BERTEMU MR. CHARLIE
-‘Apa dia datang selama ini?’ batin Selena yang mulai lelah saat harus duduk dan berdiri beruang kali, bahkan dia tak segan meminta kopi ke pelayan agar tetap berjaga di sana. Sementara dari atas, ketiga anak angkat Charlie Bellucci masih memantaunya.
“Kau ingin mengerjainya? Bagaimana kalau Charlie tahu, dia akan marah.” Kata Clara yang memutar malas bola matanya.
“Itu tidak termasuk dalam peraturan di rumah ini. Apa aku salah Miles?” kata Damian kepada si cerdik, Miles.
“Tidak. Aku rasa tidak, karena Damian benar. Charlie tidak mengatakan peraturan selain jangan berurusan dengan polisi.” Kata Miles dengan jujur.
Clara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kecil. “Okay... Kita lihat seberapa sanggup dia berada di sini.” Katanya yang tersenyum kecil tak sabar.
Disaat berdiam diri, Selena menoleh ke belakang, lebih tepatnya ke atas lantai dua, yang mana dia sadar akan adanya tiga orang yang tadi memantaunya. Tentu, Selena hanya menyeringai kecil sampai jantungnya tiba-tiba berdegup kencang dan gugup ketika mendengar langkah kaki dari arah luar.
Sampai para pelayan termasuk Nora yang tiba-tiba berdatangan dan berbaris sejajar di dekat pintu. Namun Selena hanya menatap heran, bahkan keempat anak yang dia lihat pun mulai ikut berdiri di dekat Nora.
Namun sayangnya, keberadaan Selena di ruang tamu, memang sedikit berjarak sehingga dia hanya bisa mengintip saja. Mengintip kedatangan seorang pria berwibawa, berpawakan tinggi dan gagah, kulit Tan berpadu dengan kemeja hitam dengan dua lengan terlingkis dan celana hitam.
“Suruh dia menemuiku.” Pinta pria bernama Charlie Bellucci kepada Nora tanpa menghentikan langkahnya.
Pria itu bahkan berjalan dengan angkuh melewati keempat anak angkatnya yang diam dan tertunduk patuh. Tentu, Selena bisa melihat mereka berempat dengan penuh keheranan, sampai Nora menghampirinya usai si Mr. Charlie itu berbelok peri ke ruangan pribadinya.
“Ayo, ikut aku!” ajak Nora dengan tatapan yang sama dan nada suara yang sama.
Selena tersenyum dan langsung meraih tas besarnya serta merapikan pakaian sederhananya yang hanya dilapisi oleh mantel warna cokelat muda.
Saat berjalan mengikuti langkah Nora. Sekilas Selena menengok ke arah empat anak yang menatapnya dengan tatapan penuh ancaman dan ketidaksabaran.
“Sepertinya mereka tidak sabar untuk ku rawat!” kata Selena positif thinking atau memang kesengajaan nya karena dia tahu akan tatapan ketidaksukaan dari empat anak tadi terutama tatapan Damian dan Clara.
“Semoga saja.” Balas Nora menyeringai kecil seolah dia tahu bahwa ucapan Selena meleset. Karena sudah ada banyak pengasuh yang gagal dan memilih resign.
“Masuk saja, orang yang kau tunggu ada di dalam. Dan ingatlah, batasi senyuman mu jika kau tidak ingin dalam masalah.” Jelas Nora yang membuat Selena was-was.
Sambil menarik napas dalam-dalam dia segera membuka pintu hitam bergaris silver yang nampak sangat elegan dan mencengkram. Tapi jika dipikir-pikir lagi, kenapa akhir-akhir ini Selena hampir terbawa menjadi orang normal, padahal dia bisa berkelahi untuk apa takut.
Cklek!
Pintu terbuka, mata biru Selena menatap ke sosok pria gagah yang berdiri membelakanginya dan sibuk mengutak-atik sesuatu.
“Mr. Charlie?!”
Pria itu meletakkan benda yang dia bawa, menoleh sehingga garis wajahnya terlihat jelas berkarisma. “Kau bisa membaca?” tanya pria itu yang entah kenapa hanya dengan mendengar suaranya saja sudah membuat Selena gelagapan.
“I-iya. Aku bisa membaca, dan bisa lima bahasa, jika— ”
“Ada berkas di atas meja, ambil dan bacalah. Jika kau bisa bertahan, maka lanjutkan, jika tidak sanggup maka pergilah.” Kata Charlie dengan nada santai.
“Itu artinya aku sudah diterima?”
