Rona terbangun dengan kepala berdenyut, sisa mabuk semalam masih menekan pelipisnya. Pandangannya kabur sesaat sebelum akhirnya fokus pada langit-langit putih apartemen mewah yang asing baginya. Saat tubuhnya bergerak resah, matanya sontak membelalak—di sisi ranjang, Samudra, sahabat lelakinya, tertidur pulas dengan wajah tenang. Lebih mengejutkan lagi, ia mendapati pakaiannya telah berganti menjadi piyama, seakan ada yang merawatnya ketika ia tak sadarkan diri. Seketika darahnya berdesir, tubuhnya kaku, lalu teriakan panik meluncur dari bibirnya, memecah keheningan pagi itu.
"Aaarghhh....!"
suara triakan Rona seperti gema yang membangun kan Sam dari mimpinya, ia mengerjapkan kedua matanya saat menatap gadis yang ada di sampingnya itu. "Ada apa Na?" tanya Sam dengan suara serak khas bangun tidur.
Bukkk...! Rona menimpuk kepala Sam saat ia beranjak duduk dari tidurnya. "Astaga..! gue baru melek, udah main timpuk aja lu. Nyawa gue belum kumpul ini."
"Brengs*k!! lo apain gue semalam hah!!" bentak gadis itu merasa tak terima, namun tatapan matanya justru terfokus pada sesuatu yang menonjol dari bawah, milik Sam. "Aaarghh anj*rr lo..!" Dugg, brukk..! spontan Rona menendang Sam hingga terjungkal di atas lantai.
"Aduuhhh, mimpi apa si gue semalem yak. Bangun bangun udah di kdrt gini." rengeknya saat mengelus pantatnya yang terbentur lantai, juga miliknya yang linu. "Tega bener lu Na, masa depan gue ini. Kasian kan si junior."
"Lagian, gue lagi kesel ya, tiba tiba bangun malah satu ranjang sama elu. Bisa bisa nya itu punya lu bangun!"
"Ini udah naluriah lelaki Na, kalo bangun tidur pasti junior juga bangun.
Lagian semalem siapa suruh teler, baju lo kena muntahan tuh, di ganti sama ibu art yang biasa beberes di apartemen gue. Jan fitnah dulu ngapa."
"Alaah akal akalan lu aja kan, pasti mikir ngeres kan otak lu, dasarnya mesum!
Terus kenapa jadi tidur seranjang!"
"Elu yang narik tangan gue ke ranjang, gue udah capek banget, ya udah lah gue ikut tidur. Sumpah gue gak macem macem, rasain aja sendiri perih gak, pada pegel pegel gak, ada merah merah gak di leher ama badan lu."
Bukk...! lagi lagi Rona melemparkan bantal ke wajah tampan Samudra yang masih setengah sadar. "Apal bener lu, udah sering ya!!"
"Duhh ssshh bener bener gue di kdrt. Serah lu dah mau ngomong apa, yang jelas gue gak sentuh elo yah, takut di hajar gue sama kak Raymond."
"Ya udah, buruan bikin makanan,gue laper!"
"Ya Tuhan, dosa apa hamba, udah sakit gini malah disuruh masak. Gue cip*k juga lu.." gerutunya.
"Ngomong apa barusan!"
"Enggak, tajem bener itu kuping. Iya gue masakin, yang simpel aja ya."
"Serah, yang penting bisa dimakan."
Selesai berjibaku dengan wajan dan kompor di dapur, kini Samudra menyiapkan sarapannya di atas meja. Suara pintu terbuka, Rona keluar dari kamar dengan memakai kemeja milik Sam. "Baju lu gue pinjem ya."
"Buat lo aja dah, masih baru kan yang itu. Gak usah dibalikin."
"Wihh, makasih besti. Padahal kemeja mahal loh ini."
"Gak usah sok kismin, lu juga bisa kali beli selusin kemeja model gitu mah."
"Iya deh iya, eh waaah enak nih kayaknya. Gue makan ya."
"Gak usah, dilihat aja."
"iih ambekan.
Duh ehak bahet ihi." pujinya dengan mulut penuh makanan.
"Telen dulu kali, baru ngomong."
"Eh btw, gimana burung lu. Masih ngilu."
"Astaga, lu kalo ngomong di filter dulu ngapa Na, merinding gue denger nya." delik Sam ke arah Rona yang sedang cekikikan, justru membuat bulu kuduknya merinding.
"Eh, kalo gue hamil tanggung jawab ya lo..!"
"Ya Tuhan, iya deh nikah sekarang aja hayuk lah, daripada lu kagak percaya..!"
"Ogah lah, mau makan apa gue nikah ama lu sekarang, gue hobby jajan loh."
"Ngejek ya, lu habisin aja tuh uang di saldo gue. Gak bakal abis lu pake buat jajan ampe nenek nenek juga."
"Wizz sultan muda rupanya, lagi menyamar."
