Part 4 Gak Sudi!

Kedua tangan dan kaki Luna diikat dan mulut gadis itu di tutup oleh lakban. Dia berusaha memberontak tapi sia-sia. Dalam hatinya terus berdoa semoga ada yang menolongnya, meskipun dia tidak terlalu yakin, sebab tempat ini sangat sepi dan cukup jauh dari pemukiman.

Sedangkan keempat lelaki yang tadi menyeret Luna, kini sedang menikmati minuman haram yang sengaja mereka sediakan. Mereka memang memilih untuk mabora terlebih dahulu sebelum mengeksekusi Luna. Gelak tawa dan candaan dengan lontaran kata kotor terus menggema di dalam ruangan gelap dan pengap tersebut, seakan mereka sedang berpesta.

"Gue duluan! Kalian tunggu di luar!" titah salah seorang dengan banyaknya tato di tangannya.

"Ck, gak bisa! Gue duluan! Gue yang bawa dia kesini!" sahut si tukang ojek tadi, dia bahkan masih mengenakan jaket berwarna hijau.

"Lo cuma pemain tambahan, Lo terakhir! Gak ada Lo juga kita bertiga bisa!" sahut salah satu dari mereka.

"Kalau gak ada gue, kalian gak bakalan bisa dapetin tuh cewek! DISINI GUE YANG PALING BERJASA!" seru tukang ojek tersebut emosi.

Di tengah perdebatan mereka Luna hanya bisa pasrah, dia bahkan tak peduli dengan perdebatan empat lelaki itu. Tapi tiba-tiba dia terkejut dan merasa bersyukur saat mendapati seseorang berdiri di depan pintu, bahkan tanpa keempat orang itu sadari. Dalam hatinya dia bersyukur, akan adanya orang itu.

"LEPASIN CEWEK GUE!" teriak seseorang itu yang tak lain adalah Arken.

Keempat lelaki itu menoleh ke arah sumber suara, mereka sama-sama terkejut saat mendapati seseorang berdiri di depan pintu. Tapi setelahnya mereka terbahak, merasa lucu akan perintah pemuda itu.

"Lo siapa? Kalau mau cewek itu lepas, Lo harus hadapin kita!" seru seorang lelaki dengan tangan dipenuhi tato.

Ken tersenyum smirk, "Siapa takut," sahutnya.

Setelah itu terjadi adu kekuatan, empat lawan satu. Meski melawan empat orang sekaligus, Ken sama sekali tak gentar, bahkan satu diantaranya sudah terkapar lebih dahulu akibat pukulan telak dari Ken.

Namun sialnya, tanpa Ken dan tiga lelaki itu sadari. Seseorang yang terkapar lebih dahulu yang tak lain adalah tukang ojek, justru memanfaatkan kesempatan itu untuk membawa Luna kabur. Tapi tak lama setelah itu, seorang diantara mereka ada yang menyadarinya.

"Bos, si bangs*t bawa tuh cewek!" seru salah satu dari mereka.

Mendengar itu, Ken dan seorang yang mereka panggil bos menghentikan kegiatan mereka dan langsung lari keluar dari gedung tersebut. Ken tidak akan membiarkan tukang ojek itu membawa Luna pergi.

Dugh

Tepat saat tukang ojek itu akan menaiki motornya, Ken mendengnya dari belakang, membuat lelaki itu jatuh dan tubuh Luna terlepas dari gendongan nya. Bukan hanya Ken yang menghajar tukang ojek tersebut, tapi tiga orang temannya juga ikut menghajar, membuat Ken mundur dan langsung menolong Luna.

Memotong tali yang ada di kaki Luna menggunakan pis*u yang selalu dia bawa, lalu menarik gadis itu sekuat tenaga menuju motornya. Tanpa melepaskan tali di tangan dan lakban di mulut, sebab mereka harus cepat kabur sebelum keempat preman itu sadar.

Brum

Motor Ken melaju meninggalkan tempat tersebut, membuat keempat preman itu sadar. Mereka bahkan langsung mengejar Ken, mengabaikan tukang ojek yang sudah lemas tak berdaya.

"Ck, mereka ngejar," celetuk Ken saat menyadari ada tiga motor yang terus mengejarnya.

"Pengangan yang kenceng!" titah Ken, tapi setelah itu Ken sadar jika tangan Luna masih terikat. Dia menghela napas, dan terpaksa mengambil jalan berbeda supaya mereka lekas sampai ke markas. Karena tempat itu memang tak jauh dari markasnya.

Sedangkan Luna yang duduk di belakang Ken, terus menggerutu dalam hati, sebab kedua tangan dan mulutnya masih belum bebas. Dan Ken sama sekali belum berniat melepaskan ikatan itu. Padahal dia sendiri sadar, jika Ken menyempatkan melepas ikatan tersebut, mereka bisa saja tertangkap preman-preman itu.

"Karena Lo gak bisa pegangan, Lo harus mepet, biar gak jatuh! Gue mau mengelabuhi mereka," titah Ken.

