FLASHBACK.
.
.
.
.
Pada akhirnya, walau pun berat semester pertama telah berlalu, aku dan kingkong melalui hubungan tidak jelas, orang semakin percaya jika kami pacaran karena kingkong selalu menyempatkan diri mendatanggiku. Dengan segala alasan, kesempatan, bahkan waktu sholat pun jiwaku terasa tidak tenang selama mengenal manusia jelmaan jin itu.
Dengan sikap, tingkah dan tindakannya, orang lain mungkin berpikir kami sedang melepas rindu tapi kenyataanya adalah, kingkong datang tuk menggangu ketenanganku.
dia datang dengan banyak tugasnya namun terus memaksaku untuk mengerjakan itu untuknya. dia memanfaatkan sikap rajin dan otak cukup bisa diandalkan milikku itu untuk menyelamatkannya dari amarah para dosen.
Yapsss banyak moment yang dia jadikan kesempatan untuk mengusik ketenanganku, dan sialnya aku selalu kalah jika berdebat dengannya. seperti kali ini dia datang dengan seenak udel dan berkata
"love, manis yang baik hati, daku datang dengan oleh-oleh baru untukmu"
"oleh-oleh pala lu kotak" geramku, aku selalu tahu jika kingkong sialala itu datang menemuiku dia hanya akan memberi beban baru.
"jangan gitu agh, maaf ya pas malam minggu nggak ngapelin kamu" ujarnya dengan suara cukup keras sehingga membuat teman-teman memusatkan perhatian pada kami.
"he, ngak usah sok-sok mau malam mingguan wong otakmu malam jumatan mulu"
"ighh love tau aja kalo malam jummat itu sunnah rasul tapi sabar nah, halal pi baru kita bikin yang enak-enak"
"kingkong pergi ngak lo, maksud gua itu lu malam jumatan tuk minta pesugihan gila"
"yaaa elah, boro-boro minta peaugihan minta kamu aja aku udah puas kok"
"kingkong gila mati aja lo" jeritku melemparinya polpen.
"jangan agh tar kamu nanggis terus jadi janda dong"
aku yang udah berang dan malas mengkhiraukan dia, kini memilih meninggalkannya begitu saja, tapi dengan bodohnya dia ke depan lalu berteriak tanpa tahu diri
"MAAFKAN AKU YA LOVE?" Ucapnya lantang hingga lagi-lagi kami jadi pusat perhatian, setelah itu dia tersenyum menjijikkan didepanku.
Jelas ulahnya itu semakin menarik perhatian orang lain, dan salah satu temanku yang paling humoris ikut menimpali dan berkata
"maafkan tawwa, masih banyak ji malam minggu yang lain widya" katanya dengan cenggiran lalu diakhiri tawa menggelegar melihatku misu-misu tidak jelas.
aku semakin geram, bahkan aku tidak segan-segan melemparinya buku, aku sudah tidak bisa mengontrol amarah, dan egoisnya dia terus memaksan keinginannya.
aku sudah tak tahu harus berbuat apa hingga tanpa ku rencanakan aku menangis begitu saja. dia yang panik terus membujuk dan berusaha memelukku tapi bukannya tenang aku malah semakin benci dengan lelaki itu.
kingkong kadang tidak segan beradegan menjijikkan dihadapan orang lain dengan mencubit pipiku atau menggelus-ngelus kepalaku, dan jika pun kami bertengkar adalah hal yang paling lucu untuk orang lain karena ada saja tingkah konyol kingkong untuk membuatku memaafkannya.
itu untuk mereka, tapi mereka tidak tahu saja kisah yang sebenarnya.
kingkong juga mulai sering menggirimiku teror, apa lagi coba kalau bukan menggingatkan tugasnya yang harus ku kerjakan juga selesaikan secepatnya. Bisa dibilang ini adalh bentuk lain dari pembullyan nggak sih? Aku benar-benar dibuar jengah olehnya.
hingga kini aku tak tahu apa kelebihan lelaki itu selain tubuhnya tinggi besar, rakus dan penceramah yang baik.
