Bab 4: Sembilan Harta Karun Naga

Keputusan Elara disambut dengan ledakan amarah.

"KAU SUDAH GILA, ELARA?" raung Lyra, mencengkeram lengan putrinya. "Kau akan membiarkan pecundang ini membunuh ibuku dengan omong kosongnya?"

"Ini bukan hanya omong kosong, ini tindakan kriminal!" sela Kevin dengan nada profesional yang marah. Ia menatap Jay dengan jijik. "Sebagai dokter, aku tidak akan pernah membiarkan ini terjadi. Dokter, Anda harus menghentikan ini!"

Dokter kepala itu tampak serba salah, terjebak di antara etika medis dan keputusasaan sebuah keluarga. "Nyonya Tremaine, suami Anda tidak memiliki kualifikasi medis. Rumah sakit bisa dituntut jika terjadi sesuatu."

Di tengah kekacauan itu, Elara berdiri teguh. Keputusan yang ia ambil memberinya kekuatan aneh yang belum pernah ia rasakan. "Dokter," katanya dengan suara yang jelas, menatap langsung ke mata sang dokter. "Anda sendiri yang bilang sudah tidak ada harapan, bahwa kami harus bersiap untuk kemungkinan terburuk. Jika memang sudah tidak ada harapan, apa ruginya kami mencoba? Saya, sebagai perwakilan keluarga, akan menandatangani surat pernyataan apa pun, membebaskan rumah sakit dari semua tanggung jawab."

Argumen itu membungkam mereka semua. Secara hukum, itu adalah jalan keluar bagi pihak rumah sakit. Dokter itu ragu sejenak, lalu mengangguk pasrah. "Baiklah. Tapi semua risiko ada di tangan Anda."

Kevin menatap Elara tak percaya. "Elara, sadarlah!"

Tapi Elara tidak lagi mendengarkan. Ia menoleh pada Jay. "Apa yang kau butuhkan?"

Kevin tertawa sinis. "Benar. Sekarang di mana kau akan mencari 'herbal ajaib' dan jarum perak pada jam sepuluh malam seperti ini? Apotek sudah tutup, dukunmu juga mungkin sudah tidur."

Jay tidak menghiraukan cemoohan itu. Ia mengeluarkan sebuah ponsel tua dari sakunya, model lama yang layarnya bahkan tidak berwarna. Ia menekan beberapa tombol panggil cepat.

Panggilan itu tersambung. "Paman Chen, ini aku," kata Jay pelan, suaranya terdengar berbeda, lebih tegas. "Aku butuh 'Sembilan Harta Karun Naga'. Segera. Kirim ke lobi Rumah Sakit Pusat Silverhaven. Ini darurat."

Hanya itu. Ia tidak menunggu jawaban dan langsung menutup telepon.

"Paman Chen? Sembilan Harta Karun Naga?" Kevin menggelengkan kepalanya dengan iba. "Drama macam apa lagi ini?"

Keluarga Tremaine menatap Jay seolah ia orang aneh, menunggu lelucon ini berakhir. Namun, kurang dari lima belas menit kemudian, seorang pria paruh baya berjaket kurir sederhana masuk ke lobi. Ia membawa sebuah kotak kayu tua yang dipernis gelap. Ia melihat sekeliling, matanya bertemu dengan Jay, lalu ia berjalan mendekat.

"Tuan," katanya dengan nada hormat yang aneh, menyerahkan kotak itu. Ia membungkuk sedikit sebelum berbalik dan pergi tanpa sepatah kata pun.

Seluruh proses itu begitu cepat dan efisien hingga terasa sureal. Kotak kayu di tangan Jay terasa berat dan nyata.

Dengan izin yang enggan dari perawat, Jay membawa kotak itu ke ruang ICU. "Hanya Elara yang boleh masuk," katanya tegas.

Lyra dan Kevin terpaksa menunggu di luar, mengamati lewat jendela kaca dengan amarah dan rasa penasaran yang saling bertentangan.

Di dalam ruangan, Jay membuka kotak itu. Aroma herbal yang kuat, tanah, dan rempah langsung memenuhi udara. Di dalamnya, terbungkus kain sutra, terdapat sembilan jenis akar dan daun kering yang tampak aneh, serta satu set jarum perak panjang yang berkilau redup di bawah cahaya lampu ICU.

