BAB.2 Jebakan Hutan Terlarang Dan Jiwa Dewa Perang

Kabut gelap menggantung rendah di antara pepohonan raksasa, menghalangi pandangan Xio Lun yang berjalan sendirian dengan langkah hati-hati. Akar-akar besar menjalar di tanah, sementara suara binatang buas sesekali menggema di kejauhan, membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.

Hutan Terlarang, tempat di mana cerita-cerita horor lahir dan mimpi indah mati.

Banyak murid luar pernah dikirim ke sini dengan dalih misi mulia. Namun satu pun tidak pernah kembali. Dan saat ini, Xio Lun menapaki jalan yang sama—tanpa tahu bahwa rumahnya sudah tenggelam dalam darah.

Ia menggenggam pedang kecil warisan ayahnya erat di tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang gulungan misi yang diberikan sang tetua.

“Batu Inti Pedang… katanya terletak di dalam hutan ini,” gumamnya mencoba meyakinkan diri.

Namun di dalam hatinya, suara lain berbisik:

Ada yang tidak beres. Ada sesuatu yang salah sejak awal.

Beberapa jam berlalu. Siang telah berganti senja, namun gelap tetap mendominasi hutan. Di sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi, terdengar dentingan logam seperti pedang saling beradu.

Xio Lun berhenti. Tubuhnya menegang.

“Siapa di sana?”

Tak ada jawaban, hanya gema langkah kaki mendekat. Dari balik kabut, muncul tiga sosok berpakaian murid elit klan—tanpa penanda misi, tanpa senyum.

Xio Lun terkejut. “Senior? Apa kalian juga menjalankan misi?”

Hanya tawa dingin yang menjawab.

“Hahaha… dia masih bertanya.”

“Aku heran kenapa klan menyuruh kita mengotori pedang untuk sampah sepertimu.”

Xio Lun mundur satu langkah. “Apa maksud kalian?”

Salah satu murid elit itu mengangkat pedangnya perlahan, cahaya redup memantul pada bilahnya.

“Kau benar-benar bodoh, Xio Lun.”

“Klan ingin menghapus keluargamu.”

Xio Lun membelalakkan mata. “Hapus… keluargaku?”

“Xio Wu terlalu berbahaya bagi ambisi tetua. Dan kau memiliki darah yang sama.”

Darah Xio Lun mendidih.

“Jadi… Ayah… dibunuh oleh klan kita sendiri!?”

Tawa itu semakin keras.

“Baru sadar sekarang? Terlambat.”

Salah satunya menatap Xio Lun dengan senyum keji.

“Oh, dan ibumu—dia pasti sudah tidak bernapas.”

Dunia Xio Lun runtuh seketika.

“A…pa…?”

“Cepat atau lambat, penghalang harus disingkirkan. Keluarga Xio hanya duri bagi klan.”

Pedang itu terangkat.

“Dan sekarang, giliranmu menyusul mereka.”

Tanpa memperingatkan, tiga murid elit menyerang bersamaan. Xio Lun hampir tidak sempat bereaksi. Meski ia berusaha menangkis, kekuatannya terlalu lemah untuk menghadapi para elit.

Bakk!

Satu tendangan menghantam dadanya, membuat tubuhnya terpental menabrak batang pohon.

Batuk darah keluar dari mulutnya.

Dalam rasa sakit yang mengoyak, Xio Lun berteriak dengan amarah memuncak:

“KALIAN AKAN MENYESAL!!!”

Namun murid-murid itu hanya mengangkat alis, mengejek tekadnya.

“Berkata seperti pahlawan, tapi tubuhmu bahkan tidak bisa berdiri dengan benar.”

Satu pedang mengarah ke jantungnya.

Detik itu, Xio Lun memilih berlari.

Bukan karena ia pengecut.

Bukan karena ia takut mati.

Tetapi karena ia tidak boleh mati—belum saatnya.

Ia harus bertahan.

Ia harus kembali untuk menuntut balas.

Ia berlari tanpa arah, menembus gelap hutan yang semakin padat. Langkah kaki para pengejar terdengar jelas di belakangnya.

“Kau tidak akan lolos!”

“Berhenti, tikus kecil!”

Namun Xio Lun tidak berhenti. Setiap napas terasa seperti menelan bara api, tetapi ia terus bergerak.

Untuk ayahnya.

Untuk ibunya.

Untuk dirinya sendiri.

Tiba-tiba tanah di bawahnya hilang.

Jurang dalam membuka mulutnya tepat di hadapannya.

Xio Lun terpeleset—pedang kecil terlempar dari genggamannya.

“AAAARGHHH!!”