“Lakukan saja. Dan hilangkan senyuman dari wajahmu.” Kata Charlie yang masih dingin hingga Selena mencibirkan bibirnya dan segera berjalan maju meraih berkas dia tas meja, namun bukan di meja kerja Charlie.
Wanita itu menatap kertas putih yang hampir dia buka. “Pergi dan baca di luar. Nora akan mengurus sisanya.” Pinta pria itu yang akhirnya langsung dipatuhi oleh Selena. Namun sebelum benar-benar keluar, wanita cantik itu kembali berbalik menatap ke punggung Charlie dengan senyuman.
“Thank you, Mr. Charlie!” ucapnya lalu pergi.
Mendengar pintu tertutup, pria itu kembali menoleh, lalu menatap lurus dengan kerutan alis seolah ada ratapan di mata tajamnya yang indah.
Seperti yang diucapkan oleh Charlie Bellucci, Nora mengajak Selena ke kamar pribadinya. Kamar yang berbeda dan lain dari mess para pelayan, karena kamarnya masih ada di dalam mansion, sementara mess pelayan ada di samping mansion.
“Besok adalah hari yang besar untukmu, kuatkan tenaga dan kuatkan mental. Good luck! (semoga berhasil)!” kata Nora.
“Tunggu! Aku ingin bertanya sesuatu.”
“Katakan.”
“Apa keempat anak ini benar-benar anaknya? Aku tidak melihat adanya uban di rambut Mr. Charlie.” Kata Selena lain dari yang lain.
“Lakukan saja tugasmu, jangan menjadi mata-mata di sini. Dakota!” tegas Nora yang langsung melangkah pergi.
“Namaku Selena! okay!” balas Selena sedikit keras namun suara pintu tertutup lebih keras dan membuatnya tersentak kaget.
Tentu, dia segera duduk di ranjang empuknya yang sangat empuk, lebih empuk dari kasurnya. Dengan teliti dia membaca berkas mengenai keempat anak angkat Charlie Bellucci.
Cukup aneh bagi Selena, dia yakin keempat anak itu bukanlah anak kandung Charlie, atau mungkin saja salah satu diantaranya memang anak kandung Charlie? “Ayah yang sangat angkuh.” Kata Selena saat membaca peraturan paling bawah. <
“Cukup menarik.”
Wanita itu memasukan berkas tadi ke laci, mengganti pakaiannya dan bersiap untuk besok. “Lakukan sesuai kemampuanmu. Jadi sabar dan lembut adalah utama! Itu sangat mudah!” gumamnya penuh percaya diri.
Dia tak pernah gagal dalam misinya apalagi ini pekerjaan murni.
.
.
.
“Siapa wanita itu?” tanya Charlie yang kini duduk di sofa singel warna hitam, dengan tatapan tajam dan tegas mengarah ke Nora yang masih berdiri dihadapannya.
“Dia hanya wanita biasa Tuan. Dia baru pindah dari desa kecil di California.” Jelas Nora dengan sejujurnya seperti apa yang sudah dia baca asal-usul si wanita bernama Selena Dakota.
“Dia tinggal sendiri?”
“Ya. Orang tuannya sudah lama meninggal saat dia masih muda, dia anak tunggal Tuan.” Kata Nora yang masih penuh hormat.
Charlie terdiam mendengar penjelasan tentang pengasuh baru itu. Sambil meneguk segelas beer, pria itu menyuruh Nora pergi dan istirahat, tidak lupa juga dia mengatakan “Terima kasih.” Ucapnya yang membuat Nora betah di sana.
Meski Charlie angkuh dan tegas kepada pekerja lainnya, namun dengan Nora, dia masih mempunyai hormat dan sopan, kecuali kalau sedang marah.
“Bagaimana dengan anak-anak itu?” kata Charlie yang kembali menghentikan langkahnya Nora.
“Mereka masih sama. Nona Alma masih butuh perkembangan, saya harap dengan adanya Selena, dia bisa lebih terbuka.” Kata Nora tersenyum kecil.
“Awasi saja pengasuh itu, dan jangan ada yang membantunya.” Pinta Charlie sembari kembali meneguk habis beer nya dan tatapan tajam yang fokus ke depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Tiara Bella
Mr,Charlie wow pasti msh bujangan cocok ini br Selena Dakota....semangat ya selena bt hr pertama nya kerja jd pengasuh anak² nakal sh kynya....
2025-10-02
3
Delvyana Mirza
Pengasuh anakmuvitu mantan pembunuh bayaran Tuan Charlie jadi jangan khawatir dia pasti bisa menjaga anakmu,
2025-10-02
1