BAB.4 Klan Bunga Persik

Angin malam menyapu dedaunan di hutan pinggiran Benua Timur. Cahaya bulan menembus sela pepohonan, menyinari dua sosok yang berjalan terseok — seorang pemuda berwajah tegar dan seorang gadis yang terkulai dalam gendongannya. Xio Lun menahan napas, darah yang mulai mengering di wajah dan bahunya terasa seperti batu yang menempel di kulitnya. Namun ia tidak memperlambat langkahnya sedikit pun.

Xi Shi, gadis yang ia selamatkan dari maut, tampak pucat seperti salju. Tatapan mata indah yang biasanya berkilau kini hilang tenggelam dalam kesadaran yang kabur. Nafasnya tersengal — dan setiap hembusan membuat hati Xio Lun mencelos.

“Bertahanlah… Xi Shi.” gumamnya lirih.

Ia tidak menyangka, pertemuan mereka hanya karena ia mengikuti suara pertempuran dari kejauhan. Ia tidak menyangka, takdirnya akan menuntunnya pada gadis yang begitu…

Cantik. Rapuh. Namun dengan aura yang lembut dan kuat.

Dan lebih dari itu—di balik ketenangannya, ia bisa merasakan sebuah harapan yang entah kenapa... terasa berarti bagi dirinya.

“Berhenti!”

Puluhan pengawal berseragam merah muda cerah dengan lambang bunga persik menyerbu keluar dari balik pepohonan. Tombak-tombak terarah pada Xio Lun. Di tengah barisan itu berdiri seorang tetua wanita dengan postur tegap dan rambut perak panjang, wajahnya penuh amarah dan kepanikan.

“Siapa kau, berani menyentuh Putri Xi Shi?” hardiknya tajam.

Xio Lun mengangkat tangan kosongnya perlahan, tak menunjukkan perlawanan.

“Aku menemukannya dalam keadaan diserang. Para pengawalnya telah gugur—aku hanya ingin menyelamatkannya.”

Tetua itu mengerutkan mata. “Jangan bohong! Penyusup sepertimu jelas bagian dari Klan Tengkorak Merah!”

Pengawal mendekat. Aura tekanan kultivasi mereka membuat udara bergetar.

Xio Lun tahu—ia harus tetap menekan kultivasinya. Jika tidak, peningkatan kekuatannya yang melompat ke Ranah Leluhur akan membuat semua orang di sini ketakutan… atau lebih buruk, ia akan menjadi target.

Ia menatap Xi Shi yang menggeliat kecil dalam pelukannya… memilih.

“X…Xio…” suara lembut itu keluar tak lebih dari desah napas.

Kepala para pengawal spontan menoleh. Xi Shi perlahan membuka mata, pandangannya buram tapi menemukan wajah Xio Lun lebih dulu daripada siapa pun.

Tatapan itu menenangkan… seolah memberi alasan bagi jiwanya untuk tetap hidup.

“Dia… bukan musuh…” bisik Xi Shi, sebelum kembali limbung.

Seluruh ketegangan seketika mencair. Tetua wanita itu menahan napas panjang.

“Kita bawa mereka ke Istana Bunga Persik!” perintahnya cepat. “Cepat!!”

Istana Bunga Persik…

Langit subuh mulai memerah ketika mereka memasuki pintu gerbang besar bercorak bunga berwarna emas. Pohon persik bermekaran di sepanjang jalan, kelopak bunga berjatuhan seolah menyambut kepulangan sang pewaris.

Namun di dalam hati Xio Lun… bukan kebahagiaan yang dirasakan. Ada tekanan. Ada perasaan bahwa setiap mata di tempat ini mengawasinya, mencurigainya, dan bahkan menginginkannya lenyap.

Beberapa pengawal membantu menurunkan Xi Shi ke atas tandu. Namun tangannya masih menggenggam pakaian Xio Lun seolah takut berpisah.

Itu membuat beberapa pengawal menatap dengan iri dan marah. Xio Lun pura-pura tak menyadarinya.

“Putriku!”

Sebuah suara berat menggema dari lorong megah.

Seorang pria tinggi berambut hitam keperakan, berdiri dengan aura yang bergetar seperti badai di balik senyap. Langkahnya menggetarkan lantai batu. Mata tajamnya menyapu tubuh Xi Shi lalu menatap Xio Lun bagaikan kilat.

Dialah Patriark Xi Bong — Ayah Xi Shi.

Penguasa tertinggi Klan Bunga Persik.

Baru saja menembus Ranah Kaisar.

Tekanan aura ilahi memukul udara, membuat Xio Lun hampir berlutut jika bukan karena kekuatannya yang tersembunyi jauh di dalam.

“Apa yang terjadi pada putriku?! Siapa kau?!” suara Xi Bong bergemuruh.

