SSFA 5

" Mi.. Mami!! Eh.. Honey.. Kok pada pergi sih.. Mami!!! " Gemma berjalan cepat menyusul sang istri yang berlalu pergi ke dapur.

Jam makan siang hampir tiba. Ethena sengaja ke dapur untuk melihat persiapan makan siang. Menurutnya itu jauh lebih bermanfaat daripada menanggapi suaminya.

" Honey.. My sweety Na.. kok papi ditinggalin sih?? " protes Gemma sudah mirip suami tidak diberi jatah.

" Ck.. papi ini apaan sih? Malu dilihat mbaknya. " Ethena mendorong tubuh Gemma yang menempel padanya.

Gemma mencebikan bibirnya sedih. Lagian kenapa juga dengan mbak-mbak yang bekerja di mansionnya. Toh mereka juga sudah tahu kalau Ethena itu istrinya Gemma.

" Mami mah gitu.. Kenapa sih main pergi aja tadi? Papi kan bawa berita baik, mi. " Ethena memutar bola matanya malas.

Kabar baik katanya..

" Buat mami sama anak-anak kabar yang papi bawa tadi... B aja tuh. " mata Gemma terbelalak. Dia Shock. Istrinya sejak kapan bisa bicara seperti ini padanya. Ketularan Gia nih pasti.

" Kok gitu mi sih.. Keluarga Yanuar kan udah deket sama keluarga Pradipta dari dulu. Mami seharusnya antusias dong, sama kek papi gini. "

" Deket sama keluarga papi kan? Sama keluarga mami kan nggak deket tuh. " Ethena melengos. Gemma sukses melongo.

Ethena menjauh dari tubuh Gemma, malas dekat-dekat suaminya yang sedang kumat. Ethena berjalan mendekat ke arah meja makan. Dilihatnya menu makan siang yang sudah koki buat. Ethena tersenyum puas, melihat ada beberapa masakan kesukaan Sankara.

" Lagian papi kenapa sih heboh bener keluarga mereka mau dateng? Jangan bilang sama mami kalau papi ada niat terselubung ya. " mata Ethena memicing tajam menatap suaminya yang terlihat gelapan.

Fix..

Gemma pasti merencanakan sesuatu. Tentu saja Ethena tidak suka itu. Otak cerdiknya sudah bisa menebak akal bulus suaminya yang memang rada-rada ini.

Ya..

Rada-rada menyebalkan..

" Eh.. Nggak ya.. Jangan nuduh papi yang aneh-aneh dong, mi.. Papi kan cuma seneng aja keluarga Yanuar mau datang. Lama lho, papi nggak ketemu sama keluarga Yanuar. " Gemma mendekat, memeluk sang istri erat agar tidak dicerca pertanyaan-pertanyaan ala detektif yang nantinya bisa membongkar tujuannya.

" Sana minggir.. Pokoknya awas aja ya pi.. " Ethena menunjuk wajah suaminya, " Kalau sampai yang ada dipikiran mami bener. Papi tanggung sendiri akibatnya. "

GLEK...

***

Sankara baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sudah berganti pakaian, kini tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Digapainya ponsel yang ada di nakas kamarnya. Ada pesan dari salah satu temannya.

# Bin_TangSemesta

Bos.. Ntar malam balapan yuk!!

Hadiah gede bos..

# Sankara.

Oke..

Setelah membalas pesan Bintang, Sankara keluar kamar menuju ke kamar adiknya, Gia.

Ada hal yang perlu Sankara bahas, dan ini sangat penting menurutnya. Hanya Gia yang kebetulan bisa dia percaya melakukan apa yang dia mau.

" Dek.. " seru Sankara saat masuk kamar adiknya.

Seperti kamar-kamar cewek lainnya, kamar Gia full warna pink bercampur pastel. Ada tempat tidur mirip tempat tidur tuan putri dalam film Disney, yang juga berwarna pink. Semua perabotan di kamar yang luasnya tiga kali kamar normal ini juga berwarna pink.

Ada beberapa warna lainnya, seperti hijau dan kuning. Semua itu hadiah untuk Gia dari keluarga. Kalau Gia sendiri, pasti selalu memilih barang-barang berwarna pink.

" Eh abang... Ada apa nih? Tumben abang ke kamar adek. Hujan deres nih ntar malam. " celoteh Gia yang cukup terkejut melihat Sankara di kamarnya.

" Lo ambil jurusan desain fashion kan? " tanya San to the point, mengabaikan celotehan Gia tadi.

" Hm-mm.. "

" Kenal... Anci? "

" Ya.. "

" Eh tunggu.. Yang abang maksud Anci yang Anne Ciara itu kan? " San mengangguk.

" Yuhu... Ada something nih.. " Gia menaik turunkan alisnya, jangan lupa senyum liciknya itu.

" Jaga dia.. Kasih laporan tentang apapun yang terjadi tentang dia.. Bisa? " mata Gia berbinar mendengar ucapan San.