Luna mendengus dalam hati, meski begitu dia tetap merapatkan tubuhnya dengan Ken. Dia juga tidak mau tertangkap oleh tiga preman itu.

Tepat saat di pertigaan, Ken melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Dia bahkan membelokkan motor sportnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hal itu membaut tiga preman tersebut melakukan hal yang sama, namun mereka yang tidak mengetahui medan, bukannya membelokkan motornya justru menabrak tembok pembatas di depan mereka, karena preman itu memang tidak tahu jika di depan ada belokan.

Brugh

Brugh

Brugh

Secara bergantian motor tiga preman itu berjatuhan bersama pemiliknya. Sedangkan Ken sengaja memperlambat laju motornya, dan terkekeh saat mereka bertiga jatuh secara bersamaan.

"RASAIN!" teriknya dan langsung tancap gas meninggalkan mereka bertiga.

Hanya beberapa menit dari tempat jatuhnya tiga preman itu, mereka sampai di depan markas. Ken langsung menurunkan cagak motornya, dan turun dari sana.

"Mau buka sendiri atau gue bukain?" tanya Ken menggoda Luna.

Gadis itu memutar bola matanya malas, "Dasar cowok nyebelin!" serunya dalam hati.

"Oh gue lupa, Lo kan gak bisa jawab, mulutnya masih di lakban ya," ucap Ken sambil terkekeh.

Setelah itu, dia pun langsung melepas lakban yang menutup bibir cantik Luna. Perlahan dia membukanya, hingga lakban itu terlepas sempurna. Sempat terpaku dengan pemandangan dihadapannya. Bibir itu begitu menggoda, membuat dia ingin menyentuhnya.

"LO MAU APA!" belum juga tangan Ken menyentuh bibir Luna, gadis itu sudah berteriak.

"Lo pikir gue mau apa?" tanya Ken balik, tak ingin Luna curiga akan keinginannya.

Luna hanya memutar bola matanya malas.

"Lo masih galak aja sama gue, padahal gue udah nolongin Lo tadi," celetuk Ken. Dia mengeluarkan pisa* kecil dari saku jaket, guna memotong tali di tangan Luna.

"Kalau Lo gak ikhlas kenapa nolongin? Gue gak butuh kepedulian Lo! Kita bukan siapa-siapa dan gak saling kenal," sahut Luna sewot.

"Oh, Lo mau jadi apa-apa gue gitu ceritanya?" tantang Ken.

"OGAH!" seru Luna.

"Ogah nolak ya? Oke, Lo boleh kok kalau mau jadi pacar gue, atau istri aja gimana?" tanya Ken menggoda, dia bahkan belum melepas ikatan di tangan Luna. Kini justru menatap wajahnya gadis itu dengan senyum menggoda.

"GAK SUDI!" teriak Luna lagi, membuat Ken terkekeh geli. Padahal dia hanya menggoda, tapi Luna menganggap serius.

"Gitu ya? Yaudah gue juga ogah buka ikatan tangan Lo. Nih buka sendiri." Ken menyerahkan pis*u tersebut pada Luna dengan meletakkan benda itu di jok depan yang tidak Luna duduki. Ya, gadis itu masih duduk di atas motor Ken.

"Dasar nyebelin!" teriak Luna kesal.

"Bisa lepasin sendiri gak? Butuh bantuan pasti kan?" Ken melipat tangannya di depan dada, menatap pergerakan Luna.

Sialnya pis*u itu jatuh ke tanah, hingga membuat Luna berdecak. Sebab itu makin membuatnya kesulitan. Dia menghela napas, lalu pelan-pelan turun dari motor, tapi sialnya motor itu ikut terjatuh.

Reflek, Ken langsung menarik tubuh Luna supaya gadis itu tidak terluka. Tapi sialnya Luna reflek mendorong tubuh Ken menggunakan dadanya. Hingga mereka jatuh dengan posisi ambigu.

Luna jatuh tepat di atas tubuh Ken, dan tanpa sengaja bibirnya menempel di pipi Ken. Seperti sengaja mencium pemuda itu, padahal hal itu terjadi begitu cepat tanpa dia sadari.

Bukannya mengeluh, tubuhnya yang terbentur tanah sama sekali tidak dia rasakan. Justru kecupan tak sengaja Luna yang membuatnya tersenyum. Sepersekian detik keduanya saling menatap. Luna terkejut karena tak sengaja mencium Ken, sedangkan Ken merasa menang banyak kali ini.

Cup

Dengan lancang, Ken mengecup bibir Luna, lalu bangkit dengan membawa serta Luna, karena dia tahu gadis itu tidak akan bisa berdiri sendiri.

"DASAR KURANG AJAR!" seru Luna tak terima, sebab bibirnya sudah ternodai oleh bibir Ken. Andai saja tangannya sudah terlepas, dia akan menonjok bibir Ken yang sudah lancang menyentuh bibirnya.

"Manis dan gue suka," ucap Ken, tak peduli akan kekesalan Luna.

Terpopuler

Comments

Felycia R. Fernandez

Felycia R. Fernandez

tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok

2025-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!