Sebelum Xio Lun sempat menjawab…

Xi Shi menggenggam tangan Xio Lun lagi.

Menatap ayahnya dengan mata berkaca.

“Ayah… Xio Lun… menyelamatkan… Xi Shi.”

Xi Bong terdiam.

Tatapan tajamnya mengendur… tapi masih menyisakan kecurigaan.

“Bawa dia ke ruang pengobatan!” serunya.

Beberapa jam lewat…

Matahari sudah meninggi ketika Xio Lun bersandar di dinding luar ruang penyembuhan. Ia menutup mata, merasakan denyut samar dari kekuatan besar yang masih berkecamuk di dalam tubuhnya.

Warisan Dewa Perang…

Pedang kegelapan…

Dan dendam kepada Klan Lembah Seribu Pedang…

Semuanya bercampur menjadi satu kekuatan yang ingin meledak dalam dirinya.

Pintu terbuka. Tetua perempuan yang tadi memimpin rombongan mendekat.

“Putri Xi Shi sudah stabil. Luka internalnya parah, tapi akan pulih. Berkat bantuanmu.”

Ada sedikit rasa hormat di matanya kini.

“Patriark memanggilmu.”

Di ruang audiensi, Xi Bong berdiri menatap sebuah lukisan keluarga. Wajah Xi Shi kecil tersenyum di dalam lukisan itu. Ia tidak menoleh saat Xio Lun masuk. Namun suaranya terdengar jelas:

“Aku berhutang padamu atas nyawa putriku.”

Xio Lun membungkuk sedikit.

“Aku tidak meminta balasan. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan.”

Xi Bong akhirnya menatapnya.

“Jujur padaku. Siapa kau? Kenapa kau berada di hutan itu?”

Xio Lun menggertakkan gigi—namun pada akhirnya menjawab dengan nada datar:

“Aku… hanya seorang murid luar yang dikhianati klannya.”

Xi Bong menyipitkan mata, mencoba membaca kebohongan dari raut wajah Xio Lun.

“Klan apa?”

“…Klan Lembah Seribu Pedang.”

Ruangan mendadak sunyi.

Aura Xi Bong meletup. Udara memanas.

“Berani sekali kau datang ke sini!” geramnya. “Klan itu… telah membantai banyak dari generasi awal kami dalam perang masa lalu!”

Xio Lun tak mundur.

Dia justru menatap balik, matanya dingin seperti malam.

“Aku tidak lagi memiliki hubungan dengan mereka. Mereka berusaha membunuhku. Ayahku dibunuh dalam konspirasi mereka. Ibuku… mungkin juga…”

Suara Xio Lun bergetar. Wajahnya menegang menahan emosi.

Xi Bong terkejut. Untuk sesaat—ia melihat kobaran kebencian yang dalam… yang tak bisa dipalsukan.

“Kau memiliki dendam besar.” ucapnya pelan.

Xio Lun menjawab tanpa ragu,

“Aku hidup hanya untuk menagihnya.”

Pintu terbuka. Xi Shi berdiri dengan pakaian baru berwarna merah muda yang lembut, rambut panjangnya tergerai. Senyum tipis terukir di wajahnya ketika matanya bertemu dengan Xio Lun.

Ia berjalan mendekati.

“Terima kasih… Xio Lun.” bisiknya, suara selembut bunga persik yang jatuh.

Xio Lun memalingkan wajah sedikit, berusaha menyembunyikan rona yang muncul — meski ia keras, namun ia hanyalah pemuda 15 tahun.

Xi Bong memperhatikan interaksi itu… dan sedikit mengurangi tekanan sikapnya.

“Jika putriku mengakui kebaikanmu… maka kau adalah tamu terhormat di Klan Bunga Persik.”

Ia mengangguk pada seorang pelayan.

“Sediakan tempat tinggal untuk Xio Lun. Dan berikan pakaian serta obat terbaik.”

Xi Shi menatap ayahnya.

“Ayah… aku ingin Xio Lun tetap dekat. Aku… merasa aman dengannya.”

Nada halus itu menusuk sesuatu di dalam diri Xio Lun.

Xi Bong menatap putrinya, kemudian Xio Lun… dan menghela napas panjang.

“Baik. Mulai saat ini, kau adalah pelindung pribadi Putri Xi Shi… sampai ia pulih sepenuhnya.”

Suara riuh protes para tetua terdengar dari belakang — namun Xi Bong mengabaikan mereka.

Xi Shi tersenyum… penuh rasa syukur… dan mungkin sesuatu yang lebih manis.

Xio Lun merasa ada janji tak terucap di antara mereka.

Janji yang misterius… namun ia tidak dapat menolak.

Saat malam kembali turun, Xio Lun berdiri di balkon penginapannya. Cahaya bulan menyentuh pedang sederhana di pinggangnya.