Dengan ketenangan seorang ahli bedah, Jay mulai bekerja. Ia memasukkan beberapa jenis herbal ke dalam ketel listrik kecil yang ia minta dari perawat, menyeduhnya dengan air panas. Sementara menunggu, ia mengambil jarum perak.

Elara menahan napas. Ia melihat suaminya yang biasanya hanya terampil memegang sapu, kini memegang jarum-jarum tajam itu dengan keanggunan. Tanpa ragu, ia menusukkan jarum pertama di titik antara ibu jari dan telunjuk neneknya. Lalu di pergelangan tangan, leher, dan di sekitar dada. Setiap tusukan tepat, cepat, dan tanpa keraguan.

Di luar, Kevin menempelkan wajahnya ke kaca. "Gila! Dia menusuk titik Neiguan dan Shenmen! Itu titik vital! Salah sedikit saja bisa menghentikan jantungnya!"

Lyra hampir pingsan karena ngeri.

Jay mengabaikan dunia luar. Setelah semua jarum terpasang, ia menuangkan ramuan herbal yang sudah jadi ke dalam cangkir. Uapnya yang beraroma aneh terasa pekat. Dengan lembut, ia membuka sedikit mulut sang nenek dan meneteskan cairan itu perlahan-lahan.

Semua hening. Yang terdengar hanyalah bunyi monoton dari monitor jantung di samping ranjang.

Bip... bip... bip...

Bunyinya lemah dan tidak teratur. Angka di layar menunjukkan detak jantung di 45, tekanan darah sangat rendah. Garis di monitor tampak kacau. Itu adalah ritme kematian.

Jay berdiri diam di samping ranjang, matanya terpejam seolah sedang berkonsentrasi.

Satu menit berlalu. Tidak ada perubahan.

Dua menit. Lyra mulai menangis histeris di luar.

Lalu, sesuatu terjadi.

Bip... Bip... Bip...

Bunyi itu menjadi sedikit lebih kuat. Garis di monitor yang tadinya kacau mulai membentuk pola yang lebih teratur.

Mata Kevin membelalak. Angka detak jantung perlahan naik. 48... 52... 55...

Tekanan darah juga merangkak naik.

Bip... Bip... Bip... Bip...

Ritme itu semakin stabil, semakin kuat. Detak jantung kini mencapai 65. Garis di monitor kini menunjukkan ritme sinus yang normal dan sehat. Wajah Nyonya Besar Tremaine yang tadinya pucat kebiruan, perlahan mulai dialiri warna merah samar.

Di luar jendela, rahang Kevin jatuh terbuka. Ia menatap angka-angka di monitor, lalu menatap Jay, lalu kembali ke monitor. Itu tidak mungkin. Secara medis, itu sama sekali tidak mungkin.

Dokter kepala yang ikut mengamati dari lorong juga membeku di tempat, matanya terpaku pada layar monitor yang kini menampilkan tanda-tanda kehidupan yang stabil.

dengan suara yang jelas dan mantap dari monitor jantung.

Bip... Bip... Bip...

Sebuah suara yang beberapa menit lalu mereka yakini tidak akan pernah mereka dengar lagi. Suara kehidupan yang direbut kembali dari ambang kematian oleh seorang menantu yang mereka anggap tak berguna.