Tubuhnya jatuh berguling ke bawah, bebatuan tajam menggores kulitnya sementara dahan-dahan pecah saat ia menabraknya.

Gelap.

Dingin.

Tak berujung.

Seolah-olah ia jatuh ke dalam perut dunia.

Suara tawa dari atas terdengar samar.

“Hahaha! Lihat? Bahkan alam membencimu!”

“Selesai sudah riwayatnya.”

“Ayo kembali. Tidak ada yang bisa bertahan dari Jurang Iblis Kematian.”

Langkah mereka menjauh, meninggalkan Xio Lun yang terus jatuh—ke takdir yang berbeda.

Braaakkk!

Tubuh Xio Lun akhirnya menabrak dasar jurang. Sakit yang luar biasa menusuk seluruh tubuhnya. Pandangannya berputar.

“Aku… masih hidup…?”

Ia mencoba bangkit namun langsung terjatuh lagi. Napasnya berat, tubuhnya nyaris tak bergerak.

Dalam kabur antara hidup dan mati, ia melihat cahaya merah samar muncul dari kegelapan.

Suara bergema, dalam dan purba—seperti suara perang yang telah ada sebelum sejarah dimulai.

“Warisanku… akhirnya tiba.”

Xio Lun terbelalak. Suara itu tidak berasal dari luar. Itu bergema dalam kepalanya.

“Siapa… kau…?”

Suaranya lemah.

Cahaya merah itu semakin mendekat, berubah menjadi sosok raksasa berzirah emas yang dipenuhi bekas luka pedang. Matanya menyala seperti bara api neraka. Aura yang memancar darinya begitu kuat hingga tanah bergetar.

“Aku adalah… JENDRAL DEWA PERANG.”

Penghancur pegunungan. Penakluk ribuan clan. Pemegang Takdir Pedang Surgawi.”

Dan kau… pewarisku.”

Xio Lun ingin berbicara, namun mulutnya tak bergerak. Dadanya penuh sesak oleh emosi dan ketakutan.

“Kenapa… aku?”

Dewa Perang itu mendekat, suaranya menggelegar namun penuh keyakinan.

“Darah di tubuhmu bukan darah manusia biasa.

Itu darah dewa yang tersisa dari garis keturunan kami.

Ayahmu mati demi menyembunyikanmu dari mereka

yang takut akan kebangkitan kekuatan ini.”

Nama ayahnya bergema dalam kepalanya.

Dada Xio Lun serasa dihancurkan sekaligus dibakar bara dendam.

“Jika kau mau hidup dan membalas semuanya… terimalah aku.”

Dewa perang mengulurkan tangan besarnya yang berona energi pedang.

“Terimalah kekuatan perang.

Dan jadilah pedang yang memenggal para pengkhianat.”

Xio Lun memejamkan mata.

Ia membayangkan wajah ibunya tersenyum lembut… lalu pucat bersimbah darah.

Ia membayangkan ayahnya jatuh dengan luka dari pedang sesama klan.

Air mata mengalir.

“Aku… akan membalas mereka semua…”

Ia meraih tangan sang dewa.

“AKU TERIMA!!”

Ledakan energi dahsyat meledak dari tubuh Xio Lun.

DUAAAARRRR!!

Tanah retak.

Batu-batu melayang dan hancur.

Awan energi merah membentuk pusaran besar membungkus tubuhnya.

Jeritan roh-roh penghuni jurang memekik ketakutan dan melarikan diri ke kegelapan.

Tubuh Xio Lun terangkat ke udara seperti boneka di tengah badai kekuatan yang sedang bangkit.

Uranya mengembang. Retakan cahaya merah keemasan menyelimuti kulitnya, membentuk pola pedang yang menyala.

Suara Dewa Perang bergema, seolah dunia ini menjadi saksi:

“Mulai hari ini…

namamu akan menjadi kutukan bagi para penghianat.”

“Bangkitlah, Pewaris Dewa Perang!”

Suara dentingan ribuan pedang terdengar dari kejauhan—gaung sejarah berlutut di hadapan pemilik baru kekuatan perang.

Mata Xio Lun terbuka.

Pupilnya berubah menjadi merah menyala seperti logam panas.

Tubuhnya kembali jatuh ke tanah, namun kini ia berdiri perlahan dengan kekuatan yang jauh melampaui manusia.

Kesadarannya bercampur dengan kekuatan dewa.

Dan di dalam hati terdalam, satu perintah terukir jelas:

“Balas dendam.”

Dengan nafas yang mulai stabil, Xio Lun meraih pedang kecilnya yang tertancap di tanah.

Namun pedang itu kini berubah.

Bilahan tipis yang dulunya tampak biasa, sekarang berkilau seperti potongan bintang merah.

