-05-09
16