Episodes
1 Bab 1: Tetesan yang Tak Tumpah
2 Bab 2: Hadiah dan Sebuah Panggilan Telepon
3 Bab 3: Vonis dan Bisikan Harapan
4 Bab 4: Sembilan Harta Karun Naga
5 Bab 5: Gema di Keheningan
6 Bab 6: Harga Sebuah Keajaiban
7 Bab 7: Jalur Penebang Kayu yang Terlupakan
8 Bab 8: Truk Tua dan Jejak yang Hilang
9 Bab 9: Tanda Batu Segitiga
10 Bab 10: Angka di Ambang Batas
11 Bab 11: Gema Kemenangan
12 Bab 12: Gema Badai Pertama
13 Bab 13: Konvoi Pertama dan Mata yang Meremehkan
14 Bab 14: Serangan Balik dari Menara Gading
15 Bab 15: Peta Tua dan Tinta Merah
16 Bab 16: Serigala di Ambang Pintu
17 Bab 17: Jejak Roda di Jantung Gunung
18 Bab 18: Pergeseran Komando
19 Bab 19: Hadiah untuk Suryo Wijoyo
20 Bab 20: Jaring untuk Sang Pemburu
21 Bab 21: Pesan dari Lembah Seroja
22 Bab 22: Gema di Lantai Bursa
23 Bab 23: Gema dari Masa Lalu
24 Bab 24: Serigala Memakan Serigala
25 Bab 25: Kasir Para Raja
26 Bab 26: Alias dan Alibi
27 Bab 27: Selamat Datang di Jenewa, Tuan Thomas
28 Bab 28: Pertarungan Sunyi di Sarang Naga
29 Bab 29: Menciptakan Hantu
30 Bab 30: Mesin Gelap Mulai Bekerja
31 Bab 31: Mengguncang Sarang Musuh
32 Bab 32: Perburuan Balasan
33 Bab 33: Mata-Mata di Silverhaven
34 Bab 34: Bayangan yang Membayangi
35 Bab 35: Sang Pemburu yang Diburu
36 Bab 36: Tawaran di Bawah Patung Merpati
37 Bab 37: Kebohongan Sang Mata-Mata
38 Bab 38: Langkah Pertama Sebuah Kerajaan
39 Bab 39: Investasi dan Anomali
40 Bab 40: Benang Merah dari Masa Lalu
41 Bab 41: Jejak di Arsip yang Terbakar
42 Bab 42: Nama dari Masa Lalu
43 Bab 43: Desa di Ujung Dunia
44 Bab 44: Keheningan di Desa Sinar Senja
45 Bab 45: Gema di Atas Air
46 Bab 46: Dua Pilar Terakhir
47 Bab 47: Permainan di Atas Air
48 Bab 48: Protokol Ombak Tenang
49 Bab 49: Gerakan Sang Pelindung
50 Bab 50: Tiga Pilar Valerius
51 Bab 51: Tiba di Sarang Serigala
52 Bab 52: Rencana di Dalam Benteng
53 Bab 53: Tiga Detik di Ruang Catur
54 Bab 54: Gema dari Bawah Meja
55 Bab 55: Proyek Seroja Dua
56 Bab 56: Suara di Dalam Gudang
57 Bab 57: Perang untuk Gunung Hantu
58 Bab 58: Profil Sang Pengkhianat
59 Bab 59: Tiga Umpan di Atas Papan Catur
60 Bab 60: Ular di Dalam Taman
61 Bab 61: Umpan Pertama Telah Dimakan
62 Bab 62: Operasi Kakek Jaga
63 Bab 63: Operasi Kakek Jaga 2
64 Bab 64: Percakapan Lintas Benua
65 Bab 65: Penantian di Ambang Pintu
66 Bab 66: Malam Sebelum Perburuan
67 Bab 67: Pertunjukan untuk Sang Pemburu
68 Bab 68: Perubahan Strategi
69 Bab 69: Kontak Pertama di Pesta Dansa
70 Bab 70: Debat Tengah Malam dan Umpan Baru
71 Bab 71: Mempersiapkan Panggung
72 Bab 72: Pertarungan di Ruang Rapat
73 Bab 73: Keputusan di Sarang Laba-laba
74 Bab 74: Naskah untuk Sang Musuh
75 Bab 75: Latihan Perang di Ruang Kerja
76 Bab 76: Permainan di Ruang Rapat
77 Bab 77: Analisis Kemenangan dan Perangkap Baru
78 Bab 78: Hari Pertama
79 Bab 79: Tikus Menemukan Keju
80 Bab 80: Kuda Troya
81 Bab 81: Menelan Umpan Beracun
82 Bab 82: Umpan Dilempar ke Sarang Musuh
83 Bab 83: Anomali di Atas Kertas
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1: Tetesan yang Tak Tumpah