Pedang roh pertama Xio Lun… telah terbangun.

Pedang Darah Dewa.

Ia mengepalkan gagangnya.

“Tetua Yumeng… klan… kalian akan merasakan siksa pedangku,” gumamnya dengan suara rendah dan penuh tekad.

Luka-lukanya mulai sembuh dengan cepat—hasil dari energi dewa yang menyatu dengan jiwanya.

Xio Lun mendongak menatap tebing jurang.

Murid elit itu sudah pergi, percaya ia telah mati.

Kesalahan terbesar mereka.

Dalam diam jurang itu, Dewa Perang berbicara lagi, namun kali ini lebih lembut:

“Bangkitlah, Lun. Kau baru memulai perjalanan perangmu.”

Xio Lun menarik napas panjang.

Amarah, kehilangan, dan kekuatan baru bergumul di dalam dadanya.

“Mulai hari ini, aku bukan lagi murid luar lemah…”

Suaranya bergema di seluruh jurang.

“Aku adalah pewaris pedang yang akan menghancurkan mereka.”

Tatapan matanya bersinar tajam bagai bilah pedang.

“Aku adalah Xio Lun.”

Di atas sana, di dalam lembah penuh konspirasi…

Tak seorang pun tahu bahwa senjata paling mematikan yang pernah muncul dalam sejarah baru saja terlahir kembali.

Dan langit bergidik ketakutan.

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Siap Balas Dendam

2025-11-05

0

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Jiwa Dewa Perang

2025-11-04

1

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Hutan Terlarang

2025-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB.1 Bayangan Pedang Dan Darah Keluarga
2 BAB.2 Jebakan Hutan Terlarang Dan Jiwa Dewa Perang
3 BAB.3 Kebangkitan Ranah Leluhur
4 BAB.4 Klan Bunga Persik
5 BAB.5 Serangan Tengah Malam
6 BAB.6 Penyerangan Klan Bunga Persik
7 BAB 7 Keputus Asaan Xi Shi
8 BAB.8 Kematain Patriak Bunga Persik
9 BAB.9 Kehancuran Klan Bunga Persik
10 BAB.10 Kediaman Klan Tengkorak Merah
11 BAB.11 Kedatangan Xio lun Di Markas Klan Tengkorak Merah
12 BAB.12 Pertarungan Xio Lun VS Shi luo
13 BAB.13 Kematian Shi Luo
14 BAB.14 Kematian Ketiga Tetua Klan Tengkorak Merah
15 Bab.15 Xio Lun VS Patriak Hong Ju
16 BAB.16 Kematian Hong Ju
17 BAB.17 Tawaran Tiandu
18 BAB.18 Sosok Di Balik Awan
19 BAB.19Kematian Sosok Di Balik Awan
20 BAB.20 Kenatian Sosok Di Balik Awan 2
21 BAB.21 Kesadaran Xio Lun
22 BAB.22 Kehancuran Tengkorak Merah & Pertemuan Sesaat
23 BAB.23 Rahasia Mutiara Teratai Ilahi
24 BAB.24 Kembali Kelembah Seribu Pedang
25 BAB.25 Terbongkarnya Penghianatan Tetua Yumeng
26 BAB.26 Kematian Sang Penghianat(Yumeng)
27 BAB.27 Kembalinya Patriak Asli Lembah Seribu Pedang
28 BAB.28 Wujud Asli Pedang Kegelapan
29 BAB.29 Perjalanan Setelah Badai
30 BAB.30 Perpisahan Di Lembah Seribu Pedang
31 BAB.31 Lautan Abadi Dan Bayangan Dari Barat
32 BAB.32 Gerbang Bintang Barat
33 BAB.33 Tiga Tetua Bintang Langit
34 BAB.34 Nyala Pedang Kegelapan
35 BAB.35 Gerbang Terlarang Bintang Langit
36 BAB.36 Penjaga Gerbang Dalam
37 BAB.37 Penjaga Gerbang Kedua
38 BAB.38 Penjaga Gerbang Ke Dua Jin Luo
39 BAB.39 Kedai Arak Kabut , Benua Timur
40 BAB. 40 Penjaga Batu Naga Ilahi
41 BAB.41 Bayangan Di Benua Barat Jekak Ibu Yang Hilang
42 BAB 42 Bayangan Ibu Dan Buruan Dari Langit Barat
43 BAB.43 Jurus Kematian Kegelapan
44 BAB.44 Pertemuan
45 BAB.45 Kebangkitan Tiga Jalan Takdir
46 BAB.46 Takdir Yang Berpasangan
47 BAB.47 Kebangkitan Dewa Cahaya
48 BAB.48 Pertempuran Langit
49 BAB.49 Patriak Bintang Langit
50 BAB.50 Dunia Dalam Takdir
51 BAB.51 Prisai Naga Suci
52 BAB 52 Gejolak Benua Tengah
53 BAB.53 Sekte Langit Hitam
54 BAB.54 Bayangan Kekaisaran
55 BAB.55 Istana Kekaisaran
56 BAB.56 Ruang Bawah Tanah Kekaisaran
57 BAB.57 Tiga Pengawal Kaisar
58 BAB.58 Penjaga Kuno
59 BAB.59 Kuil Bayangan
60 BAB.60 Menara Langit Ilahi
61 BAB.61 Tangga Takdir Dan Ujian Roh
62 BAB.62 Gerbang Roh Ilahi
Episodes