" Ohhh... Abang diem-diem udah posesif aja nih.. Dia tunangan Jerrel lho, bang. Kalau papi tahu, geger tuh pasti. " Gia tidak salah sih, emang Gemma sesensitif itu kalau menyangkut keluarga Pradipta.

" Urusan papi gampang. Pokoknya lo awasi Anci. Kalau ada apa-apa kasih tahu gue. " Gia mengangguk.

" Beres deh.. Gue jujur aja juga nggak suka Anci sama Jerrel.. " Gia memperlihatkan ekspresi kesal bercampur jijik.

" Masa iya Anci yang kek bidadari begitu tunangan sama penjaga pintu neraka. Kasian bener kan ya, bang. Jerrel beruntung, Anci buntung. " dalam hati San juga membenarkan.

" Tapi bang.. Cuma-cuma nih?? "

Sankara berdecak, hafal dia tabiat Gia yang selalu menuntut pamrih jika dimintai tolong. Sankara ingat kata-kata yang digaungkan Gia sejak kecil.

' Semuanya itu ada nilainya.. Dan nilai Gia itu mahal.. '

" Besok pagi mini cooper lo dateng. " setelah berkata itu, San memilih pergi dari kamar adiknya.

Gia mengerjab cepat. Otaknya masih mencerna ucapan Sankara barusan.

" Mini cooper... "

" Ah Abang.... I love You!! " teriak Gia dari kamarnya. Gia kegirangan karena akhirnya mobil impiannya bisa dia miliki.

Inilah kenapa Gia selalu menjadi pengikut setia Sankara dibanding Gemma, papinya. Karena menurut Gia, abangnya ini selalu totalitas kalau memberikan hadiah untuknya.

Nggak pakai mikir, nggak pakai nanti-nanti, dan nggak pakai tapi. Semua yang keluar dari mulut Gia pasti akan hadir di depan mata meskipun Sankara juga meminta sesuatu darinya sebelum memberi hadiah.

Tapi menurut Gia itu sepadan. Daripada papinya yang banyak ini itu tapi tetap nggak dibeliin. Alhasil, Gia malas membela papinya. Jadilah Gemma anggota keluarga paling tersingkir di mansion ini.

****

Malam yang dinanti Gemma akhirnya tiba. dia sudah berdiri di depan pintu mansion mewahnya, menyambut kedatangan keluarga Yanuar. Sendiri, karena ternyata Ethena justru menolak menyambut tamu. Bukan tamunya juga, Ethena jadi malas repot.

" Hai Gem.. Apa kabar nih? " sapa Budi Yanuar.

" Baik, Bud.. Lo gimana? Baik juga kan. " Budi mengangguk kemudian memeluk erat tubuh Gemma.

" Malam om... " Gemma langsung menengok belakang Budi.

Binar senang terlihat jelas dari raut wajah Gemma saat melihat siapa yang menyapanya.

" Gladys?? Bener kan ini Gladys?? " seru Gemma senang.

" Makin cantik aja sih anaknya pak Budi ini.. " yang dipuji ketawa ketiwi manja.

" Sering main sini lah.. Ada San sama Gia. Masih inget kan dua anak om kan? " Gladys mengangguk antusias.

" Aku kan satu kampus sama San, om.. Tadi aja di kampus aku ketemu sama San.. Aku ajak dia balik bareng dianya nggak mau om. " adu Gladys.

Dalam hati Gemma kesal juga mendengar aduan Gladys. Putranya itu memang menyebalkan, dan Gemma suka kesal melihat tingkah Sankara.

" Hehe.. Maafin putra om ya cantik. Emang gitu San nya. " Gemma meringis tak enak hati.

" Udah nggak apa sih, Gem.. Namanya juga anak-anak. Kali aja San nya malu. " Budi membesarkan sahabat dekatnya ini.

Dari dalam mansion, Ethena dan Gia sudah mual-mual mendengar percakapan orang-orang aneh di luar sana. Apa katanya tadi, San malu. Daripada dibilang malu, San lebih ke anti cewek gatel deh kayanya.

Melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana sikap lebay Gemma. Rasanya Ethena pengen getok kepala suaminya pakai centong nasi, tapi takut kualat. Jadi Ethena sabar-sabarkan saja.

Untung saja San tidak ada di mansion. San sudah pergi sejak sore tadi dan Gemma yang saat itu ada di ruang kerja tidak tahu kepergian putranya. Ethena sendiri juga tidak memberi tahu, biarlah Gemma malu nanti.

" Papi mu minta di geprek ini, Gi.. Masa San mau disodorin ke cewek jelek itu sih? Mami ndak Terima. " protes Ethena.

" Sama, mi.. Papi ini perlu dibawa ke dokter mata biar nggak keder gitu matanya. Modelan orang-orangan sawah aja dipuji-puji. " ujar Gia yang juga tidak suka pada Gladys.

" Masih mending Anci banget lah ini.. " gumam Gia lirih, tapi masih bisa didengar Ethena.

" Anci?? Siapa itu Gi? "

Gia langsung gugup. Dia keceplosan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!