"Ck..korban sinetron, udah buruan makannya, gue takut bokap lo keburu pulang. Motor gue udah di ambil tadi, udah nangkring di parkiran."
"Iya iya ah lagi nikmatin makanan juga."
"Heran gue, banyak makan tapi body lu kurus aja."
"Ini langsing bukan kurus anjay..! Eh gini gini jadi body idaman tau, makanya banyak yang iri sama gue."
Belum selesai Rona bicara, namun Sam sudah menyeretnya ke depan pintu, dan menariknya memasuki lift. "Uhuk uhukk..tega lu, gue keselek beg*..!"
"Nih, minum yang banyak." seloroh nya sambil menyodorkan botol air mineral.
Di kota lain, pak Aris dan Raymond baru saja selesai melakukan kunjungan resmi di salah satu cabang perusahaan baru yang telah di bangun satu tahun lalu. Rencana nya, mereka menginginkan pimpinan baru, karena yang lama terkena scandal politik. Manager menginginkan Raymond untuk menjadi pimpinan disana sebagai pengganti yang lama, namun pak Aris menolak karena beliau menginginkan Raymond untuk bekerja di perusahaan pusat.
Mereka pulang dan sampai rumah tepat menjelang senja, dimana Rona masih seperti kebiasaan nya bermain game dengan kaki di atas, dan kepalanya berada di bawah bantal sofa.
Para pelayan menyambut kedatangan tuan besar dan tuan muda, hanya Rona yang masih berada di posisi itu. "Betah banget main hape." sindir Raymond saat ia duduk di samping kepala Rona.
"Rona, duduk yang benar! Bagaimana bisa seorang gadis duduk posisi terbalik? Duduk yang benar!"
"Iya ayah.." jawabnya lesu, lalu ia mendudukkan dirinya dengan posisi yang benar.
"Katanya semalam kamu pergi, kemana?" tanya pak Aris penuh selidik.
'mampus gueeee.. ' pekiknya di dalam hati.
"Main ke penthouse kok yah."
"Jangan bohong! Kamu pikir ayah percaya, ayah menaruh orang di berbagai penjuru buat awasin kamu Rona!"
"Ayah lebay banget si!"
"Kamu menginap di apartemen Samudra kan? Kamu mabok semalam!!"
"Eng-enggak kok yah.."
"Dek, jawab jujur. Kakak gak suka kalo kamu berbohong."
"Habis Rona kan jenuh, bosan, kesepian! Masa iya harus mengulang waktu kaya masih bocah, nyuruh para pelayan buat jadi mainannya Rona!"
"Tapi kan pelarian kamu gak harus clubbing juga dek, kamu mabok bikin repot Samudra kan jadinya."
"Kok kakak belain Samudra sih, kakak gak tahu kan kejadian sebernarnya gimana di apartemen."
"Memang terjadi apa? Coba katakan!" cecar pak Aris.
"Mmm baju aku kan kotor kena muntahan, jadi baju ku di ganti. Dan kami tidur seranjang."
"Lalu, kamu menyalahkan Samudra? Yang mengganti pakaian mu kan art yang biasanya beberes di apartemen nya dia, kamu tidur seranjang, emang gak inget yang narik Samudra satu selimut siapa..?" cecar pak Aris lagi.
"Haahhh...." gadis itu hanya membeo tak percaya.
"Hah hoh hah hoh..kamu loh narik dan maksa Samudra buat tidur satu ranjang, padahal dia mau tidur di sofa. Dia menjaga diri kamu banget, malah kamu tuduh yang tidak tidak."
"A-ayah tau darimana?"
"Dek, ayah kan mata matanya ada di setiap sudut. Setelah kejadian Steve, ayah jadi protektif sama kamu." ucapnya lembut menenangkan.
"Minta maaf sana, sekalian berterima kasih..!"
"What the f*ck.. Oh my..gsss..
Aaaargghhsss...!" gadis itu merasa kesal, ia berlari menuju kamarnya.
"Apa gak terlalu galak ayah, Rona pasti sedih."
"Biarin, anak itu emang harus di tegasin biar gak manja dan sewenang-wenang terus."
Haii guys, mampir juga yuk ke karya teman ku 🥰 👇
Judul : Jadi Kesayangan Suami Konglomerat
Author : Silvia Rosyta
Menceritakan tentang kisah gadis sederhana yang berasal dari desa pergi ke kota untuk bekerja, namun tanpa sengaja bertemu dengan CEO kaya raya yang sedang dalam pengaruhi oleh obat.
Mau tahu kelanjutan kisahnya, segera mampir🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🌹Widianingsih,💐♥️
Rona, emang perlu dididik sopan santun dan agama, kayaknya akhlak nya kurang dipupuk ya, jadi suka melawan.
2025-09-22
1
🌹Widianingsih,💐♥️
kok bisa tau semua yang terjadi di apartemen.....apa samudra yang cerita ya ?
2025-09-22
1
Nurika Hikmawati
Bukan salah si Sam Na. emang bawaannya begitu kalau pagi 😂😂
2025-09-22
1