2
Bab 2: Hadiah dan Sebuah Panggilan Telepon
3
Bab 3: Vonis dan Bisikan Harapan
4
Bab 4: Sembilan Harta Karun Naga
5
Bab 5: Gema di Keheningan
6
Bab 6: Harga Sebuah Keajaiban
7
Bab 7: Jalur Penebang Kayu yang Terlupakan
8
Bab 8: Truk Tua dan Jejak yang Hilang
9
Bab 9: Tanda Batu Segitiga
10
Bab 10: Angka di Ambang Batas
11
Bab 11: Gema Kemenangan
12
Bab 12: Gema Badai Pertama
13
Bab 13: Konvoi Pertama dan Mata yang Meremehkan
14
Bab 14: Serangan Balik dari Menara Gading
15
Bab 15: Peta Tua dan Tinta Merah
16
Bab 16: Serigala di Ambang Pintu
17
Bab 17: Jejak Roda di Jantung Gunung
18
Bab 18: Pergeseran Komando
19
Bab 19: Hadiah untuk Suryo Wijoyo
20
Bab 20: Jaring untuk Sang Pemburu
21
Bab 21: Pesan dari Lembah Seroja
22
Bab 22: Gema di Lantai Bursa
23
Bab 23: Gema dari Masa Lalu
24
Bab 24: Serigala Memakan Serigala
25
Bab 25: Kasir Para Raja
26
Bab 26: Alias dan Alibi
27
Bab 27: Selamat Datang di Jenewa, Tuan Thomas
28
Bab 28: Pertarungan Sunyi di Sarang Naga
29
Bab 29: Menciptakan Hantu
30
Bab 30: Mesin Gelap Mulai Bekerja
31
Bab 31: Mengguncang Sarang Musuh
32
Bab 32: Perburuan Balasan
33
Bab 33: Mata-Mata di Silverhaven
34
Bab 34: Bayangan yang Membayangi
35
Bab 35: Sang Pemburu yang Diburu
36
Bab 36: Tawaran di Bawah Patung Merpati
37
Bab 37: Kebohongan Sang Mata-Mata
38
Bab 38: Langkah Pertama Sebuah Kerajaan
39
Bab 39: Investasi dan Anomali
40
Bab 40: Benang Merah dari Masa Lalu
41
Bab 41: Jejak di Arsip yang Terbakar
42
Bab 42: Nama dari Masa Lalu
43
Bab 43: Desa di Ujung Dunia
44
Bab 44: Keheningan di Desa Sinar Senja
45
Bab 45: Gema di Atas Air
46
Bab 46: Dua Pilar Terakhir
47
Bab 47: Permainan di Atas Air
48
Bab 48: Protokol Ombak Tenang
49
Bab 49: Gerakan Sang Pelindung
50
Bab 50: Tiga Pilar Valerius
51
Bab 51: Tiba di Sarang Serigala
52
Bab 52: Rencana di Dalam Benteng
53
Bab 53: Tiga Detik di Ruang Catur
54
Bab 54: Gema dari Bawah Meja
55
Bab 55: Proyek Seroja Dua
56
Bab 56: Suara di Dalam Gudang
57
Bab 57: Perang untuk Gunung Hantu
58
Bab 58: Profil Sang Pengkhianat
59
Bab 59: Tiga Umpan di Atas Papan Catur
60
Bab 60: Ular di Dalam Taman
61
Bab 61: Umpan Pertama Telah Dimakan
62
Bab 62: Operasi Kakek Jaga
63
Bab 63: Operasi Kakek Jaga 2
64
Bab 64: Percakapan Lintas Benua
65
Bab 65: Penantian di Ambang Pintu
66
Bab 66: Malam Sebelum Perburuan
67
Bab 67: Pertunjukan untuk Sang Pemburu
68
Bab 68: Perubahan Strategi
69
Bab 69: Kontak Pertama di Pesta Dansa
70
Bab 70: Debat Tengah Malam dan Umpan Baru
71
Bab 71: Mempersiapkan Panggung
72
Bab 72: Pertarungan di Ruang Rapat
73
Bab 73: Keputusan di Sarang Laba-laba
74
Bab 74: Naskah untuk Sang Musuh
75
Bab 75: Latihan Perang di Ruang Kerja
76
Bab 76: Permainan di Ruang Rapat
77
Bab 77: Analisis Kemenangan dan Perangkap Baru
78
Bab 78: Hari Pertama
79
Bab 79: Tikus Menemukan Keju
80
Bab 80: Kuda Troya
81
Bab 81: Menelan Umpan Beracun
82
Bab 82: Umpan Dilempar ke Sarang Musuh
83
Bab 83: Anomali di Atas Kertas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!