Updated 62 Episodes

1
BAB.1 Bayangan Pedang Dan Darah Keluarga
2
BAB.2 Jebakan Hutan Terlarang Dan Jiwa Dewa Perang
3
BAB.3 Kebangkitan Ranah Leluhur
4
BAB.4 Klan Bunga Persik
5
BAB.5 Serangan Tengah Malam
6
BAB.6 Penyerangan Klan Bunga Persik
7
BAB 7 Keputus Asaan Xi Shi
8
BAB.8 Kematain Patriak Bunga Persik
9
BAB.9 Kehancuran Klan Bunga Persik
10
BAB.10 Kediaman Klan Tengkorak Merah
11
BAB.11 Kedatangan Xio lun Di Markas Klan Tengkorak Merah
12
BAB.12 Pertarungan Xio Lun VS Shi luo
13
BAB.13 Kematian Shi Luo
14
BAB.14 Kematian Ketiga Tetua Klan Tengkorak Merah
15
Bab.15 Xio Lun VS Patriak Hong Ju
16
BAB.16 Kematian Hong Ju
17
BAB.17 Tawaran Tiandu
18
BAB.18 Sosok Di Balik Awan
19
BAB.19Kematian Sosok Di Balik Awan
20
BAB.20 Kenatian Sosok Di Balik Awan 2
21
BAB.21 Kesadaran Xio Lun
22
BAB.22 Kehancuran Tengkorak Merah & Pertemuan Sesaat
23
BAB.23 Rahasia Mutiara Teratai Ilahi
24
BAB.24 Kembali Kelembah Seribu Pedang
25
BAB.25 Terbongkarnya Penghianatan Tetua Yumeng
26
BAB.26 Kematian Sang Penghianat(Yumeng)
27
BAB.27 Kembalinya Patriak Asli Lembah Seribu Pedang
28
BAB.28 Wujud Asli Pedang Kegelapan
29
BAB.29 Perjalanan Setelah Badai
30
BAB.30 Perpisahan Di Lembah Seribu Pedang
31
BAB.31 Lautan Abadi Dan Bayangan Dari Barat
32
BAB.32 Gerbang Bintang Barat
33
BAB.33 Tiga Tetua Bintang Langit
34
BAB.34 Nyala Pedang Kegelapan
35
BAB.35 Gerbang Terlarang Bintang Langit
36
BAB.36 Penjaga Gerbang Dalam
37
BAB.37 Penjaga Gerbang Kedua
38
BAB.38 Penjaga Gerbang Ke Dua Jin Luo
39
BAB.39 Kedai Arak Kabut , Benua Timur
40
BAB. 40 Penjaga Batu Naga Ilahi
41
BAB.41 Bayangan Di Benua Barat Jekak Ibu Yang Hilang
42
BAB 42 Bayangan Ibu Dan Buruan Dari Langit Barat
43
BAB.43 Jurus Kematian Kegelapan
44
BAB.44 Pertemuan
45
BAB.45 Kebangkitan Tiga Jalan Takdir
46
BAB.46 Takdir Yang Berpasangan
47
BAB.47 Kebangkitan Dewa Cahaya
48
BAB.48 Pertempuran Langit
49
BAB.49 Patriak Bintang Langit
50
BAB.50 Dunia Dalam Takdir
51
BAB.51 Prisai Naga Suci
52
BAB 52 Gejolak Benua Tengah
53
BAB.53 Sekte Langit Hitam
54
BAB.54 Bayangan Kekaisaran
55
BAB.55 Istana Kekaisaran
56
BAB.56 Ruang Bawah Tanah Kekaisaran
57
BAB.57 Tiga Pengawal Kaisar
58
BAB.58 Penjaga Kuno
59
BAB.59 Kuil Bayangan
60
BAB.60 Menara Langit Ilahi
61
BAB.61 Tangga Takdir Dan Ujian Roh
62
BAB.62 Gerbang Roh Ilahi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!