Seiring dengan berjalannya waktu, masa Inisiasi telah tiba, kami telah berkumpul dan dengan segala alat perang seperti alat makan, ibadah dan tulis menulis telah kami bawa dari kediaman masing-masing.
dulu sebelum kami tiba diproses ini ada namanya sakral, kegiatan itu dilakukan hanya di kampus saja, tapi kini berbeda dengan kegiatan sebelumnya.
kegiatan yang sepelumnya lebih banyak materi dan pengenalan namun kini mungkin sedikit ada praktek sehingga kami akan berangkat ke wisata yaitu malino. begitu menurutku sehingga dalam benakku terbenam jika kami akan tinggal di tengah-tengah masyarakat, melakukan kegiatan sosial bertenda dan sedikit bersenang senang karena tujuan kami adalah objek wisata malino.
malino adalah kabupaten yang terletak di kecamatan tinggimoncong, kabupaten Gowa, sulawesi selatan. Daerah yang terletak 90 km dari kota Makassar ke arah selatan ini merupakan salah satu objek wisata alam yang mempunyai daya tarik luar biasa.
Di kawasan wisata Malino sendiri, terdapat hutan wisata, berupa pohon pinus yang tinggi berjejer di antara bukit dan lembah. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam yang akan kami lalui.
info yang kudapat dari teman-teman jika tempat itu juga sering dijadikan tempat untuk para pendaki melakukan hobbynya, selain itu disana juga dikenal memiliki kepercayaan yang sedikit keunik serta ada mitos yang tidak bisa dipandang enteng katanya.
Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Suhu di kota Malino ini mulai dari 10 °C sampai 26 °C. itu yang kutahu dan itu yang dijelaskan oleh mbah geogle.
aku kurang tahu dinginnya malino apakah itu sama dengan suhu yang ada dibandung namun aku tetap mempersiapkan diri dengan jaket tebal dan panjang untuk kukenakan ke sana.
semuanya telah berkumpul, kami telah melakukan pelepasan dan doa bersama dan kini tibalah saatnya untuk kami berangkat. kami menggunakan mobil TNI yang sekali angkut menampung banyak banyak orang dan barang.
2 mobil yang kami gunakan, mobil pertama berisi aku dan teman angkatan yang berjumlah 34 orang ditambah 2 senior dan 1 termasuk kingkong salah satunya, selain itu ada juga 1 dosen yang ikut bersama kami.
kingkong adalah korlapku alias penanggung jawab akan kami jadi katanya wajar dia ikut bersama kami sedangkan dosen muda bernama Kak Aris memilih bersama kami karena memang dia mau saja katanya.
semuanya sih oke-oke saja tapi tidak denganku. aku sungguh tidak suka dengan keberadaan kingkong yang membuat gosip semakin sembar siur antar kami.
tak terasa perjalanan kami semakin jauh, selama berada dimobil tak banyak kami bisa lakukan selain terteriak heboh ketika hujan, merasa terguncang kala ada polisi tidur atau jalan kurang bagus hingga rasa dekdegan kala tikungan tajam yang sedang dilalui.
selain itu semua, tempat duduk yang ada sungguh tidak nyaman karena hanya kayu yang tebal dan besi yang sebagai alas, jadi ketika ada tanjakan atau kondisi jalan tidak baik maka pantas kempes rasanya kesetrum ketika beradu.
Heran juga kenapa pemerintah yang menugaskan perajurit untuk bekerja keras tidak diberi sedikit pasilitas yang sedikit nyaman, maksudku, walaupun tempat duduknya dari dipan janjang setidaknya bisa mungkin diberi busa agar hal tak menyenangkan yang sedang kami alami ini tidak terjadi tapi lagi-lagi itu hanya protes yang tak ku ucap bahkan kurasa seorang pun tidak berani protes karena kondisi mobil prajurit memang di bentuk sedemikian rupa saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Linggarini
emang orang makasar kl panggil orang pake elu ma gua ya thor ?
2021-02-08
0