Tiba-tiba suara dalam kepalanya bergetar — suara yang sangat ia kenal sejak menerima warisan itu:

“Anak perang… satu artefak sudah mendekat.”

Xio Lun mengepalkan tangan.

Pedang kegelapan…

Artefak Dewa Perang…

Dan Xi Shi… yang kini menjadi bagian dari takdirnya.

Ia menatap ke arah kuil utama Klan Bunga Persik…

di mana Xi Shi sedang beristirahat.

“Aku akan melindungimu.” gumamnya.

… Entah karena rasa terima kasih…

… atau karena sebuah perasaan yang tumbuh tanpa perintah.

Namun di balik pagar istana…

Bayangan hitam mengintip dengan mata merah menyala.

“Klan Tengkorak Merah… tidak akan gagal dua kali…”

🌍 PETA DUNIA — 4 BENUA

1️⃣ Benua Timur

• Tempat Istana Bunga Persik

• Terkuat dalam seni pedang & estetika spiritual

• Politika antar klan sangat ketat

2️⃣ Benua Barat

• Klan perang dan monster kuat

• Sering memicu peperangan lintas wilayah

3️⃣ Benua Selatan

• Hutan lebat, racun, klan suku tersembunyi

• Artefak kuno banyak tersimpan di sini

4️⃣ Benua Tengah

• Pusat kekuatan tertinggi dunia

• Tempat berkumpulnya para kaisar kultivasi

• Asal leluhur Dewa Perang

Benua asal Xio Lun \= wilayah terlemah

Namun kini ia membawa kekuatan yang mampu mengubah takdir dunia…

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

di Cerita ini harusnya kata subuh tidak ada Tor

2025-11-05

0

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Pengawal

2025-11-04

1

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Klan Bunga Persik

2025-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Bayangan Pedang Dan Darah Keluarga
2 BAB.2 Jebakan Hutan Terlarang Dan Jiwa Dewa Perang
3 BAB.3 Kebangkitan Ranah Leluhur
4 BAB.4 Klan Bunga Persik
5 BAB.5 Serangan Tengah Malam
6 BAB.6 Penyerangan Klan Bunga Persik
7 BAB 7 Keputus Asaan Xi Shi
8 BAB.8 Kematain Patriak Bunga Persik
9 BAB.9 Kehancuran Klan Bunga Persik
10 BAB.10 Kediaman Klan Tengkorak Merah
11 BAB.11 Kedatangan Xio lun Di Markas Klan Tengkorak Merah
12 BAB.12 Pertarungan Xio Lun VS Shi luo
13 BAB.13 Kematian Shi Luo
14 BAB.14 Kematian Ketiga Tetua Klan Tengkorak Merah
15 Bab.15 Xio Lun VS Patriak Hong Ju
16 BAB.16 Kematian Hong Ju
17 BAB.17 Tawaran Tiandu
18 BAB.18 Sosok Di Balik Awan
19 BAB.19Kematian Sosok Di Balik Awan
20 BAB.20 Kenatian Sosok Di Balik Awan 2
21 BAB.21 Kesadaran Xio Lun
22 BAB.22 Kehancuran Tengkorak Merah & Pertemuan Sesaat
23 BAB.23 Rahasia Mutiara Teratai Ilahi
24 BAB.24 Kembali Kelembah Seribu Pedang
25 BAB.25 Terbongkarnya Penghianatan Tetua Yumeng
26 BAB.26 Kematian Sang Penghianat(Yumeng)
27 BAB.27 Kembalinya Patriak Asli Lembah Seribu Pedang
28 BAB.28 Wujud Asli Pedang Kegelapan
29 BAB.29 Perjalanan Setelah Badai
30 BAB.30 Perpisahan Di Lembah Seribu Pedang
31 BAB.31 Lautan Abadi Dan Bayangan Dari Barat
32 BAB.32 Gerbang Bintang Barat
33 BAB.33 Tiga Tetua Bintang Langit
34 BAB.34 Nyala Pedang Kegelapan
35 BAB.35 Gerbang Terlarang Bintang Langit
36 BAB.36 Penjaga Gerbang Dalam
37 BAB.37 Penjaga Gerbang Kedua
38 BAB.38 Penjaga Gerbang Ke Dua Jin Luo
39 BAB.39 Kedai Arak Kabut , Benua Timur
40 BAB. 40 Penjaga Batu Naga Ilahi
41 BAB.41 Bayangan Di Benua Barat Jekak Ibu Yang Hilang
42 BAB 42 Bayangan Ibu Dan Buruan Dari Langit Barat
43 BAB.43 Jurus Kematian Kegelapan
44 BAB.44 Pertemuan
45 BAB.45 Kebangkitan Tiga Jalan Takdir
46 BAB.46 Takdir Yang Berpasangan
47 BAB.47 Kebangkitan Dewa Cahaya
48 BAB.48 Pertempuran Langit
49 BAB.49 Patriak Bintang Langit
50 BAB.50 Dunia Dalam Takdir
51 BAB.51 Prisai Naga Suci
52 BAB 52 Gejolak Benua Tengah
53 BAB.53 Sekte Langit Hitam
54 BAB.54 Bayangan Kekaisaran
55 BAB.55 Istana Kekaisaran
56 BAB.56 Ruang Bawah Tanah Kekaisaran
57 BAB.57 Tiga Pengawal Kaisar
58 BAB.58 Penjaga Kuno
59 BAB.59 Kuil Bayangan
60 BAB.60 Menara Langit Ilahi
61 BAB.61 Tangga Takdir Dan Ujian Roh
62 BAB.62 Gerbang Roh Ilahi
Episodes

Updated 62 Episodes

1
BAB.1 Bayangan Pedang Dan Darah Keluarga
2
BAB.2 Jebakan Hutan Terlarang Dan Jiwa Dewa Perang
3
BAB.3 Kebangkitan Ranah Leluhur
4
BAB.4 Klan Bunga Persik
5
BAB.5 Serangan Tengah Malam
6
BAB.6 Penyerangan Klan Bunga Persik
7
BAB 7 Keputus Asaan Xi Shi
8
BAB.8 Kematain Patriak Bunga Persik
9
BAB.9 Kehancuran Klan Bunga Persik
10
BAB.10 Kediaman Klan Tengkorak Merah
11
BAB.11 Kedatangan Xio lun Di Markas Klan Tengkorak Merah
12
BAB.12 Pertarungan Xio Lun VS Shi luo
13
BAB.13 Kematian Shi Luo
14
BAB.14 Kematian Ketiga Tetua Klan Tengkorak Merah
15
Bab.15 Xio Lun VS Patriak Hong Ju
16
BAB.16 Kematian Hong Ju
17
BAB.17 Tawaran Tiandu
18
BAB.18 Sosok Di Balik Awan
19
BAB.19Kematian Sosok Di Balik Awan
20
BAB.20 Kenatian Sosok Di Balik Awan 2
21
BAB.21 Kesadaran Xio Lun
22
BAB.22 Kehancuran Tengkorak Merah & Pertemuan Sesaat
23
BAB.23 Rahasia Mutiara Teratai Ilahi
24
BAB.24 Kembali Kelembah Seribu Pedang
25
BAB.25 Terbongkarnya Penghianatan Tetua Yumeng
26
BAB.26 Kematian Sang Penghianat(Yumeng)
27
BAB.27 Kembalinya Patriak Asli Lembah Seribu Pedang
28
BAB.28 Wujud Asli Pedang Kegelapan
29
BAB.29 Perjalanan Setelah Badai
30
BAB.30 Perpisahan Di Lembah Seribu Pedang
31
BAB.31 Lautan Abadi Dan Bayangan Dari Barat
32
BAB.32 Gerbang Bintang Barat
33
BAB.33 Tiga Tetua Bintang Langit
34
BAB.34 Nyala Pedang Kegelapan
35
BAB.35 Gerbang Terlarang Bintang Langit
36
BAB.36 Penjaga Gerbang Dalam
37
BAB.37 Penjaga Gerbang Kedua
38
BAB.38 Penjaga Gerbang Ke Dua Jin Luo
39
BAB.39 Kedai Arak Kabut , Benua Timur
40
BAB. 40 Penjaga Batu Naga Ilahi
41
BAB.41 Bayangan Di Benua Barat Jekak Ibu Yang Hilang
42
BAB 42 Bayangan Ibu Dan Buruan Dari Langit Barat
43
BAB.43 Jurus Kematian Kegelapan
44
BAB.44 Pertemuan
45
BAB.45 Kebangkitan Tiga Jalan Takdir
46
BAB.46 Takdir Yang Berpasangan
47
BAB.47 Kebangkitan Dewa Cahaya
48
BAB.48 Pertempuran Langit
49
BAB.49 Patriak Bintang Langit
50
BAB.50 Dunia Dalam Takdir
51
BAB.51 Prisai Naga Suci
52
BAB 52 Gejolak Benua Tengah
53
BAB.53 Sekte Langit Hitam
54
BAB.54 Bayangan Kekaisaran
55
BAB.55 Istana Kekaisaran
56
BAB.56 Ruang Bawah Tanah Kekaisaran
57
BAB.57 Tiga Pengawal Kaisar
58
BAB.58 Penjaga Kuno
59
BAB.59 Kuil Bayangan
60
BAB.60 Menara Langit Ilahi
61
BAB.61 Tangga Takdir Dan Ujian Roh
62
BAB.62 Gerbang Roh Ilahi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!